tag:blogger.com,1999:blog-52102977274492853282024-03-13T09:46:03.465-07:00Keluarga AnggurSebuah blog tentang parenting dan keluargaUnknownnoreply@blogger.comBlogger45125tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-71707196275449283362020-10-27T22:14:00.004-07:002020-10-27T22:14:51.871-07:00PIJATAN YANG MEMBENTUK KENANGAN<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Beberapa waktu lalu kami sekeluarga
berkesempatan piknik ke pantai. Tentu dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan. Kami memilih pantai yang tidak ramai, menghindari kerumunan, tetap
memakai masker dan cuci tangan atau memakai handsanitizer.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pulang dari pantai, karena lelah, suami
saya tiduran di lantai. Lalu anak saya dan sepupunya datang menghampiri dan
dengan sukarela menawarkan diri untuk memijat. Tentu saja suami saya tidak
menolak. Sungguh pemandangan yang lucu sekali. Sambil tertawa, dua anak ini
memijat dengan sungguh-sungguh meski tenaga mereka sebetulnya tak seberapa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">By
the way</span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"> ayah bunda
yang baik, Anda punya kenangan memijat atau dipijat orang tua waktu Anda kecil
dulu?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Saya punya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Waktu kecil dulu, ibu sering meminta
saya memijat punggung dan kakinya. Kalau ibu terlalu capek dan pijatan saya
kurang kuat, ibu meminta saya menginjak-injak punggung dan kaki beliau. Atau kalau
ibu sedang pusing, ibu meminta saya menarik-narik rambutnya. Lucu juga kalau
mengingat-ingat kembali saat-saat itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pijat memang bisa bikin badan lebih
enak, lebih segar, lebih rileks. Namun tak hanya itu, pijat ternyata mengandung
pembelajaran parenting yang cukup penting.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Dalam sebuah kajian parenting yang
saya tonton di youtube, ustadz Bendri Jaisyurahman pernah berkata bahwa seorang
ibu, bila ingin dekat bahkan dirindukan selalu oleh anaknya, maka salah satu
kemampuan yang harus dimiliki ialah kemampuan memijat. Tentu ini tak hanya
berlaku bagi ibu saja, tapi saya rasa seorang ayah pun perlu melakukannya. Dan
tak harus ahli, maksudnya, Anda tak
harus jadi ahli pijat yang menguasai semua titik syaraf, meski kalau
Anda menguasainya maka itu lebih baik. Yang penting Anda memijat anak dengan
tulus saja, itu sudah cukup.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mengapa dalam pijat ini ada
pelajaran parentingnya???<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pertama</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, karena pijat ini erat kaitannya
dengan sentuhan. Dan kalau kita berbicara tentang parenting, sentuhan antara
orang tua dan anak punya arti yang sangaaaaat penting. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Saya jadi ingat sebuah brosur dari
rumah sakit tempat saya melahirkan anak saya dulu. Brosur itu mengatakan sebuah
kalimat yang terus saya ingat sampai sekarang “<i>Bagi bayi, sentuhan itu sama pentingnya seperti nutrisi dalam makanan</i>”.
Saya rasa tidak hanya bagi bayi. Sentuhan sangat bermakna bagi semua orang,
termasuk yang sudah dewasa sekalipun. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sentuhan itu (dalam artian positif)
bisa menjadi cara untuk menunjukkan kasih sayang, cara untuk menenangkan, cara
untuk menunjukkan empati, cara untuk memberikan semangat, bahkan bisa menjadi
cara untuk menyembuhkan. Dan pijat bisa menjadi salah satu bentuk sentuhan itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Jadi, kalau kita ingin menunjukkan
kasih sayang pada anak-anak kita, ingin menenangkan mereka ketika mereka sedang
risau bin galau, ingin menunjukkan empati pada apa yang sedang mereka rasakan,
ingin memberikan suntikan semangat, bahkan menyembuhkan mereka ketika sakit
fisik maupun batinnya, maka pijatlah mereka, dengan tulus dan tanpa pamrih.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Kedua</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, karena pijat ini bisa menjadi cara
untuk membangun kedekatan dengan anak-anak kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sekarang ini, <i>gadget</i> kerap kali mendekatkan yang jauh sekaligus menjauhkan yang
dekat. Sehingga meski secara fisik kita dan anak-anak dekat, tinggal dalam satu
atap, bahkan duduk bersebelahan di satu ruangan namun hati terasa jauh. Media
sosial membuat kita tahu kabar terbaru tentang artis dalam maupun luar negeri,
namun tidak tahu kabar terbaru tentang anak kita sendiri. Macam-macam aplikasi
membuat masing-masing anggota keluarga jadi sibuk sendiri. Sehingga bermain
dengan <i>gadget</i> lebih menarik daripada
bermain dengan orang tua ataupun anak. Alhasil, kedekatan menjadi barang langka
di keluarga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah, pijat bisa jadi sarana untuk
menumbuhkan dan mempererat kedekatan itu. Sambil kita memijat anak atau dipijat
anak, kita bisa sambil mengobrol santai, bercerita tentang banyak hal, curhat,
bahkan membincangkan mimpi-mimpi ke depan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ketiga</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, karena pijat bisa menjadi
kenangan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mengasuh anak itu intinya dua. Pertama,
membentuk kebiasaan-kebiasaan baik yang berujung pada pembentukan karakter yang
baik pula. Dan kedua, menciptakan kenangan yang akan berguna di masa depan.
Salah satu hal yang membentuk kita dalam perjalanan hidup ini adalah kenangan.
Kenangan yang membahagiakan akan membentuk pribadi kita, pun dengan
kenangan-kenangan yang buruk atau menyakitkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Demikian halnya dengan kenangan anak
terhadap orang tuanya. Adalah hal yang bagus bila seorang anak punya banyak
kenangan yang membahagiakan bersama orang tuanya. Ini akan turut membentuk
pribadinya dan akan mempengaruhi caranya mengasuh saat kelak menjadi orang tua.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah, dipijat atau memijat orang tua
bisa menjadi kenangan yang membahagiakan untuk diingat dan menjadi bekal untuk mengasuh
generasi berikutnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Jadi ayah bunda yang baik, yuk mulai
membiasakan memijat anak, ketika mereka akan tidur, ketika mereka sedang lelah,
atau di momen-momen yang lain. Tak ada salahnya pula meminta mereka memijat
kita dan menjadikannya momen yang indah untuk dikenang. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">-Self reminder-<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="font-family: Verdana, sans-serif; text-align: justify;">Semoga bermanfaat</span> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-HrB9CHNbd8c/X5j99ESASqI/AAAAAAAAAZU/c9S-ZVLCiBABJy04RShhWHP3KFUd9eRsgCLcBGAsYHQ/s2048/20201028_120647.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="216" src="https://1.bp.blogspot.com/-HrB9CHNbd8c/X5j99ESASqI/AAAAAAAAAZU/c9S-ZVLCiBABJy04RShhWHP3KFUd9eRsgCLcBGAsYHQ/w288-h216/20201028_120647.jpg" width="288" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by Keluarga Anggur<br /></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-47167156235557527742020-09-22T05:04:00.002-07:002020-09-22T05:04:31.973-07:00AYAH BUNDA HARUS BELAJAR MEMBACA (LAGI)<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-QlnvkIzT7sk/X2noA-tnO_I/AAAAAAAAAWU/shC439ZdCRYuaERAICWopfJegG8RONp1wCLcBGAsYHQ/s313/20200922_050937.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="313" data-original-width="312" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-QlnvkIzT7sk/X2noA-tnO_I/AAAAAAAAAWU/shC439ZdCRYuaERAICWopfJegG8RONp1wCLcBGAsYHQ/w239-h240/20200922_050937.png" width="239" /></a></div><p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Suatu siang sepulang sekolah, saya dan
beberapa ibu wali murid sedang <i>ngumpul </i>di salah satu ruang
kelas. Kami tengah sibuk mengecek kelengkapan kostum dan asesoris untuk
persiapan lomba ekstrakurikuler.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Karena kami semua ibu-ibu, maka
seperti biasa, kami pun mengeluarkan kemampuan <i>multi-tasking</i> kami.
Sambil tetap cekatan bekerja menyiapkan kostum dan semua asesorisnya, kami
asyik membicarakan macam-macam topik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Lalu salah seorang ibu bercerita “<i>Eh
bu-ibuuu anak ku kemarin naik level lho. Sekarang sudah mulai belajar
hitung-hitungan yang lebih sulit. Emang bagus banget lah les di situ</i>”
ujarnya antusias. Ibu-ibu yang lain langsung tertarik dan menanggapi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saya? Seperti biasa, lebih suka
mendengarkan obrolan mereka dan memperhatikan ekspresi mereka satu-satu. Saya
memang suka memperhatikan orang-orang yang tidak sadar sedang diperhatikan
hehehe...<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tak lama kemudian, anak-anak kami masuk ke
dalam kelas lalu mendekati ibunya masing-masing. Sepertinya mereka bosan bemain
di halaman sekolah sambil menunggu kami bekerja. Beberapa penasaran
melihat-lihat, memegang-megang, dan bertanya ini itu tentang kostum dan
asesorisnya. Beberapa mulai merajuk mengajak ibu mereka pulang. Namun tidak
dengan anak si ibu tadi. Begitu masuk ke dalam kelas, ia duduk di samping
ibunya. Tampak lemas dan wajahnya pucat. Si ibu langsung berkata “<i>Habis ini
kita langsung ke tempat les ya!</i>” Si anak hanya diam, tak menjawab, lalu
menyandarkan kepalanya di lengan ibunya. Kemudian si ibu berkata lagi “<i>Pokonya
nanti harus les ya. Kan kamu sudah naik level. Oke? Toss dulu</i>!” ucapnya
sambil memberikan telapak tangan nya. Si anak membalas lemah <i>toss</i> itu.
Lalu si ibu kembali bekerja sambil bercakap-cakap lagi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pemandangan itu cukup mengusik saya. Saya
memang bukan ibunya, dan ibunya pastilah lebih tahu tentang anak itu ketimbang
saya. Tapi kelihatannya ada sesuatu dengan anak itu, entah kelelahan atau
sedang sakit. Mengapa tidak diberi minum dulu? Atau mengapa tidak ditanya
kondisinya dan malah memberondongnya dengan ungkapan-ungkpan bahwa ia harus
tetap datang les? Dari situlah saya yakin bahwa kita sebagai orang tua memang
perlu bahkan harus punya kemampuan membaca bahasa tubuh anak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengapa ?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pertama, karena anak-anak kita belum tentu
tahu apa yang sedang terjadi pada diri mereka sendiri. Kedua, mereka belum
tentu mampu mendeskripsikan atau menyebutkannya dengan kata yang tepat kepada
kita. Mungkin kosa kata mereka masih terbatas. Atau ketiga, bisa jadi mereka
sebetulnya sudah tahu apa yang sedang mereka rasakan, dan sudah punya kosa
katanya, namun tak cukup berani untuk menyampaikannya pada kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kalau dalam contoh yang saya ceritakan di
awal tadi, bisa jadi si anak sebenarnya tidak enak badan, tapi dia belum tau
kosa kata “tidak enak badan”. Atau mungkin dia sudah tahu bahwa dia merasa
lelah tapi tidak berani mengungkapkannya karena ibunya buru-buru
memberondongnya dengan ungkapan-ungkapan bahwa ia tetap harus datang ke tempat
les.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kalau saja kita mau mencoba membaca bahasa
tubuh anak-anak kita, sejatinya ini bisa menjadi langkah awal yang baik. Untuk
apa? Pertama, untuk mengasah kepekaan kita terhadap mereka. Kepekaan ini
sangat penting. Sebab, tidak sedikit masalah yang dialami oleh anak-anak
disebabkan orang tuanya kurang peka bahkan abai terhadap mereka. Kedua, untuk
membantu kita merespon kondisi mereka dengan tindakan yang tepat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Namun demikian, tak seperti membaca huruf
atau angka, membaca bahasa tubuh ini belum tentu mudah. Ini membutuhkan
kesungguhan dan juga latihan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengapa perlu kesungguhan?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Karena kita harus melakukannya di tengah
kesibukan dan rutinitas harian kita yang memang sudah padat. Ada kalanya anak
menunjukkan sesuatu dengan bahasa tubuhnya ketika kita sedang fokus pada
tanggung jawab kita yang lain, atau ketika kita sedang ada di suatu forum
dengan orang lain, entah satu dua atau banyak orang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Selain itu di era <i>gadget</i> seperti
saat ini, muncul aktivitas-aktivitas lain yang tak jarang lebih menyita
perhatian kita. Sudahlah aktivitas kita padat, masih ditambah dengan
ke-asyik-an memfoto ini itu termasuk <i>selfie</i> dan membaginya di
media sosial. Disusul mencari tahu kabar-kabar terbaru yang sedang viral dari
selebriti maupun teman sendiri. Sehingga tanpa kesungguhan, kita tak sempat
lagi fokus memperhatikan anak-anak kita, apalagi membaca bahasa tubuh mereka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Latihannya?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Setelah membulatkan kesungguhan, maka mari
luangkan lebih banyak waktu untuk memperhatikan dan mengamati
mereka. Minimalkan aktivitas-aktivitas lain yang kurang bahkan tidak
perlu. Dari situlah kita bisa tahu bagaimana bahasa tubuh mereka ketika sedang
lapar, sedang mengantuk, sedang lelah, sedang sakit, sedang senang, sedang
sedih, sedang marah, sedang kecewa, dsb. Sehingga kita bisa meresponnya dengan
tindakan yang tepat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Yuk ayah bunda, kita mulai dari sekarang
untuk membiasakan diri membaca bahasa tubuh anak-anak kita. Sebab, sebagaimana
ilmu yang pernah saya dapat saat masih kuliah di jurusan komunikasi dulu,
bahasa non-verbal (seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, dll) sejatinya
berbicara lebih jujur daripada bahasa verbal alias kata-kata.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">-Self reminder-<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Verdana","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Semoga bermanfaat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><o:p> </o:p></span></p><br /><p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-45944016212577953472020-07-07T02:49:00.002-07:002020-07-07T03:13:15.281-07:00BAPAK IBU, BERSIAPLAH MERASA SEPI, CEMBURU, DAN MERINDU<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mbok
kowe ki ndang gedhe to naaaak, biar ibu nggak capek gendong-gendong kamuuuu terusss....</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Begitu keluh seorang teman kepada
anaknya ketika kami sedang ngumpul arisan. Sebuah keluhan yang nampak sangat
jujur dari lubuk hati yang terdalam. Anaknya yang menggemaskan itu memang belum
genap satu tahun. Baru belajar berdiri, belum bisa berjalan sendiri, sehingga
ke mana-mana musti digendong atau dipegangi. Yah, bisa dimaklumi, umur-umur
segitu memang salah satu periode capek-capeknya kita menjadi orang tua. Sebab anak
kita belum sepenuhnya mandiri, masih membutuhkan banyak bantuan dari orang
tuanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Keluhan senada pernah pula terdengar
dari seorang ibu yang baru memasukkan anaknya di PAUD. “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kamu sana lhooo...main sana sama teman-temanmu! Jangan nempel bundaaaaaa
terus!</i>” Anak laki-laki yang baru berumur tiga tahun itu tetap berpegangan
erat pada baju bundanya, enggan berpisah dan belum mau ditinggal di sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dua keluhan di atas sebenarnya
sebelas dua belas. Sama-sama ingin agar si anak segera bisa apa-apa sendiri,
tidak lagi banyak merepotkan ibunya, kalau bisa juga tak terlalu sering-sering
bersama ibunya, agar ibu bisa mengerjakan pekerjaan lain, sekaligus punya waktu
untuk dirinya sendiri. Apakah artinya si ibu tidak sayang pada anaknya? Tentu
saja tidak demikian. Semua ibu pastilah sangat-sangat sayang pada anak-anaknya.
Tetapi keluhan-keluhan semacam itu muncul karena jiwa dan raga sedang
lelah-lelahnya. Itu sangat wajar, dan sangat manusiawi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Namun bapak ibu yang baik, perlu
untuk kita ketahui, kita pahami, dan kita ingat-ingat terus setiap hari, bahwa
menjadi orang tua itu ada masa-masanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan sebagaimana semua hal di dunia ini
yang sifatnya sementara (kecuali Tuhan), maka masa-masa itu pun sejatinya juga
sementara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ada masa di mana kita sebagai orang
tua harus memberi banyak bantuan pada anak-anak kita, sehingga waktu, pikiran,
tenaga, materi dan perasaan kita banyak tersita untuk mereka. Ada masa di mana
anak-anak ingin selaluuuu dekat dengan kita dan perlu waktu untuk beradaptasi
dengan lingkungan baru maupun orang asing. Namun itu semua hanyalah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">sementara</b>.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebab kelak, akan datang masa di
mana mereka sudah mampu mengurus diri dan segala kebutuhannya sendiri. Bahkan
menolak bantuan ketika kita menawarkan diri. Akan datang juga masa di mana
mereka justru lebih dekat dengan teman-temannya, baik dari dunia nyata maupun
maya. Bahkan ketika masa ini tiba, mungkin mereka akan berkata pada kita “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bapak/Ibu sana, ke laut aja.....</i>”
hehehehe.... Pun akan datang masanya saat mereka terbang jauh meninggalkan
kita, menggapai mimpi dan cita-cita, yang mungkin adanya di tempat lain nun
jauh di sana. Dan akan datang pula masanya saat mereka menemukan jodohnya, lalu
memulai kehidupan baru bersama pasangan serta anak-anaknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Percayalah, ketika tiba masa-masa
ini, maka rasa sepi pun perlahan menghampiri. Rasanya dulu rumah kita pernah
ramai. Ramai oleh jerit tangis mereka, rengekan mereka, gelak tawa mereka,
pertanyaan-pertanyaan mereka tentang apa ini apa itu kenapa begini kenapa begitu
dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ketika masa ini tiba, mungkin
cemburu juga ada. Cemburu sebab mereka lebih dekat, lebih akrab, lebih suka,
lebih senang, lebih gembira, lebih sering menghabiskan waktu bersama, bahkan lebih
terbuka tentang masalah pribadinya justru dengan teman-temannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan ketika datang masa ini, mungkin
kita juga akan merindu sekali. Rindu pada masa ketika mereka masih kecil dan
lucu, ketika mereka selalu minta gendong dan nempel pada kita melulu, ketika
mereka masih harus selalu dibantu ini dan itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Fiuuuhhhhh.....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pertanyaannya, ada di masa yang mana
kita sekarang?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jika saat ini kita berada di masa yang
masih harus banyak membantu dan menemani mereka, maka mari nikmati setiap
detiknya. Mari bersabar menjalani setiap peristiwanya. Mari sediakan waktu
untuk mereka, singkirkan sementara gawai dan pekerjaan kita, ajak mereka
bermain bersama, bacakan buku dan ajak bercerita di waktu menjelang tidurnya.
Berikan sentuhan fisik dan kata-kata baik yang mampu mengisi kantong jiwanya.
Kenalkan pula Tuhan kepada mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Namun jika saat ini kita ada di masa-masa
yang sepi, merasa cemburu, dan sedang merindu pada mereka, mari kita syukuri
apa-apa yang sudah terjadi di masa lalu. Mari bertaubat atas segala salah dan
khilaf kita pada mereka waktu itu. Mari terus panjatkan doa dan titipkan mereka
pada Sang Pencipta dan Penggenggam Waktu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yanng beriman dan mengerjakan amal sholih, dan saling menasihati
supaya menaati kebenaran, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">(QS Al Asr 1-3)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">-Self Reminder-<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-AbK2iHFFojk/XwRFAOFXYaI/AAAAAAAAAU4/cOCOofpgBZgKPnzOBKSG-pwqQ87Anx1mQCLcBGAsYHQ/s1600/20200707_131154.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1533" data-original-width="1529" height="200" src="https://1.bp.blogspot.com/-AbK2iHFFojk/XwRFAOFXYaI/AAAAAAAAAU4/cOCOofpgBZgKPnzOBKSG-pwqQ87Anx1mQCLcBGAsYHQ/s200/20200707_131154.jpg" width="199" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masa-masa itu....</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-29388127779404411022020-06-26T05:53:00.000-07:002020-06-26T05:58:16.096-07:00OBROLAN TENTANG TUHAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-7WsB1ZoDXQc/XvXusIPuLiI/AAAAAAAAAUc/2YzGOfEDLx0fw0ejspoBEDFiHpizkHqmQCLcBGAsYHQ/s1600/20200626_194103.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="200" src="https://1.bp.blogspot.com/-7WsB1ZoDXQc/XvXusIPuLiI/AAAAAAAAAUc/2YzGOfEDLx0fw0ejspoBEDFiHpizkHqmQCLcBGAsYHQ/s200/20200626_194103.jpg" width="150" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Suatu kali saat sedang makan malam,
tiba-tiba anak saya berkata “Alloh itu jahat ya bun.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Apa???! Sendok dengan nasi hangat
dan lauk yang sudah tepat di depan mulut saya, urung saya suapkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Kenapa kamu bilang begitu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Soalnya Alloh ngasih virus corona.
Gara-gara virus corona, banyak orang yang sakit, banyak orang yang meninggal.
Berarti Alloh jahat kan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hemm...ini serius. Maka makan malam
saya, saya tunda dulu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Nak, Alloh itu Maha Baik. Dan semua
yang Alloh berikan pada kita pasti baik. SE-MU-A.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Lha virus corona itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Itu juga baik.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Apa baiknya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Lewat virus corona, sebetulnya
Alloh mau ngajarin kita, supaya kita jadi manusia yang lebih baik. Coba kamu
ingat-ingat, dulu kita malas cuci tangan. Kadang makan aja kita nggak cuci tangan
dulu. Padahal cuci tangan itu untuk kebaikan kita sendiri, biar kita sehat. Nah,
sejak Alloh kasih virus corona, kita semua jadi rajin cuci tangan kan? Mau
apa-apa cuci tangan dulu. Mau masuk toko, cuci tangan. Habis pegang uang, cuci
tangan. Habis main di luar, pulang langsung cuci tangan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Dulu, kalau naik motor, kamu nggak
pernah mau pakai masker. Kamu bilang pengap, nggak bisa nafas. Padahal
manfaatnya untuk kamu sendiri. Supaya kamu nggak menghirup asap motor, asap
mobil, debu. Nah sekarang, ke mana-mana kamu jadi selalu pakai masker. Mungkin
awalnya memang terpaksa, pengap, agak susah nafas, tapi lama-lama terbiasa
juga. Malah waktu kemarin kamu beli masker gambar frozen, di rumah pun kamu
pakai itu maskernya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Ooooo..iya ya....” ia tampak sedang
berpikir. Kesempatan. Saya pun menyendok lagi nasi saya. Belum sempat masuk ke
mulut, ternyata ia bertanya lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Lha orang-orang yang sakit karena
corona itu, kan kasihan bun. Apa itu artinya Alloh baik?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Saya letakkan kembali sendok saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Iya, Alloh baik nak. Kalau kita
bisa sabar menerima sakit, maka Alloh akan gugurkan dosa-dosa kita. Satu lagi, kamu
ingat nggak, dulu waktu PAUD kamu pernah kena diare sampai lemes banget?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Ingat...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Gimana rasanya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Nggak enak...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Jadi, enak sakit atau sehat?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Ya sehat lah, bun.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Mau sakit lagi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Nggak mau...nggak mau...nggak
mau...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Nah, lewat sakit, Alloh ngajarin
kita betapa enak sekali sehat itu. Sehingga kita akan terus berusaha supaya
sehat. Mandi yang bersih, cuci tangan yang bersih, makan sayur, makan buah,
berjemur pagi-pagi, daaaan lain-lain.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Ooooo....” Dia terdiam lagi sejenak.
Tampak sedang mencerna kata-kata saya. Oke, satu suap dulu, pikir saya.
Ternyata ia bertanya lagi..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Lha kalau yang meninggal karena
corona itu? Kenapa Alloh membuat orang-orang itu meninggal?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Kalau meninggal itu namanya takdir.
Sudah Alloh tetapkan. Kita semua ini suatu hari pasti meninggal. Ayah, bunda,
kamu, semuanya pasti akan akan meninggal. Yang hidup terus cuma Alloh. Ada yang
meninggal karena sakit. Ada yang karena kecelakaan. Ada yang nggak sakit, nggak
kecelakaan, lalu meninggal. Macam-macam. Nah, kapan waktunya kita meninggal dan
apa penyebabnya, cuma Alloh yang tau. Yang penting kita harus berusaha berbuat
baik terus, supaya pas meninggal pas sedang berbuat baik”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Oooooooo...gitu.....”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Jadi, kesimpulannya, Alloh itu baik
atau jahat, nak?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Baik”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Maha Baik. Ada lagi yang mau kamu
tanyakan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Nggak...nggak ada.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Alhamdulillaaaaaah...akhirnya saya
bisa makaaaaaaan, seru saya dalam hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tapi makan malam kali itu membuat
saya berpikir. Rasanya obrolan-obrolan semacam itu perlu sering-sering dilakukan.
Agar anak-anak tahu dan kenal Tuhan nya. Sebab, bak kata pepatah, tak kenal
maka kenalan. Eh, maksud saya, tak kenal maka tak sayang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jadi, dari mana anak-anak kita akan
sayang Tuhan nya bila mereka tak kenal seperti apa Dia. Dan dari mana anak-anak
akan patuh pada perintah Tuhan nya, bila dalam hati mereka tak ada rasa sayang
pada Pencipta nya. Salah satunya adalah dari obrolan-obrolan kita dengan mereka
tentang Tuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">-Self reminder-<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-49512660808751503252020-06-12T03:52:00.004-07:002020-06-12T04:38:47.079-07:00SILENT-TALK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Beberapa waktu lalu saya terlibat
dalam sebuah rapat yang agak lucu. Mengapa “agak” lucu? Sebab, rapat itu
sebenarnya bukan rapat untuk membahas komedi, melainkan membahas keamanan komplek
perumahan setelah salah satu rumahnya kemasukan maling.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, yang membuatnya lucu ialah
proses dan peserta rapatnya. Bagaimana tidak, belum satu peserta selesai
mengutarakan pendapatnya, sudah dipotong oleh peserta lainnya. Si peserta yang
memotong ini belum selesai bicara, sudah dipotong juga oleh peserta yang lain
lagi. Begituuuuuuu terus. Sampai-sampai ada momen di mana dua peserta yang
duduk bersebelahan berbicara bersamaan kepada forum, padahal yang mereka
bicarakan berbeda. Peserta rapat yang lainnya pun melongo. Lah, ini rapat atau
paduan suara sebetulnya???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Alhasil pendapat para peserta tidak
bisa tersampaikan dengan tuntas dan dimengerti secara utuh. Dan malah membawa
kerugian bagi semua peserta, sebab rapat menjadi lama dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">muter-muter </i>di tempat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hemm...kejadian agak lucu ini
menjadi bahan renungan bagi saya. Mungkin semua orang bisa bicara, namun ternyata
tak semuanya bisa mendengarkan (menyimak) dengan baik. Padahal Tuhan memberi
kita hanya satu mulut, tetapi mata dan telinga masing-masing diberi Nya dua.
Berarti sejatinya, kita diperintahkan untuk mendengar dan melihat
(menyimak/memperhatikan) dua kali lebih banyak dari pada bicara. Bukan
sebaliknya. Agar apa? Agar kita dapat mengambil hikmah, memetik pelajaran, dan
memahami dengan utuh apa-apa yang terjadi di sekitar kita, dan ketika tiba
giliran kita untuk bicara maka kita akan dapat berbicara (menyampaikan
pendapat/berkomentar) dengan tepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Lalu mengapa yang kerap terjadi
justru sebaliknya? Semangat 45 ketika diri sendiri bicara, tetapi tak mampu bersabar
mendengar saat orang lain yang bicara...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ini karena ayah bunda yang baik, kemampuan
mendengarkan dengan utuh alias menyimak ini memang tidak muncul secara
tiba-tiba. Sebagaimana kemampuan bicara yang kita pelajari dan latih sejak
kecil dulu, mendengarkan/menyimak ini sejatinya juga butuh dipelajari dan dilatih
sejak dini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Caranya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ada satu cara yang menarik untuk
melatihnya. Cara ini saya dapatkan dari sebuah cerita pendek berjudul
“Silent-Talk” karangan Aya Shofia dalam buku “Benih-Benih Kebaikan” terbitan
Wonderful Publishing tahun 2019. Singkat cerita, Arkam yang duduk di kelas 3 SD
ditegur oleh gurunya saat jam pelajaran bahasa indonesia. Penyebabnya, ia
diajak ngobrol terus oleh teman sebangkunya bernama Rio. Lepas ditegur, rupanya
Rio masih juga melanjutkan ceritanya pada Arkam tentang game terbaru yang
berhasil ia pecahkan rekornya. Sebenarnya Arkam tak terlalu tertarik dengan
cerita Rio, dan merasa tidak enak dengan gurunya, karena Rio bercerita saat
guru mereka sedang menjelaskan pelajaran.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-CkwRmi0p2g4/XuNnH7GqOrI/AAAAAAAAAUA/8nWCNEQjJNcKZlia4uUVPjaEV3YqHEr_QCLcBGAsYHQ/s1600/20200612_182915.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-CkwRmi0p2g4/XuNnH7GqOrI/AAAAAAAAAUA/8nWCNEQjJNcKZlia4uUVPjaEV3YqHEr_QCLcBGAsYHQ/s320/20200612_182915.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerpen "Slent-Talk" karangan Aya Shofia</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pulang sekolah, Arkam menceritakan
kejadian itu pada ibunya. Di situlah lalu ibunya mengajarkan Arkam untuk
membuat kesepakatan <i><b>Silent-Talk</b></i> dengan Rio. Jadi Arkam dan Rio harus membuat
kesepakatan kapan waktunya mereka berdua tidak boleh bicara dan menyimak
betul-betul pelajaran dari guru (silent) dan kapan mereka berdua bisa ngobrol
dan saling bercerita (talk).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, sejatinya konsep <i>silent-talk</i>
ini bisa kita terapkan juga antara kita dengan anak-anak kita. Saat kita harus
bicara pada anak-anak kita (talk), minta pada mereka untuk mendengarkan dulu
apa yang akan kita sampaikan (silent). Sebaliknya, saat mereka sedang bicara
meski masih terbata-bata (talk), giliran kita mendengarkan sampai mereka
selesai mengutarakannya (silent). Jangan memotongnya, kecuali bila kita
terpaksa, dengan meminta maaf terlebih dulu pada mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya dalam
dunia pengasuhan, maka cara terbaik dalam mengajarkan <i>silent-talk</i> ini kepada
anak-anak kita adalah dengan <b>TELADAN</b>. Dan sebagaimana ilmu-ilmu lainnya pula dalam
dunia pengasuhan, maka mengajarkan <i>silent-talk</i> ini adalah <b>PROSES</b>, butuh tekad
yang bulat, usaha yang kuat, kesabaran yang berlipat, dan doa yang terus
dipanjat. Namun demikian, percayalah ayah bunda sekalian, buah dari proses
panjang ini akan sangat manis terasa dan menjadi bekal berharga untuk anak-anak
kita menjalani kehidupannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">-Self reminder-</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-74992807866947515652020-05-09T03:55:00.001-07:002020-05-09T03:55:25.368-07:00DI RUMAH SAJA MENGISI JIWA<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-3MXX_M09-6M/XraMDtRaKVI/AAAAAAAAATE/IXGzpOF62Po0N7ia5COttggMc_2W87MywCLcBGAsYHQ/s1600/20200509_175456.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="264" data-original-width="470" height="179" src="https://1.bp.blogspot.com/-3MXX_M09-6M/XraMDtRaKVI/AAAAAAAAATE/IXGzpOF62Po0N7ia5COttggMc_2W87MywCLcBGAsYHQ/s320/20200509_175456.png" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Salah satu kegiatan yang ampuh
mengusir jenuh selama di rumah saja bagi saya ialah membaca buku.
Alhamdulillaaah beberapa buku fiksi bisa saya khatamkan. Dan semuanya
meninggalkan kesan yang mendalam. Salah satunya ialah buku Si Anak Pintar
karangan Tere Liye.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Buku terbitan Republika tahun 2018
ini bercerita tentang masa kecil Pukat (tokoh utama dalam buku ini) seorang
anak laki-laki kelas 5 SD beserta Bapak Mamaknya, ketiga saudaranya, dan seluruh
penduduk kampungnya di Sumatera.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Di sampul belakang buku setebal 345
halaman ini tertulis kalimat “Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku ini
adalah mahkotanya”. Setuju. Sebab buku ini (sebagaimana buku karangan Tere Liye
lainnya) memberikan banyak pelajaran kehidupan. Termasuk pelajaran tentang
parenting. Salah satunya tentang mengisi jiwa anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Bagi Anda yang sudah maupun belum
membaca buku ini, izinkan saya menceritakan kembali salah satu bab-nya yang
berjudul “Untung-Rugi”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Suatu
kali Pukat dan Burlian (adiknya) menemani Mamak mereka berjualan duku di pasar
kalangan. Pasar ini dibuka sejak pukul enam pagi selama empat jam saja di
sebuah lapangan. Hanya seminggu sekali adanya. <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Para
pedagangnya menggunakan tikar, terpal, atau alas lainnya lantas sembarang
menghamparkan dagangannya. Nah karena panen duku keluarga pukat sangat melimpah
dan tak habis-habis meski sudah dimakan sendiri setiap hari dan dibagi-bagikan
ke tetangga, maka Mamak memutuskan menjualnya di pasar kalangan.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Datanglah
pembeli pertama.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Buahnya
baru, bu?” tanyanya.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Baru
dipetik kemarin.” Mamak mengangguk.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Satu
tumpukan berapa?” Pembeli itu tertarik.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Lima
ribu.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Tiga
ribu bisa tidak?”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mamak
mengangguk ringan. Pukat terkejut. Langsung hilang rasa ngantuknya pagi itu.
Gampang sekali Mamak ditawar? Biasanya pedagang lain keras kepala tidak mau
mengalah dan pembelinya juga keras kepala memaksa.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Murah
sekali, Mak?” Pukat berbisik protes.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Biar
saja. Penglaris.” Mamak memasukkan tumpukan duku ke dalam kantong plastik lalu
memberikannya pada si pembeli. Pembeli itu tersenyum. Transaksi selesai.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Tak
lama kemudian dua pembeli lain mendekat. Ternyata masih terhitung saudara yang
tinggal di kampung lain.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Duku
ladang sendiri, Kak Nung?”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mamak
mengangguk.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Tolong
bungkuskan dua tumpukan.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ternyata
Mamak menumpahkan lebih banyak duku ke dalam kantong plastik. Membuatnya hampir
dua kali lebih banyak dari yang diminta. Pembeli itu tertawa senang,
menyerahkan uang, transaksi selesai.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Mak,
kenapa dikasih banyak sekali?” Pukat protes saat punggung pembeli tadi hilang
ditelan kerumunan pengunjung pasar.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Biar
saja. Masih saudara kita, “ Mamak menjawab ringan. Baiklah, masih masuk akal,
semasuk akal saat pembeli pertama tadi.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Ah,
mahal sekali. Di tempat sebelah harganya cuma dua ribu satu tumpukan.” </span></i><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pembeli
berikutnya menawar. Mamak mengangguk sepakat, sama sekali tidak berniat menawar
balik, lalu menyuruh Pukat membungkuskannya. Pukat menggaruk kepalanya yang
tidak gatal lantas berbisik “Mana mungkin lapak sebelah menjual seharga itu.
Kita jual lima ribu saja itu sudah paling murah sedunia, Mak.”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Biar
saja. Kita tidak rugi ini.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Rugi,
Mak! Seharusnya kita bisa menjual lebih mahal.” Protes Pukat.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Kau
ini dari tadi pagi berisik.” Mamak melotot.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pukat
menghela napas putus asa. “Bagaimana mungkin aku tidak berisik? Mamak melanggar
seluruh tata tertib standar berjualan di pasar kalangan.” Pikirnya. <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Baru
pukul delapan, ternyata tiga keranjang duku yang dibawa sudah habis terjual.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Gulanya
sekilo berapa?” Selesai jualan, Mamak membeli keperluan rumah tangga untuk
seminggu ke depan.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Tiga
ribu delapan ratus. Ini gula putih kelas satu.” Si penjual menepuk-nepuk karung
gulanya.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mamak
mengangguk, tersenyum, minta dibungkuskan dua kilogram. Pukat lagi-lagi menepuk
jidat. Kalau yang ini ia sudah tahu, ini kelakukan Mamak sejak dulu. Setiap
kali berbelanja, Mamak tidak pernah menawar harga yang diminta.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Setibanya
di rumah, terjadilah dialog antara Pukat dan Burlian (adiknya) dengan Bapak.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Banyak
sekali contoh kebaikan sederhana di dunia ini yang semakin pudar, Pukat. Besok
lusa, saat kau melihat dunia, pindah dari kampung ini, kau akan melihat lebih
banyak lagi kebaikan-kebaikan kecil yang hilang, digantikan kesombongan dan
keserakahan hidup.” Bapak menyeka bibir, kopi luwaknya meninggalkan bekas.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Pasar
misalnya. Jika kau memprotes cara Mamak kau berjualan tadi pagi, itu karena kau
masih memahami pasar sebagai tempat jual-beli. Untung-rugi. Mahal-murah. Kau
belum memahami pasar sebagai bagian kehidupan kita, tempat untuk berbuat
kebaikan, menebalkan rasa jujur dan prasangka baik. Oi, bukankah kau tahu,
agama kita meneladani begitu banyak adab bertransaksi yang indah di pasar?”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Jual-beli
itu dihalalkan. Siapa yang menjual dengan baik, memberikan barang yang benar,
tanpa menipu, senang hati melebihkan timbangan, memberi bonus, tambahan,
niscaya ia mendapat keuntungan yang berlipat-lipat.” Lanjut Bapak.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Tidak
mungkin! Bagaimana kita untung berlipat-lipat kalau menjual lebih murah?” Pukat
protes. Penjelasan bapak tidak bisa diterima oleh nalarnya.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Itu
karena kau menghitung keuntungan yang terlihat saja. Oi, rasa senang yang
muncul dari proses kebaikan itu tidak bisa dibeli dengan uang segunung. Kalian
masih terlalu kecil untuk mengerti. Sayangnya, hari ini, esok-esok lusa, akan
lebih banyak orang dewasa yang tahu urusan ini, tetapi tetap pura-pura tidak
mengerti. Kalian tahu, hal ini juga berlaku sebaliknya. Barang siapa yang
membeli dengan santun, ringan hati melebihkan bayaran, tidak selalu menawar,
nisacaya bukan hanya barang itu yang berhasil dia beli, dia juga sejatinya
telah mendapatkan harga yang lebih murah......”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Bagaimana
akan mendapatkan harga yang lebih murah kalau tidak ditawar, Pak?” Kali ini
Burlian yang menyela, menghentikan gerakan tangannya menyendok sup jagung.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Kenapa
tidak? Itu bisa terjadi jika pedagang sudah datang dengan pemahaman yang baik,
menjual dengan harga yang baik, tidak menipu. Maka buat apa lagi pembeli
menawar?” Ucap bapak.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><o:p><br /></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Itulah sedikit penggalan bab “Untung-Rugi”
dalam buku Si Anak Pintar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sebetulnya ada banyak lagi obrolan
antara Bapak maupun tokoh-tokoh lainnya dengan Pukat. Dan semua obrolan itu
berkesan. Sungguh sarat akan pelajaran kehidupan. Termasuk ketika Bapak
menjelaskan tentang hakikat sesungguhnya dari jual-beli dan cara bijak memandang
pasar yang sudah mulai pudar saat ini. Dan penjelasan Bapak itu rupanya melekat
kuat dalam diri Pukat hingga ia dewasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Begitulah ayah bunda yang baik,
sesungguhnya ngobrol adalah sarana yang sangat ampuh untuk mengisi jiwa
anak-anak kita dengan nilai-nilai kebaikan yang kelak akan menjadi bekal mereka
menjalani kehidupan ini. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sayangnya,
kegiatan ngobrol antara orang tua dengan anak ini mulai pudar, tergantikan oleh
kesibukan orang tua dan anak yang ngobrol dengan gadget-nya sendiri-sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Ah,
setiap hari saya juga sudah ngomong kok sama anak saya, sudah saya nasehatin
ini itu, sampai capek mulut saya. Tapi anak sekarang itu memang susah dikasih
tau. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Matanya ke Hapeeee teruuusss.....dst
dst.....”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah, inilah pentingnya kita paham dulu
apa itu NGOBROL, terutama ngobrol yang enak. Sehingga tak perlu sampai berbusa-busa
mulut kita, namun setiap kata yang kita sampaikan bisa tertanam kuat di
jiwanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pertama</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, ngobrol itu dua arah, kalau hanya
satu arah namanya ceramah. Kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya (baik
orang tua maupun anak) punya kesempatan yang sama untuk bicara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Kedua</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, ngobrol itu gantian bukan
barengan. Kalau yang satu bicara, maka yang lain harus sabar mendengarkan.
Kalau semuanya sama-sama biacara, lantas siapa yang mendengarkan? Dan
mendengarkan ini ya benar-benar menyimak, bukan cuma sepintas lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ketiga</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, ngobrol itu posisi tubuh kita
setara, sama-sama berdiri, sama-sama duduk, atau sama-sama rebahan. Kalau yang
satu berdiri sementara yang satunya lagi duduk kan kasihan, yang berdiri bisa
kesemutan kakinya sementara yang duduk bisa pegel lehernya karena mendongak
terus hehehe...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Keempat</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, ngobrol itu supaya enak,
kondisikan tempat dan suasana yang enak pula. Matikan dulu TV di hadapan.
Singkirkan dulu gadget di genggaman. Kalau perlu sediakan camilan dan minuman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mungkin ada di antara kita yang
kesulitan ngobrol dengan anak karena memang tak terbiasa. Tapi yuk Bismillah kita
mulai ayah bunda. Mulai dengan niat yang baik. Mulai dengan bertanya yang
sederhana dulu saja, seperti <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bagaimana
kabarmu hari ini, Nak?</i>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Atau “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nak, dulu waktu ayah/bunda masih seumurmu.......</i>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Atau “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Apakah kamu kangen bertemu teman-teman dan guru-gurumu di sekolah?</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Dan lain-lain...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mungkin terasa agak canggung. Tak
apa, ibarat naik sepeda, kita selalu butuh kayuhan pertama yang biasanya agak
berat terasa, tapi kayuhan-kayuhan berikutnya akan lebih ringan rasanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mumpung juga kita lebih banyak di
rumah saja karena wabah corona. Sama-sama kita isi jiwa anak-anak kita dengan
nilai-nilai kebaikan dan pelajaran-pelajaran kehidupan. Salah satunya melalui
obrolan-obrolan. Sehingga kelak anak-anak kita bertumbuh secara utuh, dengan
jiwa dan raga yang tangguh. Sebelum waktu terus berputar, dan tak terasa mereka
bertambah besar, lalu terlanjur lebih dekat dengan teman-temannya di luar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">-Self reminder-<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">#cerita ramadhan dari rumah saja<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-29388000676558032842020-04-30T17:13:00.000-07:002020-04-30T19:08:11.694-07:00TOKO MAMA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-Froa1a2GyCo/XqtqWlvo8yI/AAAAAAAAAS4/HLFykDGkMMYCRu8xD9T5_pO6YO0t13OzACLcBGAsYHQ/s1600/20200501_071621.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="150" src="https://1.bp.blogspot.com/-Froa1a2GyCo/XqtqWlvo8yI/AAAAAAAAAS4/HLFykDGkMMYCRu8xD9T5_pO6YO0t13OzACLcBGAsYHQ/s200/20200501_071621.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Suatu hari sepulang dari main di
rumah teman depan rumah, anak saya bercerita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bun
bun, mamanya A (teman depan rumah itu) bikin toko lho, bun</i>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Toko???
Toko apa???</i>” Saya agak bingung, sebab setahu saya tetangga depan rumah kami
itu tidak buka toko.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Toko
Mama.</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Toko
Mama??? Jualan apa???</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jualan
jajan! Ada coklat, permen, ciki-ciki, banyaaak.... Terus mamanya A juga bikin
uang-uangan warna pink. Nah, tadi aku sama A bantu bersih-bersih, terus kami
dikasih uang pink itu sama mamanya. Terus boleh beli jajan di tokonya itu pakai
uang pink itu...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ooooh, setelah saya cari tahu
sendiri, rupanya tetangga depan rumah saya itu (mamanya si A) memang berinisiatif
bikin “toko”. Namanya Toko Mama. Toko yang sengaja dibuatnya untuk mengajari
anaknya tentang uang. Ada daftar pekerjaan bersih-bersih rumah dan berapa
lembar uang yang bisa didapat dari setiap pekerjaan bersih-bersih itu (upah). Uangnya
ia buat sendiri dari lembaran kertas warna pink yang ditulisi angka 500, 1000,
dan 2000. Ada pula macam-macam jajanan beserta daftar harganya. Brilian!!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mengapa brilian? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebab, pelajaran tentang uang memang
perlu untuk diberikan pada anak-anak kita sejak dini. Ini penting.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Saya pribadi agak sedih sebetulnya
melihat beberapa teman anak saya yang masih TK bahkan PAUD diberi uang oleh
orang tuanya. Biasanya lembaran 2000 atau 5000. Tapi mereka tidak diberi
penjelasan dulu tentang uang itu. Para orang tua sekedar memberi uang agar
anaknya bisa beli jajan atau mainan SENDIRI! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mungkin si anak sudah bisa membaca
angka sehingga ia tahu itu uang berapa. Tapi ada juga yang bahkan belum bisa
membaca angka 2 dengan 3 angka nol di belakangnya. Yang penting diberi uang
selembar untuk beli jajan atau mainan, si anak tinggal pilih mana yang dia
suka, lalu berikan selembar uang itu pada penjualnya. Pasrah saja pada si
penjual, kalau uangnya lebih maka si penjual akan memberikan kembalian pada si
anak, kalau pas maka si anak boleh langsung pergi, dan kalau kurang maka si
penjual akan berkata pada si anak “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">uangnya
kurang, bilang ke ibumu ya..</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dengan kata lain, si anak yang
diberi uang oleh orang tuanya itu belum mengerti apa arti uang 2000, 5000, dst.
Misal ia beli jajan seharga 1000 dengan selembar uang 2000 apakah uangnya cukup
atau kurang. Syukur-syukur kalau si penjual jujur dan baik hati, tak masalah.
Lha bagaimana kalau penjualnya curang dan memanfaatkan ketidaktahuan si anak?
Harga jajan 1000, uangnya 2000, setelah beli si anak langsung disuruh pulang
tanpa diberi uang kembalian. Mungkin orang tua bisa berkata “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Halaaah...cuma kembalian 1000 rupiah aja
kok, ikhlasin aja</i>”. Ya boleh-boleh saja. Tapi ini bukan tentang ikhlasin
aja. Ini tentang mendidik (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">which is</i>
jauh lebih penting), yakni mengajarkan tentang uang itu sendiri pada anak,
sehingga anak paham betul tentang lembaran uang atau koin recehan yang digenggamnya
sebelum membelanjakannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, tentang mendidik ini, setidaknya
ada dua hal yang perlu kita ajarkan pada anak tentang uang, yaitu nilai yang
tertera di uang tersebut dan nilai-nilai yang ada di baliknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pertama</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, tentang nilai yang tertera pada
uang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebelum kita memberikan uang pada
anak kita untuk membeli sesuatu sendiri, maka ajarkan dulu ia tentang angka. Ia
harus sudah tahu dulu angka 1, 2, 3 dan seterusnya, termasuk ratusan, ribuan, dan
seterusnya pula. Ajarkan padanya, misalnya ia punya uang 2000 lalu ia ingin
memberli permen seharga 500, maka berapa permen yang bisa ia dapat. Yap, persis
seperti pelajaran matematika. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Waduh,
repot dong kalau harus mengajari mereka tentang itu dulu.” </i>Betul bapak ibu,
jadi orang tua itu memang repot, tapi sejatinya kita sendiri juga lah yang akan
menikmati hasil dari kerepotan mendidik itu kelak (selain anak kita tentunya).<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Lha kalau mereka sudah keburu minta uang
untuk beli jajan sendiri seperti teman-temannya bagaimana?</i>” Ya kita saja
yang belikan. Mudah kan? Ini supaya anak paham betul akan benda yang ada di
tangannya itu (uang).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebagai contoh, ini pengalaman
pribadi dan sungguh-sungguh terjadi. Dulu saat hari pertama saya duduk di kelas
1 SD, ibu saya memberikan saya 2 koin uang 100 rupiah untuk bekal. Lalu saat
jam istirahat, karena haus, saya segera berlari ke kantin hendak membeli
minuman dingin yang dibungkus dalam plastik es. Setibanya di kantin, saya
terbengong-bengong di depan wadah minuman dingin itu. Kebingungan. Mengapa?
Sebab saya melihat angka yang tertera di minuman berbungkus plastik es itu
adalah 75. Sementara angka yang ada di dua uang koin yang saya pegang adalah
100. Gawat, angkanya tidak sama! Berarti saya tidak bisa membelinya. Agak lama
saya berpikir tentang itu sambil mengelap air liur. Dan akhirnya saya tidak
jadi beli, saya tahan rasa haus saya sampai pulang ke rumah, hanya karena
angkanya tidak sama! Padahal sejatinya, saya bahkan bisa dapat 2 bungkus.
Konyol sekali ya hehehe...tapi itulah yang terjadi bila kita menggenggam dan menggunakan
sesuatu yang tidak kita pahami terlebih dahulu. Jangan sampai kejaian konyol
itu terulang pada anak-anak kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kedua</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, yang tidak kalah pentingnya, ialah
nilai-nilai di balik uang itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nilai-nilai apa maksudnya? Pemahaman tentang
bagaimana cara mendapatkan uang, bagaimana cara membelanjakannya, bagaimana
cara menabungnya, dan tentang bersedekah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ide Toko Mama dari tetangga depan
rumah saya itu tepat sekali untuk mengajarkan nilai-nilai itu. Jadi pertama-tama
anak harus <i style="mso-bidi-font-style: normal;">do something</i> dulu, harus
ada usaha dulu bahkan harus kerja keras dulu untuk bisa mendapatkan uang.
Seiring berjalannya waktu, kelak anak akan paham bahwa uang itu tidak jatuh
begitu saja dari langit. Dengan demikian ia jadi lebih bisa menghargai uang. Dan
perlu diingat, kita sebagai orang tua tidak hidup selamanya. Kalau anak kita
terbiasa hanya meminta dari kita saja untuk mendapatkan apa yang ia inginkan,
bagaimana bila kelak kita pergi lebih dulu dari dunia ini? Pada siapa mereka
akan meminta? Sementara kita sendiri tidak tahu berapa lama usia kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Terkait usaha yang harus dilakukan dulu oleh anak agar ia bisa mendapat uang, mari kita fokus pada niat dan kerja kerasnya. Nah, selain dalam bentuk bersih-bersih rumah yang sesuai dengan kemampuannya, kita juga bisa memintanya membuat suatu karya, lalu minta
ia menjualnya pada kita. Misalnya minta ia membuat gambar yang bagus, lalu
minta ia menjualnya pada kita dan kita membelinya. Dengan demikian ia pun bisa
mendapat uang dari hasil karyanya sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Atau bisa juga kita memberinya modal
untuk membeli sesuatu untuk ia jual kembali pada orang lain dengan mengambil
untung. Misal kita memberinya uang untuk membeli alat tulis lalu minta ia
menjual kembali alat-alat tulis itu pada teman-temannya dengan harga yang sudah
ditambah dengan keuntungan yang bisa ia dapat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Atau kalau anak kita punya banyak
buku di rumah bisa juga ajarkan mereka membuka persewaan buku. Jadi
teman-temannya boleh menyewa buku dalam kurun waktu tertentu dan membayar uang
sewanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, selain mengajari mereka
bagaimana cara mendapatkan uang, ajarkan pula pada mereka untuk membelanjakan
uangnya. Dari Toko Mama itu anak belajar untuk memilih dan mengambil keputusan
sendiri apa yang ia mau beli. Memilih dan mengambil keputusan ini juga penting.
Karena percaya atau tidak, ada lho yang hingga dewasa selalu bingung memilih kalau
mau beli sesuatu. Salah satu penyebabnya ya karena tidak terbiasa memiilih dan
memutuskan sendiri sesuai kebutuhannya. Kalau sudah memilih lalu yang dibeli
tidak sesuai harapan? Misalnya beli permen tapi ternyata rasanya tidak enak?
Nah ini pelajaran juga bagi anak-anak, pelajaran tentang konsekuensi dari
pilihan/keputusan. Kalau barang yang dibeli sesuai harapan maka bersyukurlah,
tapi kalau tidak alias mengecewakan maka bersabarlah, setidaknya kita jadi tahu
tentang barang yang sudah dibeli itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Lha kalau ternyata uang yang didapat
belum cukup untuk membeli barang yang diinginkan, maka inilah saatnya mengajari
anak-anak kita tentang menabung hingga uangnya terkumpul. Anda bisa
memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan celengannya sekaligus menghiasnya
bersama agar menarik. Kalau perlu tulis di celengan itu barang apa yang ingin
dibelinya sehingga anak-anak lebih bersemangat menabung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Yang tidak kalah pentingnya juga adalah
mengajari mereka menabung untuk akhirat alias bersedekah. Ajarkan pada mereka
untuk menyisihkan uang yang mereka dapat untuk membantu orang lain yang
membutuhkan. Tak masalah berapapun jumlahnya, semampu mereka. Itu akan membuat
hati bahagia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Lalu, umur berapa semua nilai-nilai
itu bisa mulai diajarkan dan diterapkan pada anak-anak? Tergantung dari
kesiapan masing-masing anak untuk bisa diajak berkomunikasi dan dipahamkan
tentang itu. Jelaskan dengan cara sederhana dan menyenangkan, seperti membuat
Toko Mama itu. Dan berikan teladan dimulai dari kita dulu sebagai orang tua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jangan lupa untuk memberi apresiasi
atas setiap usaha anak-anak kita dalam mendapatkan uang dengan keringatnya
sendiri, membelanjakannya, menabungnya dengan sabar, dan menyedekahkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah mumpung kita semua sedang banyak
di rumah saja akibat pandemi corona, kita bisa mulai mengenalkan pada anak-anak
tentang nilai yang tertera pada uang dan nilai-nilai yang ada di baliknya. Bisa
dengan cara Toko Mama atau dengan cara-cara kreatif lainnya. Selamat mencoba!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">-Self Reminder-<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">#cerita ramadhan dari rumah saja<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-32445528873368642612020-04-25T17:15:00.000-07:002020-04-26T04:39:11.833-07:00NGAJI (tak hanya untuk) JOMBLO<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-k-lp8MX_w7Q/XqTXUPV15_I/AAAAAAAAASg/ZceWdMeu51YUbnL6OtQwFOc3ksXSNwMugCLcBGAsYHQ/s1600/20200426_073422.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="719" height="149" src="https://1.bp.blogspot.com/-k-lp8MX_w7Q/XqTXUPV15_I/AAAAAAAAASg/ZceWdMeu51YUbnL6OtQwFOc3ksXSNwMugCLcBGAsYHQ/s200/20200426_073422.png" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sejak sehari sebelum ramadhan, saya
punya satu kebiasaan baru. Berawal dari tidak sengaja alias
iseng-iseng saja. Apa itu? Mendengarkan siaran langsung kajian ustadz Felix Siauw
dari akun instagramnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kenapa tidak sengaja, karena jujur
saja, walau sudah agak lama saya punya akun instagram, tapi baru kali itu lah saya iseng-iseng meng-klik siaran
langsung dari suatu akun hehehe.... Dan passs sekali itu akun @felixsiauw. Beliau
sedang mengadakan siaran langsung bertajuk “Ngaji Jomblo”. Ini semacam kajian
online yang berseri untuk para jomblo. Berisi arahan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">step by step</i> bagi para jomblo untuk memperbaiki diri dan menentukan langkah-langkah syar'i untuk menemukan jodohnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Lah, kalau kajiannya untuk jomblo,
lantas mengapa saya yang sudah tidak jomblo lagi ini ikut menyimak? Bahkan
menunggu-nunggu nya setiap siang hari? Ada dua alasannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pertama</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, karena ustadz Fellix ini
ngomongnya enak banget. Lancar jaya macam jalan tol bebas hambatan.
Tak hanya itu, setiap kalimatnya pun berisi dan mudah dipahami. Lucu lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Menurut saya, di dunia ini ada 2
tipe orang pintar. Tipe satu, orang yang pintar, banyak ilmunya, namun tak
mampu menyampaikan ilmu-ilmunya itu dengan cara yang mudah dipahami orang lain,
nggak menarik, dan malah bikin bingung. Padahal berilmu. Sayang ya...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tipe dua adalah orang berilmu, bahkan
padet banget, dan dia mampu menyampaikannya dengan enak, mudah dipahami, dan
menarik. Sebagai seorang yang audio visual, tentu saya lebih memilih belajar
dari tipe yang kedua ini. Dan menurut saya ustadz Felix ini termasuk tipe yang
kedua. Maka jadilah saya dengan mudahnya mengikuti setiap kata yang beliau
sampaikan. Apalagi beliau juga jago mengisahkan siroh yang notabene kejadian-kejadian
masa lalu di zaman Rosul dengan bahasa-bahasa saat ini. Malah makin suka lah
saya menyimaknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kedua</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, karena meski materi-materinya
adalah materi pra-nikah, namun masih sangat bermanfaat kok bagi yang sudah menikah.
Serius! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Misalnya saja, dalam salah satu sesi, beliau menjelaskan
tentang prioritas cinta kita. Bahwa Alloh harus kita letakkan di nomer 1 sebagai yang paling kita cintai. Sehingga cara kita dalam memilih pasangan akan dengan sendirinya menyesuaikan dengan perintah Alloh. Setelah itu barulah kita bisa berkata “Saya mencintai seseorang karena Alloh” atau dalam bahasa arabnya <i>ana uhibbuki fillah</i>. Memang materi tersebut beliau tujukan untuk para jomblo. Namun sejatinya,
mencintai pasangan karena Alloh (sebab Alloh ada di prioritas cinta nomer 1) ini merupakan pegangan penting juga untuk yang sudah berumah tangga.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jadi, misalnya ketika sudah menikah, kita menemukan karakter-karakter pasangan yang tidak sesuai dengan ekspektasi
kita, yang mungkin membuat kita sedih dan kecewa, maka sesungguhnya inilah ujian
bagi kita untuk mencintai pasangan kita itu karena Alloh. Mencintainya
semata-mata karena Alloh lah yang menitipkannya kepada kita. Bila pondasi ini sudah kuat, maka insyaAlloh
kita akan sanggup menjalani kehidupan rumah tangga bersama pasangan, meski dalam perjalanannya
kita menjumpai karakternya yang tidak sesuai dengan harapan kita, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">which is</i> ini pasti terjadi dalam
kehidupan pernikahan. Dan inilah biasanya salah satu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tool</i> setan untuk mengguncang bahtera rumah tangga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan masih banyaaaak lagi materi
ngaji jomblo lainnya yang tetap bermanfaat meski kita sudah tidak lagi
menyandang status itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, suatu siang ketika sedang
mendengarkan siaran langsung itu, suami saya yang duduk di samping saya berujar
“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">wong di luar sana banyak orang yang
kelaparan dan kehilangan pekerjaan (karena pandemi corona), kok malah ngurusin
jomblo...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jlebbbb...kalimatnya serasa menusuk
hati saya....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mengapa menusuk? Sebab saya tau
bahwa meski hampir sepuluh tahun berumah tangga, namun ilmu-ilmu tentang
berumah tangga masih belum menarik baginya untuk dipelajari. Padahal ilmu itu cahaya. Tanpa ilmu, kita bagai berjalan di tempat yang gelap.
Bisa tersesat, bahkan bisa menabrak sesuatu, atau tanpa kita sadari ternyata
kita hanya berputar-putar saja di tempat. Apalagi kalau posisi kita sebagai
pemimpin, atau orang kerap juga menyebutnya nahkoda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Saat itu pula ingatan saya langsung
<i>flashback</i> pada alasan mengapa dulu saya memilihnya sebagai pasangan hidup. Jujur
saja, yang membuat saya jatuh hati padanya saat itu satu, yaitu karena ia enak diajak bicara. Saya
tidak terlalu memperhitungkan faktor-faktor yang lain. Mengapa saat itu faktor
“enak diajak biacara”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menjadi penting
bagi saya, sebab salah satu elemen penting dalam rumah tangga adalah komunikasi.
Komunikasi yang baik antara suami dan istri akan membuat rumah tangga mampu
berjalan dengan baik, meski di dalamnya banyak ujian. Sebaliknya, komunikasi
yang buruk antara suami istri akan membuat rumah tangga berjalan dengan buruk pula, dan dampak
buruknya juga bisa berimbas pada anak-anak. Nah, dampak buruk bahkan sangat buruk
itulah yang saya rasakan akibat komunikasi
yang buruk antara bapak dan ibu saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ternyata, di awal-awal pernikahan,
yang terjadi sungguh di luar ekspektasi dan harapan saya. Namun inilah cara
Alloh mengajari saya tentang banyak hal. Termasuk mengajari saya untuk
mencintai suami saya karena Alloh lah yang menitipkannya pada
saya. Sekali lagi, karena Alloh lah yang menitipkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kalau kita sedih dan kecewa karena
realita tak sesuai dengan harapan kita? Tak apa, itu sangat sangat manusiawi.
Tinggal kita kembalikan saja urusan ini pada yang menitipkan pasangan kita.
Alloh. Percayalah bahwa Alloh pasti akan menolong kita dengan caraNya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Analoginya begini, katakanlah kita
punya pacar seorang aktor korea yang super tampan atau aktris korea yang cantik, bening, dan bersinar. Kita mencintainya dan
ia juga sangat mencintai kita. Lalu suatu hari ia menitipkan kucingnya pada
kita dan meminta kita berjanji untuk merawat kucing itu baik-baik sampai datang
suatu hari ketika ia mengambilnya kembali. Karena aktor/aktris korea itu mencintai
kita dan kita mencintainya, pasti kita akan berusaha sekuat tenaga menepati
janji itu. Lha kalau suatu ketika si kucing mencakar kita dan kita terluka?
Maka tinggal telpon saja si aktor korea tampan atau aktris korea yang bening itu dan katakan “<i>Halo sayang,
kucingmu mencakarku, dan rasanya sakiiit sekali, apa yang harus kulakukan?</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Begitulah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mumpung ini sedang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ramadhan dan mumpung kita sedang lebih banyak berada
di rumah saja, mari bersama-sama introspeksi dan memperbaiki kembali prioritas
cinta kita. Entah kita masih jomblo ataupun sudah berumah tangga, tempatkan cinta
kepada Alloh di urutan pertama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">#Cerita ramadhan dari rumah saja.<o:p></o:p></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-63365303870741386742020-02-28T14:06:00.004-08:002020-02-28T14:16:37.322-08:00SEBAB SEJATINYA, TAK ADA ANAK BODOH MAUPUN NAKAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-UqXt9lAEvbU/XlmMCvP5ZYI/AAAAAAAAARY/ql6NH4UciMYgfmrTXfLRikaKVpiJeqcFQCLcBGAsYHQ/s1600/20200228_210713.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="856" data-original-width="479" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-UqXt9lAEvbU/XlmMCvP5ZYI/AAAAAAAAARY/ql6NH4UciMYgfmrTXfLRikaKVpiJeqcFQCLcBGAsYHQ/s320/20200228_210713.png" width="179" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Taare Zameen Par. Salah satu film
india favorit saya. Pertama kali menontonnya, film yang merupakan debut aktor
Aamir Khan sebagai sutradara sekaligus produser ini berhasil meninggalkan kesan
yang begitu mendalam di hati saya. Pun ketika saya menontonnya lagi untuk yang
kedua dan ketiga kali. Kesan yang mendalam itu masih sama terasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Bagi anda yang belum pernah
menontonnya, izinkan saya membagi cerita film yang diproduksi tahun 2007 ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ishan Awasthi (tokoh utama dalam
film ini) adalah seorang anak laki-laki kelas 3 SD. Berbeda jauh dengan
kakaknya, Yohan Awasthi, yang selalu menjadi juara kelas dan mendapat nilai-nilai
sempurna hampir di semua mata pelajaran, nilai-nilai Ishan justru selalu buruk
dan paling rendah di kelasnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ishan memiliki kesulitan memahami
instruksi yang diberikan secara beruntun. Ketika gurunya menyuruhnya membaca
paragraf sekian di halaman sekian, Ishan kesulitan menemukannya. Setelah dibantu
teman sebangkunya menemukan paragraf yang dimaksud, Ishan juga masih kesulitan
membacanya. Baginya, huruf-huruf yang dilihatnya di buku itu seperti sedang
menari-nari. Sehingga alih-alih mengejanya dengan benar, Ishan justru
mengeluarkan bunyi-bunyi aneh dari mulutnya. Ini membuat semua teman di
kelasnya tertawa hingga gurunya marah besar dan langsung menyuruhnya berdiri di
luar kelas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tak hanya sekali itu saja Ishan
membuat guru-gurunya kehabisan kesabaran. Suatu hari saat ulangan matematika,
sepanjang jam pelajaran, ishan justru berimajinasi dengan angka-angka di soal
ulangan, seolah-olah angka-angka itu adalah planet-planet di luar angkasa.
Hingga tak terasa waktu habis dan lembar jawaban harus dikumpulkan, sementara ia
baru menjawab satu soal saja. Itupun dengan jawaban yang salah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tak hanya di sekolah, di rumah pun
ishan tak pernah berhenti menguji kesabaran ayah ibunya. Ishan dan keluarganya
tinggal di rumah susun. Suatu ketika Ishan sedang duduk bersama anjing-anjing di
halaman rumah susun. Lalu sebuah bola jatuh di dekatnya. Anak-anak yang sedang
main bola itu meminta Ishan melemparnya kepada mereka. Ishan yakin lemparannya
akan tepat sasaran, namun ternyata bola yang dilemparnya malah melenceng jauh. Anak-anak
itu marah dan salah satu dari mereka mengatai Ishan “idiot”. Ishan memandang
tajam ke arahnya. Anak itu lalu mendorong Ishan. Ishan balas mendorongnya. Mereka
berdua pun berkelahi dan anak tadi membenturkan kepala Ishan ke tanah hingga
berdarah. Ishan lalu menggigit lengan anak itu dan berlari pergi sambil
menangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Rupanya anak tadi datang ke rumah
Ishan bersama ibunya. Si ibu mengadu bahwa Ishan telah menyakiti dan
merobek-robek baju putranya. Ia meminta pertanggungjawaban orang tua Ishan.
Ayah dan ibu Ishan sangat malu. Ishan sendiri tak sanggup berkata-kata untuk
membela dirinya, hingga sebuah tamparan dari ayahnya membuatnya jatuh. Ayahnya
amat sangat marah lalu mengatainya nakal dan tidak tahu malu sebab setiap hari
Ishan selalu saja membuat masalah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Puncak kemarahan ayahnya terjadi
ketika ia tak sengaja menemukan secarik kertas. Isinya permohonan izin bahwa
Ishan tidak dapat mengikuti pelajaran matematika beberapa hari yang lalu karena
demam. Ayahnya segera bertanya pada ibunya apakah betul Ishan kemarin demam.
Sambil keheranan ibunya pun menjawab tidak. Dan tulisan di surat itu bukan
tulisan ibunya. Maka ayahnya memanggil Ishan dan menanyainya. Dengan takut,
Ishan mengaku bahwa saat itu ia keluar dari sekolah dan berjalan-jalan
sendirian. Lalu ia meminta tolong kakaknya untuk membuatkan surat keterangan
palsu untuk disampaikan pada gurunya bahwa ia tidak dapat mengikuti pelajaran
karena demam. Padahal sesungguhnya, saat itu Ishan keluar sendiri dari sekolah
dan berjalan-jalan sebab ia takut dimarahi dan dihukum lagi oleh gurunya karena
belum mengerjakan tugas matematika. Sang ayah pun marah besar dan lagi-lagi
mengatainya idiot.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Keesokan harinya ayah dan ibunya
menghadap kepala sekolah untuk meminta maaf. Saat itu guru-gurunya sekaligus memberitahukan
semua perilaku Ishan ketika di kelas beserta semua nilai-nilai buruknya. Dan di
saat itu pula baru ketahuan bahwa Ishan tidak memberikan lembar hasil ulangan
yang harus ditandatangani orang tua dan surat dari guru khusus untuk ibunya.
Kepala sekolah akhirnya mengatakan bahwa dengan kondisi seperti itu sulit bagi
Ishan untuk bisa naik kelas. Padahal saat itu sudah kedua kalinya ia tinggal di
kelas 3. Menurutnya, Ishan mempunyai kelainan dan bisa disekolahkan ke sekolah
yang mampu mendidik anak dengan kondisi seperti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ayah Ishan semakin kecewa. Maka
keputusan sudah bulat. Ia akan memasukkan Ishan ke sekolah berasrama. Meski ibunya
meminta agar Ishan dimasukkan ke sana tahun ajaran berikutnya saja sebab Ishan
belum pernah jauh darinya, meski Ishan sudah meminta maaf berkali-kali, dan meski
ia juga sudah memohon-mohon sampai menangis agar tidak dikirim ke sana, ayahnya
tetap bergeming.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Akhirnya sampailah Ishan di sekolah
asrama khusus laki-laki yang letaknya sangat jauh dari rumahnya. Guru yang
menerima Ishan berkata pada ayahnya “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jangan
khawatir pak. Kami sudah pernah berhasil menjinakkan yang paling nakal
sekalipun</i>”. Ishan sungguh sangat sedih harus berpisah dari keluarganya.
Tatapannya kosong memandang mobil keluarganya pergi. Ia tak berselera makan dan
tidak bisa tidur. Ketika teman-teman sekamarnya sudah terlelap, ia justru
menangis seorang diri di kamar mandi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hari demi hari dimulai di sekolah
baru. Namun kondisinya tetap tak berubah. Ishan tak mampu memahami semua
pelajaran di situ. Ia berkali-kali melakukan kesalahan dan berkali-kali ia pula
kena marah guru-gurunya. Mereka mengatai Ishan idiot, bodoh, pemalas, gila dll.
Bahkan Ishan pernah dipukul kedua tangannya dengan penggaris karena tak mampu
menemukan titik di papan tulis ketika pelajaran seni. Ishan menahan sakit dan
tangsinya. Ishan benar-benar putus asa dan tak punya semangat lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hingga akhirnya Ishan bertemu dengan
guru seni yang baru, Rham Shankar Nikumbh yang diperankan Aamir Khan. Sejak
awal Rham merasa ada yang tidak beres dengan Ishan. Ketika Rham memulai
pelajaran dengan bermain suling, menyanyi dan menari (khas film india) hingga
semua murid di kelas ikut menyanyi dan menari dengan riang gembira, Ishan
justru hanya diam saja. Ia bahkan tak menggambar apapun ketika Rham meminta
murid-murid menggambar sesuatu sesuai imajinasi mereka masing-masing. Rham juga
merasa bahwa Ishan selalu tampak ketakutan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ketika Rham menanyakan tentang Ishan
kepada teman sebangkunya, kemudian mengecek semua tulisan Ishan di
buku-bukunya, barulah Rham sadar bahwa Ishan menderita disleksia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Rham kemudian datang ke rumah Ishan
untuk bertemu dengan orang tuanya. Rham sangat terkejut mengetahui bahwa ternyata
Ishan sangat suka melukis. Bahkan mata Rham sampai berkaca-kaca ketika melihat
hasil lukisan Ishan di dinding kamarnya. Ishan bahkan bisa membuat prakarya
yang rumit, lukisan bersambung dan flipbook (sebuah buku dengan gambar
bergerak).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dengan emosi yang tertahan, Rham
lalu bertanya pada orang tua Ishan mengapa mereka memasukkan Ishan ke sana.
Ayahnya menjawab bahwa mereka tak punya pilihan lain. Ishan lemah di semua mata
pelajaran dan itu karena ia nakal, malas, pembangkang, dll. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Yang
Anda sebutkan tadi adalah gejalanya, bukan penyebabnya. Mengapa Ishan lemah di
semua mata pelajaran</i>?” tanya Rham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ayah dan ibunya terdiam kebingungan,
“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kenapa tidak Anda saja yang
memberitahukan pada kami</i>” ucap ayahnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Barulah Rham menjelaskan pada mereka
bahwa Ishan mempunyai gangguan disleksia. Karena disleksianya itu, Ishan tak
mampu membedakan huruf-huruf yang bentuknya mirip, sehingga ia tak mampu
membentuk imaji atau simbol di benaknya tentang kata yang dimaksud. Padahal itu
adalah syarat utama untuk bisa membaca dan menulis. Karena disleksia pula lah,
Ishan tak mampu memahami instruksi yang diberikan secara beruntun. Ia juga
tidak punya reflek yang baik sebab tidak mampu memperkirakan ukuran, jarak, dan
kecepatan dengan cepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Coba
Anda bayangkan, anak umur 8 tahu belum bisa baca tulis, belum bisa melakukan
hal-hal yang mudah dilakukan oleh anak-anak lain seusianya, maka kepercayaan
dirinya hancur. Ia pun menyembunyikan kekurangannya itu dengan menunjukkan kenakalan
sebagai bentuk pemberontakan, karena dunia di sekitarnya telah mengalahkannya
(dengan mengatainya idiot, nakal, selalu membuat masalah, dll)</i>” ujar Rham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Orang tuanya kembali terdiam, semua
perasaan bercampur aduk. Namun kemudian ayahnya berkata “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lalu apa kelebihan Ishan</i>?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kelebihan?
Pak, coba Anda lihat semua hasil lukisan Ishan. Ini adalah hasil imajinasi
dengan tingkat kecerdasan yang sangat tinggi. Saya dan Anda saja belum tentu
bisa membuat seperti ini</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lalu
bagaimana nanti ia akan bersaing di masa depan? Apa aku harus memberinya makan
terus seumur hidupnya</i>?!!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Rham merasa kecewa denga tanggapan
ayah Ishan. Akhirnya Rham memutuskan untuk turun tangan mengajari Ishan sendiri.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hal pertama yang dilakukan Rham
ialah mengambalikan kepercayaan diri Ishan yang nyaris mati. Ketika pelajaran
seni, Rham menunjukkan pada Ishan flipbook buatan Ishan. Ishan terkejut. Rham
lalu bercerita pada seisi kelas tentang orang-orang hebat yang hasil karyanya
mengguncang dunia dan sangat bermanfaat bagi umat manusia, namun ketika kecil
mereka sulit membaca dan menulis. Rham menyebut nama-nama besar seperti Albert
Eintein, Leonardo Da Vinci, Agatha Christi, Walt Disney, Thomas Alfa Edison,
hingga bintang bollywood yang digemari murid-murid. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Rham lalu meminta semua murid untuk
menuju kolam di luar dan membuat sesuatu dari benda-benda yang ada di sana.
Saat semua murid sudah keluar, Rham berkata pada Ishan bahwa ada satu nama lagi
yang belum disebutnya. Ada satu orang lagi yang saat kecil juga sulit membaca
dan menulis, meski sekarang karyanya tak sebesar nama-nama yang telah disebut
tadi. Nama itu ialah Rham Shankar Nikumbh. Ishan sungguh terkejut mendengarnya.
Mulailah kepercayaan dirinya tumbuh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ketika di kolam, ia mengeluarkan
barang-barang kecil yang dulu pernah dikumpulkannya dan dengan ranting-ranting di
dekat kolam ia membuat pesawat kecil yang bisa meluncur di kolam. Semua anak
terkagum-kagum melihat pesawat buatan Ishan, begitu pula Rham. Namun Ishan
masih sangat malu dan merasa rendah diri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hal berikutnya yang dilakukan Rham
ialah mengajari Ishan membuat huruf melalui media-media yang disukai Ishan.
Ishan belajar membuat huruf di atas pasir, belajar melukis huruf di kertas, dan
belajar membuat huruf dari plastisin. Rham bahkan meminta Ishan menutup
matanya, lalu ia membuat huruf di pergelangan tangan Ishan, dan meminta Ishan
menebak huruf apa itu. Ishan juga belajar membuat angka yang simetris pada
papan tulis yang diberi kotak-kotak kecil. Ishan juga belajar penjumlahan dan
pengurangan dengan naik turun tangga. Anak-anak tangga sudah diberi angka oleh
Rham, lalu ia menyebutkan soal, kemudian Ishan turun dan naik tangga sesuai
soalnya, hingga ia bisa menjawab dengan benar hasilnya. Semua dilakukan Ishan
dengan senang. Dan hasilnya mulai tampak. Ishan sudah bisa menulis, membaca,
dan berhitung dengan benar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Suatu hari Rham mendapat ide. Ia
meminta ijin pada kepala sekolah untuk mengadakan lomba melukis yang diikuti
oleh semua siswa, guru, termasuk kepala sekolah sendiri. Pemenangnya akan
mendapatkan hadiah dan lukisannya akan dijadikan sampul depan buku tahunan
berikutnya. Kepala sekolah setuju.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Maka di hari yang ditentukan, semua
murid (termasuk ishan), semua guru (termasuk Rham), dan kepala sekolah
berkumpul di lapangan teater untuk ikut lomba melukis. Rupanya dewan juri
mengalami kesulitan menentukan pemenang sebab ada dua lukisan yang sama-sama
bagusnya, yakni lukisan milik Ishan dan lukisan milik Rham (Rham sendiri
melukis wajah Ishan). Namun karena pemenangnya hanya satu orang, maka juri
sepakat bahwa lukisan Ishan lah yang menang. Semua yang ada di lapangan teater
langsung berdiri, bersorak gembira dan bertepuk tangan untuk Ishan. Ishan
sendiri sangat terkejut. Rham lalu memintanya maju untuk mendapat hadiah.
Dengan malu-malu dan takut-takut Ishan maju dan menerima hadiah. Begitu
menerimanya, Ishan langsung berlari dan memeluk Rham erat-erat sampai menangis.
Dan seluruh orang pun ikut terharu (termasuk saya hiks...hiks...). Saat itulah
kepercayaan diri Ishan yang sebelumnya padam bahkan hampir mati telah menyala
dan bersinar kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pada saat pembagian rapot, orang tua
Ishan sangat terkejut karena kepala sekolah memberi mereka buku tahunan dengan
sampul lukisan wajah Ishan yang dibuat oleh Rham dan lukisan buatan Ishan sendiri.
Mereka semakin terkejut saat menerima hasil pembelajaran Ishan dari guru-gurunya.
Perkembangan Ishan cepat sekali dan nilai-nilainya pun bagus-bagus. Ayah dan
ibu Ishan sampai terharu dan tidak tahu harus berkata apa untuk berterima kasih
pada Rham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dua jempol untuk film ini. Tak heran
bila film ini berhasil memborong banyak sekali penghargaan, sebab pesan yang
disampaikannya sangatlah dalam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Memang tokoh utama dalam film ini
menyandang disleksia dan itu membuat orang-orang dewasa di sekitarnya mencapnya
dengan label-label negatif. Namun bukankah kenyataanya di keseharian, kita
kerap menjumpai orang dewasa yang mudah mengata-ngatai anak dengan label bodoh,
nakal, pemalas, cengeng, pembangkang, bahkan tolol, idiot, goblok, dsb meski si
anak tidak disleksia? Atau mungkin kita sendiri juga melakukannya pada
anak-anak dan murid-murid kita?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Taukah kita apa yang akan terjadi
pada anak jika kita sering memberinya label-label negatif? Ia akan menjadi
seperti pohon dalam kisah pulau Solomon yang juga diceritakan Rham pada ayahnya
Ishan. Ketika penduduk pulau itu ingin membangun tempat tinggal di hutan,
mereka tidak menebangi pohonnya. Mereka hanya berkumpul di sekitar pohon lalu
berteriak, mengutuk, dan mengumpati pohon tersebut. Maka dalam hitungan hari
pohon itu layu dan mati dengan sendirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Astaghfirullahaladzim</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ketahuilah ayah bunda dan juga para
guru bahwa semua anak terlahir istimewa. Mereka adalah sebaik-baik makhluk
yang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Dia pula lah yang telah menginstal
fitrah-fitrah kebaikan dan potensi unggul dalam diri setiap anak agar kelak bisa
menjadi pemimpin di bumi ini. Sehingga sejatinya tidak ada satupun anak yang
bodoh maupun nakal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kalaupun ayah bunda dan para guru menemukan
bahwa si anak lamban dalam memahami sesuatu, maka carilah penyebabnya! Lalu
ajari ia sesuai dengan cara yang tepat baginya untuk mudah belajar. Sebab
setiap anak juga unik. Mereka punya caranya sendiri-sendiri dalam memahami
sesuatu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan kalaupun ayah bunda dan para
guru menemukan ada anak yang sulit untuk mematuhi sesuatu, tidak bisa diam, dan
kerap kali membuat kesalahan maka lagi-lagi carilah penyebabnya! Dekati ia,
lalu bertanyalah baik-baik padanya mengapa ia melakukan itu. Kalau memang yang
dilakukannya adalah suatu kesalahan, ajarkan ia untuk mengucap maaf, lalu
jelaskan padanya seperti apa perbuatan yang benar. Bila anak itu memang punya
energi berlebih, berilah ia sarana untuk menyalurkan kelebihan energi itu
secara positif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Memang itu semua tidak mudah dan
seringkali menjadi ujian kesabaran bagi kita. Tak jarang pula menguras energi
dan emosi. Namun itu karena hadiah yang Alloh siapkan bagi kita adalah
sebaik-baik hadiah, yakni surga. Bila mendidik dan mengasuh anak-anak itu
mudah, semudah membalik telapak tangan, maka mungkin hadiahnya cukup payung
atau piring cantik saja. Sehingga jangan pernah berhenti memohon agar Alloh
selalu menolong, menuntun, dan menguatkan jiwa raga kita dalam mendidik dan
mengasuh anak-anak. Hingga kelak suatu hari nanti mereka akan menjadi Taare
Zameen Par alias bintang-bintang terang di langit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-17732463310122746492020-01-09T14:42:00.001-08:002020-01-09T14:53:52.402-08:00MEMBAGI KENANGAN KEPADA ANAK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kata guru saya, oleh-olehnya penulis
adalah tulisan. Maka sebagai seorang penulis, inilah oleh-oleh pulang kampung
saya saat liburan sekolah kemarin. Khusus untuk ayah bunda semua. Semoga ada
manfaatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Untuk kedua kalinya, saya pulang ke
kampung halaman saya di Malang hanya berdua saja dengan iin, anak semata wayang
kami. Sayang ayahnya tak bisa ikut sebab tak bisa ambil cuti. Tapi tak apa.
Perjalanan ini tetap saya nikmati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-DPSy3JyhhI8/Xheqh8bk4TI/AAAAAAAAAQo/wxbbm5OayPInPlvryEcWXq4ypvhIRhLrACEwYBhgL/s1600/20200110_052916.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-DPSy3JyhhI8/Xheqh8bk4TI/AAAAAAAAAQo/wxbbm5OayPInPlvryEcWXq4ypvhIRhLrACEwYBhgL/s320/20200110_052916.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sejak awal saya bertekad bahwa dari perjalanan ini harus ada yang bisa saya berikan pada iin. Dan
saya putuskan untuk memberikan kenangan padanya, kenangan saat saya masih
kecil, tak jauh dari usianya sekarang.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pagi itu langit Malang sedang cerah.
Saya ajak iin berkeliling rumah orang tua saya, karena di sanalah saya lahir
dan tumbuh. Saya ajak ia bersepeda ke TK dan SD tempat saya bersekolah dulu.
Tentu saja TK dan SD nya tutup karena sedang libur. Jadi kami hanya berdiri dan
melihat-lihat dari gerbang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Dulu
bunda TK di sini nak. Betul-betul masih sama seperti dulu, mainan-mainannya
juga masih sama. Itu ruang gurunya. Itu kelasnya, cuma ada dua, satu untuk TK A
dan satu lagi untuk TK B. Nah, kalau yang di sana itu tempat cuci tangan dan
kamar mandi. Sebelum bunda dan teman-teman makan bekal, selalu cuci tangan
sama-sama di situ</i>.” ucap saya sambil menunjuk-nunjuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Wowww...bagus
sekali TK nya bunda!</i>” ucapnya, terpesona oleh mainan-mainan,
lukisan-lukisan di dinding, dan hiasan-hiasan gantungnya, padahal TK nya
sederhana dan kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-nIYBGV4vDpI/XherMMHKtvI/AAAAAAAAAQw/YX0PlfQqRLAGln0u0BWZ9MX_xAg0UPQnQCLcBGAsYHQ/s1600/20200110_045629.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-nIYBGV4vDpI/XherMMHKtvI/AAAAAAAAAQw/YX0PlfQqRLAGln0u0BWZ9MX_xAg0UPQnQCLcBGAsYHQ/s320/20200110_045629.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Setelah itu kami bergeser ke
bangunan tepat di samping TK. Ada yang berubah, namun tak banyak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Nah,
kalau yang ini SD tempat bunda sekolah dulu. Dulu di sini ada tiga SD, sekarang
dijadikan satu. Tapi kelas bunda nggak kelihatan dari sini. Itu lapangannya,
tempat bunda upacara, olah raga, senam pagi, dan main pas jam istirahat. Main
macem-macem, bentengan, gobaksodor, lari-lari, engklek, dan banyaaaak lagi</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-3X8g_EPai_M/XherjEhLQKI/AAAAAAAAAQ4/K03z0clv1w4cJrNq2tc4rJkq92E0_Gk3QCLcBGAsYHQ/s1600/20200110_045836.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-3X8g_EPai_M/XherjEhLQKI/AAAAAAAAAQ4/K03z0clv1w4cJrNq2tc4rJkq92E0_Gk3QCLcBGAsYHQ/s320/20200110_045836.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Saya jadi sangat bersyukur. Betapa
riang gembiranya saya saat sekolah di situ dulu. Apalagi belum ada internet dan
gawai seperti sekarang. Benar-benar menyenangkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Belum puas sebetulnya mengenang masa
TK dan SD saya, namun sinar matahari semakin silau. Saya ajak iin kembali ke rumah
kakek neneknya sambil menyusuri jalan-jalan di dekat sekolah. Jalan-jalan yang
saya lalui setiap berangkat dan pulang sekolah dulu. Saya tunjukkan padanya
rumah beberapa teman TK dan SD saya. Sebagian tampak tak berpenghuni dan
sebagian lagi sepertinya dihuni orang lain. Saya berhenti di depan sebuah
rumah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Ini
rumah teman bunda waktu kelas enam SD. Namanya Devi. Murid pindahan, kalau
nggak salah dari luar jawa. Teman bunda ini lah yang ngajarin bunda naik sepeda
sampai benar-benar bisa. Tapi bunda nggak tau sekarang di mana tante Devi. Rumahnya
kosong</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Kok
bunda baru belajar sepeda waktu SD</i>?” tanya iin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Hahahaha...iya...telat
ya...habis nggak ada yang ngajarin bunda dan bunda juga nggak punya sepeda.
Jadi belajarnya pakai sepedanya tante Devi itu. Nah kalau yang di sebelahnya
itu rumah teman SD bunda juga. Namanya Alida. Bunda pernah main di situ sampai
maghrib, terus dicariin sama nenek. Pulangnya dimarahin deh...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sepeda kami melaju lagi. Sebelum
masuk ke gang rumah orang tua saya, sepeda saya belokkan ke gang sebelahnya.
Dari ujung gang tampak berdiri kokoh sebuah masjid dengan tamannya yang cantik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-EWUCgXafahs/Xher2sP6oWI/AAAAAAAAARE/4Nt_CVQLmLQJkxNPx04abRHreKJd3VoCQCLcBGAsYHQ/s1600/20200110_045934.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-EWUCgXafahs/Xher2sP6oWI/AAAAAAAAARE/4Nt_CVQLmLQJkxNPx04abRHreKJd3VoCQCLcBGAsYHQ/s320/20200110_045934.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Nah,
ini masjid tempat bunda TPA dulu nak. Di sini dulu bunda diajari baca iqro
sampai lancar baca Al Quran. Diajari nulis huruf hijaiyah juga, pakai buku
kotak yang kotaknya besar-besar. Ustadz dan ustadzahnya super sabar. Mereka
juga jago berkisah. Dulu setiap hari selasa bunda dan teman-teman selalu
diceritain kisah nabi-nabi dan para sahabat. Dan setiap pulang dari TPA, bunda
dan teman-teman selalu dikasih jajaaaaan</i>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Wuiiii...enak
banget...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Enak
dong wehehehe....Dah yuk kita pulang ke rumah kakek nenek. Bunda sudah
laperrrrrr....</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sungguh sebuah jalan-jalan pagi yang
mendamaikan hati. Menapaki kembali masa lalu, meresapinya, mensyukurinya, dan
membaginya pada anak saya. Apakah kelak iin akan mengingat pengalaman ini?
Entahlah...semoga. Yang jelas saya sudah berbagi dan membangun kebiasaan yang kini
mulai hilang antara orang tua dengan anak-anaknya, yakni BERKISAH.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Barangkali sehari-hari kita sebagai
orang tua sudah disibukkan dengan rutinitas dan tugas-tugas. Pergi pagi pulang
malam hari. Pagi serba tergesa-gesa, malam tubuh dan pikiran sudah lelah lalu
menuntut haknya. Pekerjaan rumah pun serasa tak ada habis-habisnya. Sehingga
percakapan yang ada antara kita dan anak kita didominasi perintah singkat satu
arah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Buruan
bangun! Nanti terlambat</i>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Cepat
habisin sarapannya</i>!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Makan
siang, sholat, terus tidur. Nanti sore les</i>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i>Jangan
nonton TV terus. Belajar sana. Kerjakan PR!</i>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Sana main! <i>Ayah/bunda capek! Jangan diganggu!</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Atau kalimat-kalimat panjang tak
bertepi “<i>Tuh kaaaan...ayah/bunda bilang
apa...makanya lain kali kalau dikasih tau itu didengerin bla bla bla bla....</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kalimat-kalimat yang seiring
berjalannya waktu justru menjauhkan kita dengan anak-anak. Mungkin secara fisik
kita dekat, karena serumah. Namun hati kita dan hatinya berangsur menjauh. Hingga
suatu hari kita tak lagi mengenal mereka. Mereka lebih suka berbicara dengan
teman-temannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Na’udzubillahimindzalik...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jadi ayah bunda yang baik, mari kita
mulai perbaiki kalimat-kalimat kita pada anak-anak. Mari kita mulai memberikan
kalimat-kalimat yang mendamaikan qolbu mereka, yang menyejukkan jiwa mereka, dan yang
membekas positiv dalam hidup mereka. Seperti membagi kisah-kisah hidup kita pada
mereka. Bismillaah....selamat berkisah ayah bunda dan selamat membagi kenangan-kenangan anda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-82937372225396231142019-12-20T12:56:00.001-08:002019-12-20T13:16:07.808-08:00JANGAN SAMPAI ANAK ANDA KURANG PIKNIK<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Akhir-akhir ini kata “kurang piknik” acap kali
digunakan. Misalnya ketika mengomentari seseorang yang sama sekali tidak
tertawa saat ada lelucon yang sangat lucu, atau seseorang yang berkali-kali
lupa melakukan sesuatu atau kelupaan membawa sesuatu, atau seseorang yang
wajahnya nampak hampa karena berat beban hidupnya, atau seseorang yang
seringkali marah-marah tanpa penyebab yang jelas. Biasanya muncullah kalimat “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nah, kurang piknik tuh...</i>”. Atau kalau
orang itu membalas “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Enggak kok, saya sudah
banyak piknik</i>” maka kita akan menyahut lagi “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kalau gitu pikniknya kurang jauh...hehehehe...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Di era seperti sekarang ini, menurut
hemat saya, piknik atau liburan atau jalan-jalan atau apapun istilahnya sudah
bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder. Ia menjelma menjadi kebutuhan primer
yang jika tidak dipenuhi akan mempengaruhi keseimbangan jiwa raga kita, sama
pentingnya dengan makan, baju, dan rumah. Yah, apa mau dikata, hampir setiap
hari sebagian besar dari kita terjebak pada rutinitas yang tak kunjung
berhenti, pada pekerjaan yang rasanya tak ada habisnya, pada kemacetan, pada
polusi, pada kebisingan, dll. Sehingga raga ini perlu diistirahatkan, dan jiwa
ini perlu disegarkan. Salah satu caranya? Ya dengan piknik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan jangan salah ayah bunda yang
baik, rupanya yang membutuhkan piknik ini tak hanya kita yang sudah dewasa. Anak-anak
kita pun membutuhkannya pula, sebab bisa jadi mereka juga terjebak pada
rutinitas sehari-hari, tugas-tugas sekolah, ujian, ulangan, kejenuhan, kelelahan,
masalah dengan teman, dll seperti kita. Di samping itu, piknik bisa menjadi
sarana untuk menambah kedekatkan antara kita dengan mereka. Pun piknik bisa juga
menjadi salah satu cara untuk membayar hutang pengasuhan kita sebab mungkin
selama ini mereka lebih banyak bersama dengan orang lain atau pengasuhnya. Dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">last but not least</i>, piknik juga bisa
menjadi sarana pembelajaran banyak hal bagi mereka dengan cara yang
menyenangkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tapi bagaimana bila dana kita
terbatas? Tak perlu khawatir ayah bunda yang baik. Pikinik tak berarti kita
harus ke suatu tempat wisata yang jauh, ke luar kota, atau bahkan ke luar
negeri. Bila bisa, tentu tak ada salahnya dan itu baik. Namun bila dana
terbatas, kita bisa juga pergi ke tempat yang tak jauh dari rumah. Yang jelas,
ke mana pun tujuan piknik ayah bunda dan anak-anak, pastikan beberapa hal
berikut ini :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pertama</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, niat. Bukankah segala perbuatan
bersumber dari niat dan kita akan mendapatkan sesuai apa yang kita niatkan?
Jadi LURUSKAN DAN MANTAPKAN NIAT kita, untuk apa kita piknik bersama anak-anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kedua</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, ke manapun tujuan piknik kita, mau
jauh atau yang dekat-dekat saja, CIPTAKANLAH KESAN DAN KENANGAN yang indah bagi
mereka. Buatlah atmosfer dan suasana piknik yang mudah dan menyenangkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ketiga</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, MINIMALKAN GADGET!!! Termasuk
untuk berfoto-foto. Tentu saja berfoto boleh, tapi apalah artinya foto-foto
tersebut bila tak ada kesan manis yang bisa dikenang suatu hari nanti. Gunakan
saat-saat piknik untuk lebih banyak bermain dan ngobrol dengan mereka. Lebih
banyaklah menatap, bertanya, dan mendengarkan cerita-cerita mereka. Boleh juga
kita sambil bercerita kenangan-kenangan pikinik kita saat masih kecil dulu
bersama kakek nenek mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Keempat</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, ajak mereka MENCOBA HAL BARU yang
belum pernah mereka lakukan sebelumnya, sambil SISIPKAN ILMU BARU untuk mereka.
Misalnya bila ayah bunda piknik ke kebun binatang, kenalkan binatang-binatang
yang ada di situ pada mereka. Kalau perlu browsing dulu agar ayah bunda punya
bekal untuk memberikan informasi tambahan. Dan temani mereka untuk naik
binatang atau menyentuhnya bila memungkinkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dengan demikian ayah bunda yang
baik, jangan sampai kita maupun anak-anak kita kurang piknik dan kurang
menikmati piknik. Selamat liburan. Selamat piknik bersama anak-anak. Semoga
liburan dan pikniknya meninggalkan kesan dan kenangan yang indah, baik bagi
ayah bunda maupun bagi anak-anak. Sebab pengasuhan itu sejatinya ialah
menciptakan kebiasaan-kebiasaan dan membentuk kenangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-tqJrjIe1wVU/Xf01S0wVR8I/AAAAAAAAAQc/-bBnBflYBusNfMZzpVfMIxGcj4i-2wJ-QCLcBGAsYHQ/s1600/20191221_035406.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="180" src="https://1.bp.blogspot.com/-tqJrjIe1wVU/Xf01S0wVR8I/AAAAAAAAAQc/-bBnBflYBusNfMZzpVfMIxGcj4i-2wJ-QCLcBGAsYHQ/s320/20191221_035406.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-29478711589529456672019-11-18T19:26:00.003-08:002019-11-18T19:31:42.045-08:00BELAJAR PARENTING DARI TEJO DAN TOTO<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Suatu hari saya dibuat ter-hahahihi sekaligus
terinspirasi oleh pemaparan dari budayawan Sujiwo Tejo dalam talkshow ILC bertema
“Apa dan siapa yang radikal?” terutama pernyataannya tentang pancasila.
Pernyataannya itu ia tujukan untuk menanggapi pernyataan narasumber sebelumnya
yakni Irfan Idris Direktur Deradikalisasi BNPT yang mengatakan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Boleh pakai cadar yang penting jangan anti
pancasila</i>” .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sujiwo Tejo berkata “...<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertanyaan saya sekarang, pancasila itu ada
nggak sih? Bagi saya nggak ada pak, jujur, yang ada gambar garuda pancasila
ada, teks pancasila ada, tapi pancasila itu nggak ada. Siapa yang mau anti
terhadap sesuatu yang nggak ada??? Kalau pancasila itu ada, air kita nggak
beli, lapangan kerja gampang, perusahaan-perusahaan saldonya nol, karena nggak
mengejar keuntungan. Harta tidak ditulis harta, tapi titipan Tuhan.... Itu baru
pancasila....Jadi definisi radikal jangan yang anti pancasila pak, anti sesuatu
yang ada gitu lho pak.... Pancasila nggak ada menurut saya. Kalau ada, masak
iuran kesehatan masyarakat sampai kejet-kejet karena diancam nggak boleh
memperpanjang SIM, nggak boleh memperpanjang paspor</i>....”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tak hanya dibuat tertawa karena gaya
pemaparannya yang jenaka dan sungguh sangat benar adanya, tetapi saya juga jadi
terinspirasi, sebab menurut hemat saya, tak banyak yang mampu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">berpikir</b> kritis terhadap sesuatu dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">berani</b> mengutarakannya apalagi <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">di depan banyak orang</b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mengapa demikian?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebab berpikir kritis dan berani
menyuarakannya adalah keterampilan yang penting untuk dimiliki dalam hidup
namun tak bisa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ujug-ujug</i> ada pada
diri seseorang. Keduanya harus dipupuk dan ditempa sejak dini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Caranya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah ayah bunda yang baik, tentang
caranya, izinkan saya berbagi salah satu bab dalam buku cerita terkenal asal
negeri sakura yang terinspirasi dari kisah nyata berjudul <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Toto-chan</i> karangan Tetsuko Kuroyanagi. Salah satu bab itu berjudul
“Lalu... uh...”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Toto-chan adalah seorang anak
perempuan usia sekolah dasar kelas 1 yang bersekolah di Tomoe Gakuen, sebuah sekolah
dengan sistem belajar mengajar yang sangat unik. Salah satu kebiasaan di
sekolah itu ketika jam istirahat ialah semua murid akan berkumpul di aula, lalu
duduk membentuk satu lingkaran besar, kemudian menyanyikan lagu “<i>Yuk kunyah
baik-baik semua makananmu</i>” bersama-sama, setelah itu barulah mereka makan bekal
mereka masing-masing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Suatu hari ketika jam istirahat dan
anak-anak sedang memakan bekal mereka, Mr. Kobayasi sang kepala sekolah berkata
pada mereka “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kurasa kita semua harus
belajar berbicara lebih baik. Bagaimana menurut kalian? Mulai sekarang,
sementara makan siang, kita akan meminta seseorang bergantian dengan yang lain
berdiri di tengah lingkaran dan menceritakan sesuatu kepada kita...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ada anak yang merasa tak pandai
bicara, tapi senang mendengarkan anak lain berbicara di depan. Ada pula yang
senang bisa menceritakan sesuatu yang mereka ketahui kepada orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Lalu kepala sekolah melanjutkan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kalian tak perlu merasa harus jadi pembicara
yang baik. Kalian boleh berbicara tentang apa saja. Kalian boleh berbicara
tentang apa yang ingin kalian lakukan. Apa saja. Tapi yang penting, mari kita coba
dulu</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Anak-anak segera mendapati bahwa
tidak seperti mengobrol dengan dua-tiga kawan sambil makan siang, berdiri di
depan seisi sekolah membutuhkan keberanian dan ternyata cukup sulit. Meski
demikian kegiatan baru itu berjalan lancar, sampai pada suatu hari anak yang
mendapat giliran maju menolak keras-keras “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Aku
tak punya sesuatu untuk diceritakan</i>!” katanya. Kepala sekolah pun mendekati
meja anak itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jadi...kau
tak punya sesuatu untuk diceritakan</i>?” tanya kepala sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ya</i>”
jawab anak itu singkat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kepala sekolah tertawa
terbahak-bahak, tak peduli giginya sudah ompong.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ayo
kita coba cari sesuatu untuk kau ceritakan</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mencari
sesuatu untuk kuceritakan</i>????”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Coba
kau ingat-ingat apa yang kau lakukan tadi pagi setelah bangun dan sebelum
berangkat ke sekolah. Apa yang mula-mula kau lakukan</i>?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hmmm....</i>”
anak itu memulai, lalu berhenti dan menggaruk-garuk kepalanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bagus!
Kau bilang ‘hmmm...’, jadi kau pasti punya sesuatu untuk dikatakan. Apa yang
kau lakukan setelah ‘hmmm’</i>?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hmm...uh...aku
bangun tidur</i>,” katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya lebih keras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Toto-chan dan anak-anak lain merasa
geli tapi tetap mendengarkan dengan penuh perhatian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Anak itu melanjutkan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lalu...uh...</i>” dia menggaruk-garuk
kepalanya lagi. Kepala sekolah duduk dan menunggu dengan sabar, memperhatikan
anak itu. Wajahnya kepala sekolah tersenyum, tangannya tertumpang di meja,
kemudian dia berkata “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bagus sekali! Itu
sudah cukup. Kau bangun tidur tadi pagi. Kau telah membuat semua yang ada di
sini mengerti itu. Kau tidak harus pandai melucu atau membuat orang tertawa
untuk menjadi pembicara yang baik. Yang penting, kau tadi bilang tak punya
sesuatu untuk diceritakan, tapi nyatanya kau punya sesuatu untuk bisa kau
ceritakan</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tapi rupanya anak laki-laki itu
tidak segera duduk. Dia malah berkata dengan suara sangat keras “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lalu...uuuh...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semua anak mencondongkan badan ke
depan. Anak laki-laki itu menarik napas panjang lalu melanjutkan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lalu...uh...mama...uh...berkata...’gosok
gigimu’...uh...lalu aku gosok gigiku</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kepala sekolah bertepuk tangan.
Semua ikut bertepuk tangan. Mendengar tepuk tangan itu, anak laki-laki itu
melanjutkan, dengan suara yang semakin keras “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lalu...uh...</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Anak-anak berhanti bertepuk tangan.
Mereka menyimak sambil menahan nafas. Tubuh mereka semakin condong ke depan.
Akhirnya anak laki-laki itu berkata dengan nada penuh kemenangan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lalu...uh...aku sampai di sekolah!!!</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Salah satu anak dari kelas yang
tinggi mencondongkan tubuhnya terlalu ke depan sampai-sampai kehilangan
keseimbangan. Mukanya pun terantuk kotak bekalnya. Tapi semua senang sekali
karena anak laki-laki itu berhasil menemukan sesuatu untuk diceritakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kepala sekolah bertepuk tangan
dengan penuh semangat, begitu pula Toto-chan dan anak-anak lain. Bahkan anak
laki-laki “Lalu...uh...” yang masih berdiri di tengah mereka, ikut bertepuk
tangan. Bunyi tepuk tangan riuh memenuhi aula. Sampai dewasa, anak itu mungkin
tak akan pernah melupakan suara tepuk tangan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Saya pun ikut bertepuk tangan dengan
mata berkaca-kaca ketika membaca bab ini hehehe....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah ayah bunda yang baik, pada kenyataannya,
berpikir dan mengutarakan apa yang kita pikirkan itu di hadapan banyak orang
memang tidak mudah. Tak semua kita mampu melakukannya. Apalagi bila hal ini tak
pernah dilatih, sejak dini, terutama di rumah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Barangkali ayah terlalu sibuk mencari
nafkah, pulang sudah dalam keadaan lelah, lalu di rumah masih asyik ber-gadget
dengan kuota murah meriah, sementara ibu sibuk mengurus setumpuk pekerjaan
rumah (dan pekerjaan kantor juga barangkali). Tidak ada yang bertanya pada
anak-anak sehingga memancing mereka untuk berpikir dan berbicara. Kalaupun ada
yang disampaikan kepada mereka biasanya hanyalah kalimat-kalimat satu arah saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Padahal mungkin saja paling tidak
sekali dalam hidup ini kita dihadapkan pada situasi di mana kita harus
menyampaikan pendapat kita di depan banyak orang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jadi ayah bunda yang baik, yuk mulai
kita biasakan di rumah untuk melakukan apa yang dilakukan Mr. Kobayashi kepala
sekolah Tomoe Gakuen kepada anak laki-laki “Lalu...uh...” tersebut, yaitu
memberikan kesempatan pada anak-anak kita untuk bercerita tentang apa saja pada
kita, memancing kata-kata untuk bisa mereka keluarkan dengan memberikan
pertanyaan, dan menghargai betul bahkan setiap bunyi yang keluar dari lisan,
serta tak lupa mengapresiasinya sesederhana apapun cerita mereka. Sehingga
kelak bila situasi itu datang, mereka mampu berpikir tajam dan menyampaikan
pemikiran mereka di hadapan banyak orang dengan penuh keberanian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-78689326001935188152019-10-09T22:02:00.002-07:002019-10-09T22:07:40.943-07:00CARI SEKOLAH ITU IBARAT CARI JODOH<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-w45P9sQOj64/XZ66te2AhkI/AAAAAAAAAPs/utDVZa82U2498VBm8-yLX5hnyxvp5rTHACLcBGAsYHQ/s1600/20191010_115810.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="719" height="149" src="https://1.bp.blogspot.com/-w45P9sQOj64/XZ66te2AhkI/AAAAAAAAAPs/utDVZa82U2498VBm8-yLX5hnyxvp5rTHACLcBGAsYHQ/s200/20191010_115810.png" width="200" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ibarat cari jodoh???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Iyyessss ayah bunda yang baik, sebab
antara keduanya memang ada sejumlah kemiripan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Apa sajakah itu?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pertama</span></i></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, <b>Kriteria.</b></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tentu setiap orang punya kriteria
jodohnya sendiri-sendiri. Sebagaimana baginda Rosul berpesan pada kita untuk
memilih jodoh dengan melihat 4 hal, yakni hartanya, keturunannya, fisiknya, dan
agamanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sama halnya dengan mencari sekolah.
Tentu ayah bunda punya kriteria sendiri seperti apa sekolah yang terbaik untuk
ananda, misalnya saja yang berbasis agama sehingga porsi pembelajaran agamanya
lebih banyak, atau yang bertaraf internasional agar ananda kelak siap bersaing
di dunia global, atau yang mendekatkan ananda dengan alam sehingga proses
belajar mengajarnya agak berbeda dengan sekolah umunya, atau kriteria-kriteria
yang lainnya. Sah-sah saja. Yang terpenting adalah ayah bunda memang HARUS PUNYA
KRITERIA dan kriteria tersebut SEJALAN dengan TUJUAN PENGASUHAN yang ayah bunda
miliki untuk ananda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jangan sampai ayah bunda memasukkan
ananda ke sekolah seadanya saja, tanpa kriteria dan tanpa pertimbangan. Mengapa?
Sebab ananda akan menghabiskan sebagian waktunya dalam sehari selama sekian
tahun di sekolah tersebut. Sehingga apa-apa yang ananda dapatkan di sekolah
tersebut pasti akan berpengaruh pada dirinya dan masa depannya, bahkan dunia
dan akhiratnya. Ya ibarat cari jodoh tadi, ayah bunda tak mungkin kan
memutuskan menikah dengan orang yang se-ketemu-nya saja, sebab ayah bunda akan
menghabiskan bertahun-tahun waktu hidup bersamanya, dan kehadirannya akan
berpengaruh pada masa depan ayah bunda, dunia dan akhirat ayah bunda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kedua</span></i></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, <b>ikhtiar.</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jodoh yang sesuai kriteria kita tadi
tak mungkin langsung Alloh jatuhkan dari langit. Sehingga sudah barang tentu
kita harus berusaha mencarinya, atau bahasa agamanya ialah berikhtiar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, bentuk ikhtiarnya bisa dalam
bentuk survey sekolah. Jadi ayah bunda datang ke beberapa sekolah, bisa sekolah
swasta saja, negeri saja, atau kedua-duanya. Datanglah ke sana. Temui pihak
sekolah dan mintalah informasi selengkap dan sedetil mungkin yang bisa
memberikan gambaran pada ayah bunda tentang sekolah itu. Ayah bunda bisa
meminta brosur dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Berapa kuota siswa baru yang
diterima?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Berapa murid per kelasnya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jam berapa anak-anak masuk dan
pulang sekolah?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Adakah jam khusus untuk literasi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Berapa biaya bersekolah di situ? Apa
saja rinciannya? Apakah bisa dicicil atau harus lunas di awal? Apakah biayanya
nanti akan naik seiring naiknya kelas?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Apa saja ekstrakurikuler yang ada di
sekolah itu? Apa saja yang wajib? Apa saja yang pilihan? Apakah masih ada biaya
lagi untuk ekstrakurikuler tersebut?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Apakah ada agenda rutin pertemuan
orang tua dengan guru terutama wali kelas?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Apakah ada kegiatan sholat berjamaah
untuk murid?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Apakah ada kegiatan yang keluar
sekolah seperti outbond, dll?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan sebagainya dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Setelah itu jangan lupa meminta izin
pada pihak sekolah untuk melihat-lihat sekolah. Cek keadaan fisik sekolah,
kebersihannya, kamar mandinya, UKS nya, kantinnya, perpustakaannya, musholanya,
keamanan sekolahnya, dll.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Selain bertanya kepada pihak sekolah, ayah bunda juga bisa bertanya pada kenalan yang anaknya bersekolah di situ, sehingga ayah bunda bisa mendapatkan informasi tambahan tentang sekolah tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kalau ayah bunda hendak memasukkan
ananda di sekolah negeri, maka bentuk ikhtiar lain yang perlu ayah bunda
lakukan juga ialah mempelajari peraturan zonasi. Buka website pemerintah, dalam
hal ini bisa kementrian atau dinas pendidikan di tempat ayah bunda tinggal.
Pelajari dengan detil peraturannya, langkah-langkah pendaftaran sekolahnya, apa
saja dokumen yang perlu disiapkan, apakah ada jalur-jalur masuk yang lain, dsb sehingga
ayah bunda benar-benar paham dan memiliki gambaran kira-kira ananda nanti akan
didaftarkan di sekolah negeri mana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ketiga</span></i></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">, <b>minta pentunjuk pada Yang Maha
Mengetahui.</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Coba ayah bunda <i style="mso-bidi-font-style: normal;">flashback, </i>ketika dulu ayah bunda sudah punya pilihan dengan siapa
nantinya akan membina rumah tangga atau ketika sudah ada yang datang meminang, apa
yang kemudian dilakukan? Tentu saja bertanya sekaligus minta petunjuk pada Yang
Maha Mengetahui, apakah pilihan ayah bunda adalah yang terbaik untuk dunia dan
akhirat ayah bunda kelak. Sebab pengetahuan kita jelas-jelas sangat terbatas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pun demikian dalam mencarikan
sekolah untuk ananda. Sangat penting untuk mengiringi ikhtiar-ikhtiar kita
dengan memohon petunjuk pada Alloh SWT. Sebab hanya Dia lah yang tahu mana yang
terbaik bagi ananda. Selalu lah minta untuk dipertemukan dengan sekolah yang
terbaik bagi ananda dan dimudahkan segala sesuatunya untuk masuk ke sana. Sebab
kata Alloh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“...boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.”</i> (QS Al Baqoroh 216)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Keempat</span></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">,<b> libatkan yang bersangkutan.</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Seperti lagu grup band Dewa 19
“Cukup Siti Nurbaya” saja yang dijodohkan secara paksa oleh orang tuanya tanpa
dilibatkan apalagi dimintai pendapat dalam penentuan jodohnya. Padahal yang utama
akan menjalani rumah tangganya ialah siti nur baya sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, karena yang utama akan
menjalani hari demi hari di sekolah adalah ananda, maka libatkan ia dalam
menentukan sekolahnya kelak. Setelah ayah bunda melakukan survey dan menetapkan
sejumlah pilihan, ajak ananda untuk ikut melihat-lihat calon sekolahnya, ajak
ia melihat kelas-kelasnya, kamar mandinya, kantinnya, perpustakaannya, dll
serta ceritakan padanya hal-hal yang berkaitan dengan sekolah itu, misalnya apa
saja ekskul-nya, jam berapa masuk dan jam berapa pulang, dsb. Lalu bertanyalah
pada ananda <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Kamu suka sekolah yang mana
nak? Dan kenapa kamu suka sekolah yang itu?”</i>. Dengarkan jawabannya dan
jadikan itu sebagai bahan pertimbangan menentukan sekolahnya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Dan yang <span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kelima</span> adalah tentang menerima kekurangan.</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Pernahkah ayah bunda dibuat terkejut
oleh pasangan? Sebab setelah menikah ternyata ada atau bahkan banyak
sifat-sifatnya yang tidak ketahuan ketika sebelum menikah. Sebelum menikah,
calon pasangan tampak begitu sempurna di segala sisinya, namun setelah menikah
rupanya ia punya kekurangan juga, bahkan mungkin tak sedikit jumlahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hal ini juga berlaku pada sekolah.
Tak ada sekolah yang sempurna. Pasti ada kekurangannya. Entah banyak atau
sedikit. Entah di sisi yang mana. Dan biasanya baru benar-benar kita ketahui
ketika sudah bersekolah di situ.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Lalu apa yang harus dilakukan ketika
sudah bersekolah di situ dan kita menjumpai kekurangan itu? Persis seperti
ketika ayah bunda sudah menikah dan menjumpai kekurangan pasangan, apa yang
dilakukan? Bersabar, mengembalikannya pada Alloh, dan memohon padaNya agar
dituntun melakukan ikhtiar-ikhtiar yang diperlukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Itulah beberapa kemiripan antara
mencari sekolah dan mencari jodoh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat bagi ayah bunda
yang akan menyekolahkan ananda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan semoga Alloh pertemukan kita
dengan sekolah yang terbaik untuk dunia dan akhirat anak-anak kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">PS :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Di manapun anak kita sekolah nanti,
tetap ingat, bahwa sekolahnya yang utama tetap di rumah dan di keluarga. Jadi
jangan memasrahkan sepenuhnya pada pihak sekolah. Tetapkan tujuan pengasuhan
dan buatkan apa saja kurikulumnya. Sebab kita orang tuanya lah yang kelak akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Sang Pemilik anak-anak kita.<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-70936708302717250402019-09-11T00:36:00.000-07:002019-09-11T00:38:17.384-07:00PENTINGNYA NGOBROL ENAK DENGAN ANAK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-CaKUEeKMGVw/XXiivJE-ZMI/AAAAAAAAAPc/4wU773sH1dYt6z9z8GSfJ0lEroUiVBJMQCLcBGAsYHQ/s1600/20190911_111012.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="200" src="https://1.bp.blogspot.com/-CaKUEeKMGVw/XXiivJE-ZMI/AAAAAAAAAPc/4wU773sH1dYt6z9z8GSfJ0lEroUiVBJMQCLcBGAsYHQ/s200/20190911_111012.jpg" width="150" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Masih tentang mengajari anak bicara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Izinkan saya membawa anda <i style="mso-bidi-font-style: normal;">flashback</i> ke tahun 2004. Tahun di mana
saya menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas. Ada satu peristiwa yang sangat
berkesan bagi saya dan masih saya ingat sampai sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Saat itu, sebagai mahasiswa baru,
saya dan teman-teman se-angkatan diwajibkan untuk mengikuti acara malam
keakraban selama dua hari satu malam di sebuah daerah wisata alam. Acara ini
bertujuan untuk membuat kami saling mengenal satu angkatan, mengenal kakak-kakak
senior kami, mengenal dosen-dosen kami, dan mengenal apa saja yang akan kami
pelajari selama berkuliah nanti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hari pertama acara berjalan menarik.
Banyak ilmu yang kami dapatkan melalui pemberian materi dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">games-games</i> seru. Malamnya acara ditutup
dengan api unggun dan penampilan dari kami yang sudah dibagi dalam beberapa
kelompok. Selepas acara api unggun, kami dipersilahkan istirahat di tenda
peserta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Karena banyaknya persiapan yang
harus kami lakukan, lelahnya perjalanan dari kampus hingga tempat tujuan, dan
padatnya acara hari itu, kami pun tertidur pulas. Tiba-tiba, bak petir di siang
bolong, dini hari kami dikagetkan oleh kegaduhan dari para senior yang masuk ke
tenda peserta dan membentak-bentak kami untuk segera bangun dan keluar dengan
cepat. Dengan setengah sadar dan agak linglung kami bangun lalu bergegas bersepatu
dan keluar dari tenda. Kami pun disuruh berbaris di dekat bekas api unggun. </span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Para
senior terus membentaki kami. Tak sedikit pula hujatan dan makian yang mereka
lontarkan pada kami. Singkat cerita, kata mereka, ada salah satu teman kami
yang kedapatan membawa botol minuman keras di tas nya. Dan mereka meminta
pertanggungjawaban kami semua. Dalam keadaan kedinginan, kelelahan dan pikiran
yang masih <i style="mso-bidi-font-style: normal;">loading</i> karena dibangunkan
secara mendadak, tidak ada dari kami yang menjawab. Kami belum bisa berpikir
dengan utuh. Para senior terus menekan dengan bentakan-bentakan. Sampai
akhirnya ada salah seorang teman kami yang sungguh berani mengacungkan tangan.
Walaupun dengan kondisi yang belum <i style="mso-bidi-font-style: normal;">loading</i>
sepenuhnya juga, ia berkata <i>“Kalau yang kedapatan membawa botol minuman keras
adalah satu orang, kenapa yang disuruh bertanggung jawab malah satu angkatan,
bukan kah kami menyiapkan tas kami sendiri-sendiri di rumah masing-masing, jadi
jelas itu bukan tanggung jawab kami dan silahkan minta pertanggungjawaban pada
yang bersangkutan!”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kemampuannya memikirkan jawaban yang
masuk akal dan keberaniannya untuk mengungkapkan walau ditekanan bertubi-tubi secara
psikologis oleh banyak orang itu begitu berkesan bagi saya, sebab tak semua
orang mampu begitu. Banyak juga yang tak mampu bergagasan atau berpikir kritis
terhadap sesuatu yang terjadi. Dan tidak sedikit pula yang sejatinya bisa
berpikir namun tak cukup berani untuk berbicara tentang kebenaran sehingga
lebih memilih diam saja agar “selamat”. Padahal kemampuan berpikir dengan
kritis dan keberanian menyampaikan pendapat adalah dua bekal penting yang perlu
dimiliki setiap manusia agar tak mudah terseret arus apa-apa yang sedang <i>hits</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i>saat ini dan mampu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">survive</i> dalam hidup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah, kedua bekal itu tentu tak bisa
langsung muncul pada diri seseorang. Ia adalah hasil dari sebuah proses panjang
pemupukan dan pembelajaran tentang kemampuan berpikir dan keberanian
berpendapat. Sehingga tentu akan lebih baik bila proses pembelajaran dan
pemupukan ini dimulai sejak seseorang masih anak-anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Oleh siapa? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tentu saja yang utama adalah oleh
kita semua, orang tuanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Caranya?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Salah satunya ialah dengan NGOBROL
bersama anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mengapa mengobrol?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebab dengan ngobrol, selain
kedekatan dan komunikasi di antara orang tua dan anak dapat terbangun dengan
baik, sejatinya kita sedang memancing mereka untuk berpikir dan memberikan
kesempatan pada mereka untuk membicarakan pemikirannya. Tentu saja ngobrol nya
haruslah ngobrol yang enak. Yang seperti apakah itu? Mari kita lihat pada diri
ayah bunda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Pertama,</b> ketika ayah bunda sedang
ngobrol, lebih enak jika ayah bunda sama-sama duduk atau yang satu duduk
sementara yang satu lagi berdiri? Tentu akan lebih nyaman jika ayah dan bunda
sama-sama duduk, bukan? Apalagi dengan santai dan dengan pandangan mata atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">eye level</i> yang sejajar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Kedua,</b> ketika ayah bunda sedang
ngobrol, apakah lebih nyaman bila ayah bunda saling menatap atau salah satu
sedang melihat yang lain seperti sedang melihat HP atau televisi? Sudah barang
tentu lebih nyaman kalau ayah bunda saling menatap kan? Sebab ayah bunda akan
merasa didengarkan, dihargai dan tidak dianggap sambil lalu saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Ketiga,</b> ketika ayah bunda sedang
ngobrol, lebih enak jika pembicaraannya terjadi dua arah (artinya baik ayah
maupun bunda punya kesempatan yang sama untuk berbicara) atau satu arah saja?
Saya yakin ayah bunda akan memilih pembicaraan dua arah, sebab kalau hanya salah
satu pihak saja yang terus-terusaaaaan bicara sementara yang lain tidak diberi
kesempatan, maka itu bukanlah ngobrol melainkan pidato.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Dan keempat,</b> ayah bunda lebih suka
ngobrol berjauh-jauhan misalnya yang satu di dapur dan yang satu di teras depan
atau ngobrolnya berdekatan? Jelas pasti memilih ngobrol berdekat-dekatan ya,
sebab bisa sambil saling berhadapan, saling melihat, perhatian akan lebih
fokus, dan tidak perlu berteriak-teriak hehehe... <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jadi, sudah pernah kah ayah bunda
ngobrol dengan anak? Semoga ayah bunda semua menjawab “Sudaaaaah” bahkan “Seriiiiiiing”
atau “Setiap hariiiiii”. Sebab tak sedikit orang tua yang lebih suka pidato
panjang lebar dengan anak, dengan posisi berjarak, lalu orang tua berdiri kalau
perlu kedua tangan di pinggang sementara anaknya duduk dan harus mendongak ke
atas, atau anaknya sedang berusaha untuk membuka obrolan dengan bercerita tentang
temannya atau apa yang sedang menarik perhatiannya, namun orang tuanya justru
fokus pada HP atau pada acara di televisi. Bila ayah bunda yang ada di posisi
anak, apakah ayah bunda masih akan suka ngobrol dengan orang tua yang seperti
itu? Dan bila yang seperti itu terjadi terus menerus, maka lama-kelamaan
hubungan ayah bunda dengan anak bisa makin menjauh walaupun tinggal dalam satu
rumah dan setiap hari bertemu, dan tak usah heran bila di suatu titik waktu
nanti ayah bunda merasa tidak paham dengan kemauan anak bahkan merasa tidak mengenal
mereka lagi, atau bahkan anak-anak menjadi mudah sekali terseret arus ini dan
itu yang sedang <i>hits</i> hanya karena teman-temannya begitu, yang belum tentu arus
itu bermanfaat bagi mereka bahkan bisa merugikan diri mereka sendiri. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Na’udzubilllahimindzalik...<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dengan demikian ayah bunda yang
baik, yuk biasakan ngobrol yang enak dengan anak-anak, agar mereka tumbuh menjadi
pribadi yang mampu berpikir kritis, berani menentukan pilihan sikap, dan tak
takut menyuarakannya. Mulai saja dengan bertanya pada mereka dan dengarkan dengan
segenap jiwa raga jawaban-jawabannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-61435883530017706982019-08-05T00:19:00.001-07:002019-08-05T01:15:33.355-07:00ANAK BISA BICARA SAJA TIDAKLAH CUKUP<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Beberapa waktu yang lalu iseng-iseng
saya menonton sebuah acara talkshow di TV. Talkshow yang presenternya adalah
salah satu presenter favorit saya itu menghadirkan bintang tamu seorang artis
perempuan yang sedang hamil muda anak pertama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mengapa artis tersebut diundang?
Rupanya ia baru saja meng-unfollow instagram suaminya dan ternyata suaminya pun
meng-unfollow instagramnya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Lho lho lho
ada apakah ini??? Sedang berantem kaaah???”</i> kata si presenter yang langsung
ditanggapi dengan heboh oleh penontonnya di studio.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Awalnya si artis nampak enggan bercerita
dan hanya menjawab dengan jawaban-jawaban normatif <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Ah nggak ada apa-apa kok...namanya rumah tangga kan biasa itu...”</i>.
Tapi, bukan presenter favorit saya namanya jika tidak bisa mendapatkan jawaban
yang sesungguhnya. Setelah ditanya dengan lebih santai, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dari hati ke hati, dari perempuan ke perempuan,
akhirnya artis tersebut bercerita juga. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Mungkin
karena bawaan hamil ya, aku tuh pengen lebih diperhatiin dan lebih disayang.
Jangan cuma perhatiin bayinya, tapi perhatiin ibunya juga donk..”</i> ungkapnya.
“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ooooooooooooo.....</i>” kata saya dan
presenter favorit saya itu berbarengan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hemm....masalah komunikasi rupanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Padahal mestinya bisa sederhana. Misalnya,
artis tersebut tinggal bilang pada suaminya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Mas
mas, selain memperhatikan anak kita yang masih di perut ini, aku juga jangan
lupa disayang dan diperhatiin yaaaa...”</i>. (Eaaaaa...eaaaaaa.....hehehe)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tapi, memang begitulah komunikasi,
sekilas tampak sederhana alias tinggal bilang saja, namun sering kali
kenyataannya tidaklah sesederhana kelihatannya. Apalagi dalam konteks rumah tangga.
Komunikasi yang tidak lancar kerap menimbulkan permasalahan, bahkah tak jarang
menjadi penyebab perpisahan antara suami dengan istri. Sehingga kita memang
perlu untuk belajar berkomunikasi, belajar menyampaikan apa yang perlu kita
sampaikan, dengan cara yang tepat dan santun sehingga lawan bicara kita
memahami maksud kita tanpa tersakiti perasaannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Namun keterampilan berkomunikasi
yang baik tidak bisa tiba-tiba ada dalam diri seseorang. Ia harus dibangun melalui
proses pembelajaran panjang dari waktu ke waktu. Sehingga alangkah lebih baik
jika proses pembelajaran tersebut dimulai sejak seseorang masih anak-anak.
Dengan kata lain ayah bunda yang baik, mengajari anak kita <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">bisa bicara</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">saja</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">tidaklah cukup</b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mungkin Ayah bunda masih ingat betapa
bahagianya hati saat ananda mulai bisa mengucapkan kata pertamanya dengan jelas
seperti “mama”, “papa”, dsb. Barangkali ayah bunda juga masih ingat bagaimana
usaha keras ayah bunda agar ananda bisa berbicara, misalnya dengan sering-sering
mengajaknya ngobrol meski ia masih bayi, dengan membelikan dan membacakan bermacam-macam
buku cerita, menyanyikan lagu-lagu, dll. Dan bisa jadi ayah bunda juga masih
ingat betapa gelisahnya hati atau bahkan malu ketika anak-anak lain seusia
ananda sudah lancar dan jelas bicaranya sementara ananda sendiri belum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Betul, anak kita memang harus bisa
bicara, anak kita memang harus bisa mengucap kata dan kalimatnya. Tapi ada hal-hal
lain juga yang perlu kita ajarkan padanya. Apa saja itu?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ajari
anak kita mampu menyampaikan perasaannya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ini juga bertujuan untuk mengenalkan
emosi pada anak-anak. Mengapa ini menjadi penting? Sebab anak-anak belum mampu
memahami apa yang sesungguhnya sedang terjadi pada dirinya, emosi apa yang
sedang ia rasakan, pun belum mampu untuk mengungkapkannya, dan belum tahu pula cara
yang pas untuk menyalurkannya. Alhasil emosi itu biasanya akan keluar dalam
bentuk seperti menangis hingga meraung-raung, berteriak-teriak, atau membanting
barang-barang di sekitarnya, dll. Bila ini dibiarkan, maka anak akan tumbuh
menjadi orang dewasa yang tidak memiliki kecerdasan emosional, bahkan menjadi
orang dewasa yang kekanak-kanakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sehingga, seperti yang pernah
disampaikan psikolog Ibu Elly Risman, di sinilah kita sebagai orang tua harus
belajar untuk<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Membaca</b> bahasa tubuh anak<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Menebak</b> apa yang sedang
dirasakannya dengan cara BERTANYA padanya sehingga ia pun belajar BERBICARA
tentang perasaannya pada kita<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b>Mendengarkan</b> jawaban atau
cerita darinya dengan saksama. Sehingga kita dapat membuatkan SALURAN
untuk mengalirkan emosinya.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Misalnya saja suatu siang anak ayah
bunda pulang dari sekolah dengan lesu. Sepatu tidak langsung ditaruh di rak
seperti biasanya namun dibiarkan saja di depan pintu, masuk tanpa mengucap
salam dan tidak membalas salam anda, lalu berjalan dengan langkah gontai menuju
kamar, dan langsung merebahkan diri di kasur dengan baju seragamnya yang kotor,
padahal sepreinya baru saja anda ganti dengan yang baru dan bersih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Bagaimana reaksi anda?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jika anda bereaksi dengan berkata panjang
kali lebar kali tinggi seperti “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kamu ini
gimana sih? Sepatu dibiarkan di gitu aja di depan, pintu nggak ditutup, masuk
rumah nggak salam, salam ayah/bunda juga nggak dijawab...Eeee nggak ganti baju
dulu langsung rebahan di kasur...padahal udah capek-capek ayah/bunda ganti
seprei kasurmu. Lain kali itu blaaa blaaa blaaa....</i>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Maka ada dua kemungkinan reaksi dari
anak anda. Pertama ia akan diam saja sambil berharap ayah/bundanya dipindah
dulu ke planet lain agar tidak berisik. Atau kemungkinan kedua ia akan
membentak untuk memutus ceramah anda. Namun keduanya sama. Sama-sama menyumbat
saluran emosi dalam diri anak. Akibatnya, emosi yang tersumbat ini akan
menumpuk dari waktu ke waktu dan bisa meledak sewaktu-waktu. Dan ketika nanti
ananda sudah dewasa dan berumah tangga, ia pun akan kesulitan untuk
mengidentifikasi emosi apa yang sedang terjadi pada dirinya serta sulit juga
untuk menyampaikannya pada orang lain, sehingga bisa jadi ia akan marah-marah
tanpa alasan yang jelas, atau malah diam dan memendam emosi sambil menciptakan
bom waktu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jadi, kembali ke contoh tadi,
bagaimana sebaiknya ayah dan bunda bereaksi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Cobalah membaca bahasa tubuhnya dan
tebak apa yang terjadi dalam dirinya. Bila ada hal yang tidak biasa yang
dilakukan ananda, pasti ada sesuatu yang menyebabkannya. Tarik nafas panjang
dan mulailah dengan bertanya tenang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“Lho kok tumben pulang sekolah langsung
rebahan di kasur? Capek ya nak?</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kalau dia diam saja, bertanyalah
lagi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“Kamu sedang sedih ya?</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mungkin ia akan mulai memberikan
jawaban baik lewat kata-kata maupun bahasa tubuhnya. Bila ia masih diam, coba
tebak lagi perasaannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“Marah?”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Bila tebakan kita benar, biasanya ia
akan mulai bercerita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“Tadi pas masuk kelas setelah
istirahat tas ku nggak ada bun. Kucari kemana-mana nggak ketemu. Padahal bu
guru sudah masuk kelas dan pelajaran sudah mau dimulai..”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“MasyaAlloh...terus gimana?”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“Ternyata disembunyiin temen-temen
di balik lemari kelas, bun...”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“Wah...kamu kesel banget ya sama teman-temanmu itu?”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i>“Aku panik banget bun tadi, kesel dan sebeeeel banget sama teman-teman, tapi aku juga lega banget
akhirnya tasnya ketemu...”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan seterusnya.....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Namun bila bahasa tubuhnya
menunjukkan bahwa ia sedang ingin sendiri, maka percakapan semacam itu bisa
ditunda dulu sampai suasana hatinya sudah lebih baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dengan demikian ayah bunda sekalian,
kita telah membantunya mengenali apa yang sedang terjadi pada dirinya, mengajarinya BERBICARA tentang perasaannya, </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">mengapa perasaan itu muncul, sekaligus</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> membuatkan
saluran emosi untuknya. Semoga dengan begitu ia bisa memiliki modal
berkomunikasi yang baik dengan siapapun juga, termasuk dengan
pasangannya kelak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Itu baru satu hal. Masih ada
beberapa hal lagi yang bisa kita ajarkan pada anak-anak kita agar ia memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. InsyaaAlloh akan saya bagikan di tulisan
berikutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-so7L2Gxn8_0/XUfYICn65GI/AAAAAAAAAPI/ZjqPyYgEjREnwML51AtVD_m4OBToblk2wCLcBGAs/s1600/20190804_191655.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-so7L2Gxn8_0/XUfYICn65GI/AAAAAAAAAPI/ZjqPyYgEjREnwML51AtVD_m4OBToblk2wCLcBGAs/s320/20190804_191655.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-74153587874147909142019-07-27T22:24:00.001-07:002019-07-27T22:52:56.702-07:00AGAR KAKAK DAN ADIK TAK SEPERTI TOM AND JERRY<h3 style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Catatan
Pulang Kampung (Capung)<br /> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">#Part
2</span></b></span></h3>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Salah satu target saya pulang ke
kampung halaman saat liburan sekolah kemarin ialah saya harus sudah lancar
berenang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Apa???!!! Lancar berenang???</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Iyesss saudara-saudara. Meski saya
sudah berstatus emak berusia kepala tiga, jujur saya belum bisa berenang.
Seingat saya dulu ketika masih kecil, orang tua saya hanya sesekali saja
mengajak saya berenang. Kalaupun pas berenang ya berenangnya pakai pelampung
ban warna hitam besar itu. Alhasil sampai dewasa saya belum bisa berenang.
Padahal olah raga air yang satu ini sungguh banyak sekali manfaatnya. Bahkan
Baginda Rasulullah sendiri sampai berpesan pada umatnya untuk bisa berenang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Awalnya saya dan kakak perempuan
saya sama-sama tidak bisa berenang. Namun beberapa waktu yang lalu kakak
perempuan saya memutuskan untuk ikut les berenang dan sekarang ia sudah
menguasai beberapa gaya. Jadi saya pun minta diajari. Dan kesempatan bertemu
saat liburan di kampung halaman kemarin tidak boleh saya sia-siakan, sebab kami
berdua tinggal di kota dan propinsi yang berbeda sehingga tak bisa sering
berjumpa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan Alhamdulilaaaah target saya
tercapai...yeaaayyyy...terima kasih kakaaaaak!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebetulnya di daerah tempat saya
tinggal juga banyak kursus berenang untuk segala usia termasuk bagi yang sudah
berstatus emak-emak. Tapi saya tetap memilih diajari oleh kakak perempuan saya.
Selain karena gratis (hehehehe...) juga karena kakak sangat sabar mengajari dan
bagi saya kakak adalah salah satu guru terbaik dalam hidup saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kakak adalah guru yang selama ini telah
mengajarkan banyak hal, tidak hanya berenang, tapi juga pelajaran-pelajaran
hidup lainnya. Misalnya tentang bagaimana menjadi murid sekolah yang rajin dan selalu
rapi. Saya masih ingat betul, dari kakak lah saya dulu belajar menyampul buku dengan
cantik dari kalender lawas, belajar menata buku pelajaran dengan rapi di rak
bekas parcel lebaran, belajar menghitamkan lingkaran di lembar jawaban ujian
nasional dengan penuh tanpa keluar garis, dll. Ketika saya beranjak remaja dan
mulai jatuh cinta, kakak juga lah yang memahamkan pada saya bahwa Alloh
mengharamkan pacaran sebelum menikah sebab Alloh sangat sayang pada saya dan
ingin melindungi saya dari zina. Kakak pun sangat mendukung ketika saya
memutuskan untuk berjilbab saat kuliah. Kakak juga memberikan wejangan-wejangannya
saat saya akan memulai babak baru kehidupan yang penuh lika-liku bernama rumah
tangga. Dari kakak pula saya belajar bahwa jadi ibu itu harus kuat dan tidak
ada kekuatan selain dari Alloh. Itu sungguh membantu saya melalui masa-masa
depresi pasca melahirkan. Dan melalui kakak juga lah Alloh memberikan hidayah
dan pertolongan saat rumah tangga saya dihantam badai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Alhamdulillah....syukur yang tak
terkira pada Alloh dan terima kasih yang tak terhingga untuk kakak... <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ayah bunda yang baik, setiap orang
tua pasti ingin anak-anaknya bisa hidup rukun, saling menyayangi dan menolong
satu sama lain. Namun tentu saja anak-anak seperti ini tidaklah jatuh begitu
saja dari langit. Kita harus berikhtiar untuk menumbuhkan persaudaraan dan
kasih sayang di antara mereka sedini mungkin. Sebab bila tidak, sangat mungkin
mereka bisa menjadi layaknya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tom and
Jerry</i> yang selalu saja saling mengusili, saling membalas, dan saling
menyakiti setiap hari. Bahkan bila analogi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tom
and Jerry</i> ini tak diselesaikan dan dibiarkan saja, bukan tidak mungkin ia
akan menjadi bola salju yang terus menggelinding dan membesar seiring
berjalannya waktu serta bisa menimbulkan permasalahan di masa yang akan datang,
seperti perebutan warisan di antara anak-anak, dsb. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Na’uudzubillahimindzalik</i>....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Nah beberapa bentuk ikhtiar yang
bisa ayah bunda lakukan antara lain :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i><b>Pertama</b></i>, ketika adik masih ada di
dalam perut bunda, sampaikan pada kakak bahwa nanti kakak akan punya adik bayi.
Adik bayi yang lahir nanti masih sangat lemah dan belum bisa apa-apa sendiri,
sehingga perlu banyak dibantu oleh ayah, bunda dan juga kakak. Adik pun belum
bisa bicara, bisanya hanya menangis, sehingga kalau mau ngomong apa-apa maka
adik akan menangis. Dan walaupun nanti adik lahir, cinta ayah dan bunda pada
kakak tidak akan berkurang. Sampaikan hal-hal tersebut secara terus menerus dan
berulang-ulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b><i>Kedua</i></b>, setelah adik lahir berikan
kesempatan pada kakak untuk mengekspresikan kasih sayangnya pada adik, biarkan
kakak menyentuh adik, memegang tangan dan kakinya, mencium pipinya atau
mengusap-usap kepalanya. Tidak sedikit orang tua yang buru-buru melarang kakak
ketika kakak mendekati adik bayinya karena kuatir kakak akan malah menyakiti
adik, padahal sebenarnya kakak berniat baik. Beri dia kesempatan, sambil
dipantau dan diingatkan bahwa adik masih kecil dan lemah, sehingga kakak harus
hati-hati dan pelan-pelan menyentuh adik. Libatkan juga kakak dalam merawat
adik, seperti ketika memandikan, mengganti popok, dll. Dengan demikian ikatan
dan kedekatan antara kakak dan adik bisa terbangun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ayah dan bunda juga harus bekerja
sama agar meski ada adik bayi, namun ayah maupun bunda masih tetap punya waktu
untuk kakak. Misalnya ayah mengajak kakak jalan-jalan atau makan atau main
berdua saja sambil ngobrol. Atau ayah menjaga adik bayi sementara bunda
membacakan cerita untuk kakak sebelum ia tidur. Atau berikan apresiasi pada
kakak ketika membantu merawat adik melalui ucapan terima kasih maupun kado.
Sehingga pernyataan bahwa meskipun ada adik namun cinta ayah bunda pada kakak
tidak akan berkurang bukanlah sekedar retorika belaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b><i>Ketiga</i></b>, seiring berjalannya waktu,
munculnya konflik antara kakak dan adik adalah sebuah keniscayaan. Nah kerap
kali para orang tua menyuruh kakak untuk mengalah ketika sedang berkonflik
dengan adiknya. Bahkan terkadang menyalahkan kakak dan membela adik karena
menganggap bahwa kakak lebih tua dan adik lebih kecil padahal belum tentu kakak
yang bersalah. Maka ketika terjadi konflik, biasakan untuk bertanya pada
keduanya tentang duduk perkaranya, mengapa mereka bertengkar atau mengapa adik
menangis. Sehingga orang tua bisa tahu dengan jelas penyebabnya dan siapa yang
bersalah. Ajarkan pada yang bersalah untuk minta maaf dan ajarkan pula pada
yang tidak bersalah untuk memaafkan, sekalipun penyebabnya adalah hal sepele. Hal
ini bertujuan agar tidak muncul benih-benih kebencian dan dendam dalam diri
kakak maupun adik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ajarkan pula tentang hak milik dan
menghormatinya. Jadi barang kakak adalah milik kakak dan barang adik adalah
milik adik. Jika kakak ingin mengunakan barang milik adik maka kakak harus
minta izin terlebih dahulu pada adik. Bila sudah diizinkan barulah boleh
menggunakan. Hal yang sama berlaku pula bila adik ingin menggunakan barang
milik kakak. Jika tidak diizinkan oleh pemiliknya maka baik kakak maupun adik
tidak boleh memaksa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><b><i>Keempat</i></b> dan yang PALING penting untuk
dilakukan oleh ayah dan bunda adalah BERDOA. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Ya, BERDOA.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Memohon pada Sang Penggenggam hati, jiwa
dan raga anak-anak kita agar kakak dan adik bisa saling menolong dalam kebaikan,
saling menasihati supaya mentaaati kebenaran, dan saling menasihati supaya
menetapi kesabaran dengan penuh kasih sayang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Aamiin Ya Robbal alamin....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">PS :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tulisan ini saya dedikasikan untuk
dua orang kakak dan seorang adik yang Alloh titipkan pada saya. Terima kasih banyak
untuk persaudaraan yang selalu hangat meski kini kita terpisah jarak dan berlainan
tempat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Y8ao8oxsYJg/XT0xQO4KmJI/AAAAAAAAAO8/fpTzwFwdF0cfi_M1tlDEQp6Ri1HiGnHCACLcBGAs/s1600/20190728_120759.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="352" data-original-width="604" height="186" src="https://1.bp.blogspot.com/-Y8ao8oxsYJg/XT0xQO4KmJI/AAAAAAAAAO8/fpTzwFwdF0cfi_M1tlDEQp6Ri1HiGnHCACLcBGAs/s320/20190728_120759.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto keluarga saat kami berempat belum ada yang berkeluarga</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-89519885203614295832019-07-16T18:42:00.002-07:002019-07-16T18:57:49.637-07:00KARENA BUNDA INGIN JADI SAHABATMU<br />
<h3 style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><i><b>Catatan
Pulang Kampung (Capung) </b></i></span></h3>
<h3 style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><i><b>#Part 1</b></i></span></h3>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sejak
dulu saya dan ibu hampir tak pernah ngobrol. Yang ada adalah pembicaraan satu
arah, dan mayoritas lebih kepada perintah untuk beres-beres rumah. Meski secara
fisik ada, namun ibu tak banyak hadir dalam peristiwa-peristiwa di hidup saya.
Saya paham, sebab mengurus empat anak bukanlah hal yang mudah. Apalagi saat itu
sarana untuk belajar menjadi orang tua tidaklah sebanyak dan semudah seperti saat
ini. Namun barangkali penyebab yang paling mendasar ialah karena ibu memendam
kekecewaan yang amat sangat besar pada bapak sebab bapak meminta ibu tinggal di
rumah untuk mengurus anak-anak dan melarangnya berkarir di luar, sementara ibu
adalah seorang sarjana. Kekecewaan itulah yang sering kali ditumpahkan pada
saya dan ketiga saudara saya yang lain. Karena itulah hubungan saya dengan ibu
tidak romantis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sejak
tangisan iin (anak semata wayang saya) pecah ke dunia ini, saya bertekad tidak
ingin iin merasakan kesedihan, kesepian dan kehampaan akan sosok ibu seperti
yang saya rasakan. Saya tak ingin hatinya terluka karena tumpahan emosi negativ
dan kekecewaan saya pada apapun. Saya tidak ingin ia merasa diabaikan dan tidak
diterima kehadirannya di dunia ini. Saya ingin dekat lahir batin dengannya.
Saya ingin hubungan kami romantis. Saya ingin jadi sahabatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ternyata
tidak mudah...sungguh-sungguh tidak mudah mewujudkannya. Saya masih sering
menumpahkan emosi negativ saya padanya meski sebetulnya bukan karena
kesalahannya. Saya masih sering takluk pada lelahnya mengerjakan pekerjaan
rumah sehari-hari, sehingga saya pun jarang ngobrol dengannya. Lebih banyak
pembicaraan satu arah dan saya jarang bertanya padanya. Saya masih sering
menganggap sambil lalu apa-apa yang ia ceritakan. Hingga suatu hari ia berkata<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku
mau ganti bunda aja..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Deg!
Saya langsung menghentikan aktvitas saya saat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kenapa
kamu mau ganti bunda?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Karena
bunda suka marah-marah...” jawabnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
tarik nafas dalam-dalam...dalaaaaaaam sekali.....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Oh...kamu
bisa kok ganti bunda, nanti kalau bunda sudah meninggal ya...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Tapi
aku nggak mau bunda meninggal, nanti aku kesepian...” ucapnya dengan wajah mau
menangis...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hehehe...oke
sayang...” dalam hati saya juga mau meweeek....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ya
Alloh...mohon ampunan...mohon ampunan.... <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Percakapan
itu membuat saya sadar...saya ini hampir 24 jam bersamanya, kami tinggal di
rumah yang sama, tapi barangkali kami tidak dekat dan hubungan kami juga tidak
romantis....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Alhamdulillah bertepatan dengan libur sekolah kemarin Alloh takdirkan saya dan iin bisa pergi ke Malang berdua.
Sebetulnya ini agak modal nekat, sebab biasanya kami pergi bertiga dengan
ayahnya. Dan kalau pergi jauh macam pulang kampung ke Malang, biasanya ayahnya
iin lah yang mengurus tiket pulang pergi, bawa-bawa koper atau apapun yang
berat-berat, dan memimpin perjalanan kami. Tapi ini berdua saja. Sehingga tugas
saya lebih berat dari biasanya. Tangan kanan menggandeng iin, tangan kiri
menggandeng koper besar, dan punggung menggendong ransel besar berisi oleh-oleh
dan perbekalan kami. Lebih berat dan lebih repot. Tapi dalam hati saya sudah
bertekad untuk menikmati perjalanan berdua ini dan menjadikannya momen untuk
memperbaiki dan mendekatkan hubungan kami. Jadi, Bismillah!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 13.3333px;"><i>Qodarullah</i>, perjalanan kami diawali oleh sebuah kejadian yang berhasil membuat kami tertawa. Jadi cerit</span>anya, seharusnya kami di eksekutif satu. Tapi karena saya salah
memperkirakan urutan gerbong dan karena panik hanya pergi berdua sambil membawa
banyak barang, kami malah mengantri masuk ke ekonomi satu. Ketika sudah hampir
masuk pintu, barulah saya sadar kalau kami salah gerbong. Padahal eksekutif
satu letaknya jauh di dekat lokomotif. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Astaghfirullaaah...kita
salah gerbong, nak!!!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Alhasil
saya suruh iin berlari ke arah eksekutif satu, sementara saya juga berlari di
belakangnya sambil menarik koper besar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Lari
terus yaaa...sampai bunda bilang stop!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Di
gerbong sini ya, bun?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Bukan!
Masih depan lagi....”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kami
memang harus cepat, sebab kereta sudah akan berangkat. Alhamdulillaaah akhirnya
kami sampai juga di gerbong eksekutiv satu. Sambil duduk di bangku nomer 1A 1B
dan dengan nafas tersengal-sengal kami tertawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Bunda
siih...salah gerbong...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hahaha..iya
iya...maaf yaa...berdoa dulu yuk”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bismillah
kereta kami melaju menuju kampung halaman saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Delapan
jam perjalanan memang waktu yang cukup lama. Saat iin sudah mulai bosan melihat
pemandangan di jendela dan sudah kenyang makan bekal, akhirnya saya keluarkan
senjata pamungkas, yaitu Youtube hehehe...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Mau
nonton apa, bun?” tanya iin<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba
terbersit ide.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Nonton
lagunya doraemon yang himawari yuk...yang dulu iin pernah nonton itu..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Oh...oke.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
dan iin memang sama-sama suka menonton film doraemon dan sama-sama suka sekali
lagu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Himawari no Yakusoku</i>. Iin bahkan
sampai meneteskan air mata karena terharu saat pertama kali menonton lagu
penutup film <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Stand By Me Doraemon</i>
itu. Siapapun yang pernah menonton Doraemon atau membaca komiknya pasti tahu
bahwa Nobita dan Doraemon adalah sahabat yang sangat dekat. Bahkan saking
dekatnya, seringkali Nobita justru bercerita dan meminta bantuan bukan pada ayah
ibunya, tetapi pada Doraemon. Namun tidak jarang pula mereka bertengkar,
apalagi saat Nobita menyalahgunakan alat yang dipinjami Doraemon. Meski
demikian mereka berdua tetap saling menyayangi bahkan sulit sekali bagi mereka
untuk berpisah ketika tugas Doraemon untuk mendampingi Nobita telah usai dan ia
harus kembali ke masa depan seperti yang dikisahkan di film <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Stand By Me Doraemon</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sambil
menonton video clip nya di Youtube, saya jadi terpikir. Bersahabat bukan
berarti tak ada konflik. Bersahabat bukan berarti tak pernah bertengkar.
Bersahabat bukan berarti tak pernah marah. Dan bersahabat bukan berarti tanpa
masalah. Sebab konflik, pertengkaran dan masalah adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sunatullah</i> yang pasti ada selama kita bernyawa dan hidup bersama
orang lain. Yang terpenting adalah tindak lanjutnya untuk segera bertaubat,
meminta maaf, dan memperbaikinya. Sehingga konflik, pertengkaran, dan masalah
bisa membuat persahabatan menjadi lebih erat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sambil
memandang iin yang tertidur pulas di kursinya setelah menonton lagu dari film
favorit kami itu, dalam hati saya berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Izinkan
bunda memperbaikinya ya nak, karena bunda ingin jadi sahabatmu...”</i>.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: verdana, sans-serif;"><span style="font-size: 13.3333px;">PS:</span></span><br />
<span style="font-family: verdana, sans-serif;"><span style="font-size: 13.3333px;">Inilah sepenggal cerita dari pengalaman pulang kampung saya ketika liburan sekolah kemarin. InsyaaAlloh akan ada cerita selanjutnya.</span></span><br />
<span style="font-family: verdana, sans-serif;"><span style="font-size: 13.3333px;">Bagaimana dengan Anda, apakah juga ingin menjadi sahabatnya putra putri Anda? </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-d5eK2rp3QlM/XS58yOog1KI/AAAAAAAAAOk/H2adac-vgjwyBWoa5jJjwTRYe4Bj06UgwCLcBGAs/s1600/20190717_051233.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-d5eK2rp3QlM/XS58yOog1KI/AAAAAAAAAOk/H2adac-vgjwyBWoa5jJjwTRYe4Bj06UgwCLcBGAs/s320/20190717_051233.jpg" width="240" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-55599734136722922842019-06-12T16:53:00.000-07:002019-06-12T16:53:08.744-07:00GADGET YANG MENGGANGGU KEHANGATAN MUDIK<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Lebaran tahun ini Alhamdulillah kami
bertiga berkesempatan untuk silaturahim dengan keluarga dan saudara-saudara di
Solo. Karena jarak yang tidak terlalu jauh dari Jogja, saya dan suami
memutuskan untuk pergi dan pulang naik Kereta Api Prameks saja. Murah meriah.
Murah karena harga tiketnya hanya Rp 8.000,- per orang. Meriah karena kita bisa
naik ke dalam kereta dan diantar sampai kota tujuan, tapi belum tentu dapat
tempat duduk hehehe... <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Dalam perjalanan menuju Solo, atas
kebaikan hati seorang kakak yang masih remaja, Alhamdulillah iin (anak kami)
mendapat tempat duduk. Dia duduk sekursi bertiga dengan kakak baik hati itu dan
adiknya. Sementara saya dan suami berdiri hingga Stasiun Purwosari (satu
stasiun sebelum Solo Balapan, stasiun tujuan kami). Lumayan juga, hampir satu
jam kami berdiri, tapi harus tetap dinikmati, sebab kan jarang-jarang juga kami
berdiri di kereta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Perjalanan pulang kembali ke Jogja
juga tidak kalah seru. Sebetulnya hotel tempat kami menginap di Solo
berseberangan dengan Stasiun Purwosari, tapi kami putuskan untuk naik Prameks dari
Stasiun Solo Balapan agar bisa kebagian tempat duduk. Ternyata orang lain pun sepertinya
berpikiran sama. Banyak sekali orang yang juga hendak kembali ke Jogja dengan Kereta
Prameks yang sama dengan kami dari Stasiun Solo Balapan. Alhasil sambil
memanggul ransel, membawa koper, menenteng kardus oleh-oleh, dan menggandeng
iin, saya dan suami harus berdesakan dengan penumpang lain di pintu Prameks
agar bisa dapat tempat duduk. Alhamdulillah saya dan iin bisa dapat satu tempat
duduk sehingga iin harus saya pangku. Sementara suami kembali harus berdiri
karena tak ada lagi tempat duduk yang kosong.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah di perjalanan pulang inilah ada
hal yang menarik perhatian saya sekaligus memprihatinkan. Di deretan bangku
sebelah kami, duduklah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga
anaknya. Anak yang sulung mungkin sudah SMP duduk satu kursi dengan saya.
Sementara dua anak yang lain yang mungkin masih SD duduk di deretan sebelah
berhadapan dengan orang tua mereka. Meskipun ayah, ibu, dan dua anak yang
kira-kira masih SD itu duduk berdekatan dan berhadapan-hadapan, nyatanya tak
banyak yang mereka bicarakan. Mereka justru lebih asyik dengan gadget
masing-masing. Sesekali mungkin mereka bosan, sehingga gadget dimasukkan, lalu
kedua anak yang masih SD itu mengajukan beberapa pertanyaan pada ibunya, seperti
kenapa di jendela ada tulisan kaca boleh dipecah, ini sudah sampai di mana,
dll. Tapi itu tak lama, sebab setelah itu mereka kembali mengeluarkan gadget
masing-masing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah yang paling membuat saya tak
habis pikir adalah si ayah. Sebab sejak kereta belum jalan hingga kami turun di
Stasiun Maguwo Jogja, si ayah tetap bergeming dengan gadget-nya. Sepertinya
sedang asyik bermain game, karena gadget-nya dipasangi alat tambahan seperti
joystick game lengkap dengan earphone yang tak pernah lepas dari telinganya.
Sepanjang perjalanan itu nyaris si ayah tak bercakap-cakap dengan anggota
keluarga yang lain. Sesekali si ibu mengajaknya bicara bahkan bercanda, namun
sepertinya si ayah tidak dengar. Lalu tersiratlah kekecewaan di wajah si ibu
dan kembali ia mengeluarkan gadgetnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sungguh sangat miris melihatnya.
Sebab sebetulnya perjalanan di kereta seperti itu bisa dimanfaatkan untuk
menjalin kedekatan dan menumbuhkan kehangatan dengan keluarga. Barangkali di
hari-hari biasa, kita sudah terlalu dilelahkan oleh aktivitas masing-masing,
disibukkan pula oleh rutinitas yang itu-itu saja. Dan yang paling sering
terjadi di era digital ini, perhatian serta pikiran bahkan perasaan kita kerap
kali diambil alih oleh gadget kita sendiri-sendiri. Jangan sampai gadget
kembali menjauhkan kita di momen mudik ini, momen di mana seharusnya kita menghangatkan
kembali yang selama ini terasa dingin dan kaku, serta mendekatkan kembali yang
selama ini jauh walaupun secara fisik dekat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sampai kami turun lebih dulu di Stasiun
Maguwo Jogja, si ayah masih tetap khusyuk dengan gadget dan gamenya. Semoga setelah
itu si ayah menghentikan game-nya, mematikan gadgetnya, memasukkannya ke dalam saku
atau tas, lalu bercengkrama dengan istri dan anak-anaknya. Agar suasana berubah
jadi hangat, agar perjalanan tak terasa hambar-hambar saja, dan agar terbentuk
kenangan indah di benak anak-anaknya. Sebab sejatinya mengasuh itu adalah menciptakan
kebiasaan dan membentuk kenangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">-Self reminder-<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-YhGs5DUjgpc/XQGQCa4a1tI/AAAAAAAAAOQ/erzuKAIvhhwHtw8knNHwFDoHyTLDo8LZACLcBGAs/s1600/20190611_083757.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1199" data-original-width="1600" height="239" src="https://1.bp.blogspot.com/-YhGs5DUjgpc/XQGQCa4a1tI/AAAAAAAAAOQ/erzuKAIvhhwHtw8knNHwFDoHyTLDo8LZACLcBGAs/s320/20190611_083757.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tiket Prameks kami PP Jogja-Solo</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-78509453245610451592019-04-02T01:08:00.001-07:002019-04-02T01:08:32.997-07:00WAHAI BAPAK, JADILAH CINTA PERTAMA BAGI ANAK PEREMPUAN ANDA<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gegara
di debat capres kemarin tersebut kata DILAN, saya jadi teringat sebuah tulisan menarik
di facebook. Bukan...bukan tentang debatnya ataupun pemilunya. Melainkan
postingan tentang keromantisan dalam film Dilan yang kemarin booming sekali di
negeri ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
intinya, menurut si penulis, keromantisan yang dilakukan oleh Dilan (termasuk
ucapan-ucapannya pada Milea) sungguh adalah receh bagi emak-emak, apalagi bagi
para emak yang anaknya sudah lebih dari satu. Bagi si penulis, romantis itu bukan
berupa kata-kata puitis, tapi romantis itu adalah ketika suami mencuci semua
piring kotor yang menumpuk sampai-sampai wastafel dan busa sabut cucinya pun ia
bersihkan juga. Atau ketika suami bersedia membelikan pembalut untuk istrinya dan
tidak malu ketika berhadapan dengan petugas kasirnya. Dan para netizen yang
berkomentar di bawah tulisan itu pun 100 persen sepakat bin setuju dengan
pendapat si penulis. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saya
pribadi juga setuju dengan tulisan itu. Kalau suatu hari tetiba suami saya
berkata pada saya yang adalah emak beranak satu ini <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Bun...kalau ayah jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya,
aduh, maaf, ayah pasti tidak bisa karena ayah cuma suka bunda..”</i> maka sudah
pasti saya akan bertanya sambil menempelkan tangan saya di keningnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Ayah lagi nggak enak badan ya?????”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hehehe...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Memang,
bagi kita yang sudah menikah apalagi sudah belasan bahkan puluhan tahun, definisi
romantis kita sangat mungkin berbeda dengan definisi romantis bagi anak-anak
muda yang belum berumah tangga apalagi yang baru beranjak remaja dan baru mulai
merasakan manisnya jatuh cinta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nah,
pertanyaannya....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengapa
gombalan Dilan seperti “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jangan rindu.
Berat. Kamu nggak akan kuat. Biar aku saja...</i>” dll mampu membuat gadis-gadis
yang mendengarnya langsung histeris, klepek-klepek dan meleleh hatinya,
sementara bagi emak-emak yang sudah berumah tangga dan beranak bahkan lebih
dari satu justru terdengar geli di telinga atau bikin <i style="mso-bidi-font-style: normal;">keselek </i>di tenggorokan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ya.
Sebab kita yang sudah menjadi emak-emak ini tahu bahwa cinta sejati tak cukup
hanya berupa rangkaian kata-kata manis belaka. Kata-kata manis memang perlu
juga dalam kehidupan berumahtangga, seperti ucapan “I love you”, terima kasih, panggilan
“sayang”, dll. Tapi apalah artinya kata-kata manis tersebut bila tidak
dibarengi dengan tindakan nyata. Kita yang sudah emak-emak ini pun tahu bahwa
cinta yang sesungguhnya bukan terletak pada kalimat-kalimat romantis saja,
namun cinta yang tetap saling diberikan meski sudah ditempa dengan berbagai
cobaan, berbagai rintangan, berbagai hal-hal di luar ekspektasi dan harapan,
serta berbagai ujian yang nggak enak di hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jadi
para emak (dan tentu juga para bapak), bagaimana caranya agar anak-anak perempuan
kita tidak terjebak apalagi tertipu oleh gombalan-gombalan romantis dari
“Dilan”, baik Dilan-Dilan di dunia nyata maupun Dilan-Dilan di dunia maya? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nah
di sinilah peran penting para bapak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wahai
bapak-bapak, dekatlah dengan anak perempuan Anda, baik secara fisik dan
terlebih lagi secara hati. Tentu saja kedekatan ini bukan sesuatu yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ujug-ujug</i> alias tiba-tiba ada, namun
harus mulai dijalin sediniiiiii mungkin, bahkan sejak anak perempuan Anda masih
berada di dalam perut ibunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
caranya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sering-seringlah
mengajak anak perempuan Anda ngobrol. Seringlah bertanya padanya. Mulai saja
dengan pertanyaan sederhana bahkan remeh temeh. Lalu dengarkan jawaban,
celotehan dan ceritanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tempelkan
fisik Anda dengan fisiknya. Gendong, cium, pangku, dan peluk ia dengan segenap
jiwa raga Anda. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bermainlah
dengannya. Tak masalah bila permainannya permainan perempuan. Biarkan ia menjadi
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">princess</i> dan Anda jadi kudanya atau
jadi pangerannya. Atau biarkan ia bermain masak-masakan dan Anda yang
mencicipinya. Atau biarkan ia bermain boneka, dan pura-pura bonekanya sakit
lalu Anda jadi dokternya, memeriksa bonekanya dan membuatkan resep.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bacakan
mereka cerita sebelum tidur. Atau ceritakan serunya masa kecil Anda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jangan
segan memujinya cantik atau memanggilnya sayang. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan juga antar ia berangkat ke sekolah. Buatlah perjalanan Anda dengannya dari rumah menjadi penyemangat baginya untuk menjalani harinya di sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Intinya
Bapak, jadilah cinta pertama bagi anak perempuan Anda! Meski mungkin waktu Anda
tak banyak karena harus berjuang mencari nafkah, tapi tetap sempatkanlah! Buat
waktu yang sedikit itu menjadi sangat-sangat berkesan untuknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Agar
apa?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Agar
kelak bila ada “Dilan” yang datang mendekatinya, menyebutnya cantik, memanggilnya
sayang, bahkan memberikan gombalan-gombalan yang mendayu-dayu, anak perempuan Anda tak mudah
terbujuk dan terayu apalagi sampai menyerahkan kehormatannya pada laki-laki itu, sebab dalam
hatinya sudah terlebih dulu ada sosok laki-laki yang hangat dan penyayang, baik
dengan kata-kata maupun dengan tindakan nyata, yaitu BAPAKNYA.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semoga
bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-gPIcDFcMk8M/XKMYT_-q-3I/AAAAAAAAANk/2mOZNKR0a9UCwSfTlIYGKRViYe-ifFxEQCLcBGAs/s1600/20190402_145329.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-gPIcDFcMk8M/XKMYT_-q-3I/AAAAAAAAANk/2mOZNKR0a9UCwSfTlIYGKRViYe-ifFxEQCLcBGAs/s320/20190402_145329.jpg" width="179" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-39148136118809604462019-03-02T05:10:00.000-08:002019-03-02T05:10:07.445-08:00DARI SIAPA ANAK BELAJAR BERBOHONG?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-_mJNE74HVUo/XHp_xn696XI/AAAAAAAAANI/6YiDF8q1H8Um71cfgEbsBgj9B1-9RSYugCLcBGAs/s1600/20190302_195618.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="404" data-original-width="719" height="179" src="https://2.bp.blogspot.com/-_mJNE74HVUo/XHp_xn696XI/AAAAAAAAANI/6YiDF8q1H8Um71cfgEbsBgj9B1-9RSYugCLcBGAs/s320/20190302_195618.png" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ayah bunda yang baik, adakah di
antara Anda yang pernah dibohongi???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Barangkali banyak yang akan menjawab
dengan lantang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Adaaaaaa!!!”</i> Apalagi
kalau dibohonginya baru-baru saja, masih segar di ingatan dan rasa sakitnya masih
periiiih di hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Suka nggak ayah bunda dibohongi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Kemungkinan besar Anda akan menjawab
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Ya jelas enggakkk laaaaaaaah...”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah kalau sekarang pertanyaannya dibalik
(dan harus dijawab dengan jujur yaa) adakah di antara ayah bunda yang pernah
membohongi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mungkin akan banyak juga yang
menjawab <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Adaaaa...”</i> tapi dengan
suara liriiiiiih sekaliiiiii bahkan di dalam hati, apalagi kalau korbannya
sedang ada di sebelah Anda hehehe...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah, kalau memang tidak suka
dibohongi bahkan pernah merasakan pahit dan perihnya dibohongi, lantas mengapa kita
berbohong atau membohongi orang lain? Apalagi sampai menyebarluaskannya pada
orang banyak. Misalnya saja mengaku kecelakaan menabrak tiang listrik sampai
bengkak sebesar bakpao, atau mengaku dipukuli orang ternyata baru saja menjalani
treatment wajah, atau menyebutkan data-data yang jelas-jelas tidak sesuai fakta
di sebuah forum debat yang ditonton jutaan orang secara live?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mengapa kita dengan mudahnya bisa berbohong
padahal tidak suka dibohongi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Hemm....saya jadi teringat beberapa
waktu lalu seorang anak tetangga sedang bermain dengan anak saya di rumah. Lalu
anak itu berkata pada anak saya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Eh kamu
jangan makan permen karet lho!”</i> Anak saya pun bertanya mengapa dan anak itu
menjawab dengan polosnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Soalnya kata
kakekku permen karet itu bikinnya diinjek-injek..”</i> Saya yang saat itu
sedang minum di dekat mereka hampir saja tersedak. Di lain waktu ia berkata
lagi pada anak saya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Eh kamu kalau sudah
malam jangan keluar rumah lho, kata kakekku nanti perutnya digeli-geli sama
setan...”</i> Apaaaaa??? (tepok jidat)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pernah juga saya melihat seorang
anak merengek pada ibunya karena minta diajak berenang ke sebuah tempat berenang.
Karena sedang tidak memungkinkan untuk berenang saat itu, si ibu lalu mengambil
HP dan berpura-pura menelepon tempat berenang itu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Halo pak...sudah tutup ya pak kolam renangnya. O ya udah makasi ya
pak.”</i> Lalu ibu itu berkata pada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">anaknya
“Tuh kan mama sudah telpon kolam renangnya sudah tutup. Kapan-kapan saja kita
ke sana...”</i> Padahal jelas tempat berenangnya masih buka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ada pula seorang nenek yang suatu
pagi berusaha menenangkan cucunya yang sedang menangis karena ditinggal ibunya
berangkat kerja <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Bunda cuma ke tambal ban
di depan situ kok bentaaaar, soalnya motornya harus diperbaiki...bentar lagi
bunda balik, sudah cup cup cup nggak usah nangis...”</i> Padahal si ibu bukan
pergi ke tambal ban dan baru akan pulang kerja sore harinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Atau seorang ayah sedang asyik berselancar
di dunia maya dengan smartphone-nya lalu datanglah anaknya yang merajuk ingin
pinjam untuk nonton youtube “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nggak bisa...nggak
bisa...batrey hp ayah sudah mau habis...”</i> Tapi si anak tetap merengek
bahkan makin kencang. Lalu si ayah berketa lagi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Kuota ayah sudah habis. Nggak bisa dipakai nonton youtube.”</i>
Padahal jelas batrey dan kuotanya masih ada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pun masih jelas sekali di ingatan
saya, dulu saat saya masih duduk di bangku TK, guru saya pernah berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Kalau sudah besar itu nggak boleh nen
(menyusu ke ibu) lagi ya. Nanti kalo masih nen, lidahmu akan bolong-bolong
kayak habis di makan ulat”. </i>Kenapa perkataan guru saya itu masih saya ingat
terus sampai sekarang, sebab ketika beliau berkata seperti itu, saya langsung
membayangkan lidah yang bolong-bolong seperti daun yang di makan ulat, dan itu
sukses membuat saya geli bin takut. Sekarang saya hanya tertawa sambil
geleng-geleng kepala saja kalau ingat kata-kata guru saya itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah ayah bunda, tanpa kita sadari,
ternyata sejak kecil seorang anak sudah belajar untuk berbohong. Dari siapa
mereka belajar? Justru dari orang-orang terdekat di sekitarnya yang SEMESTINYA dan
SEHARUSNYA mengajarinya untuk menjadi baik, termasuk mengajarkan tentang
kejujuran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Saya percaya, tidak ada orang tua,
keluarga, maupun guru manapun yang secara sadar dan sengaja berniat mengajari
anak atau cucu atau muridnya untuk berbohong. Dan ketidaksengajaan serta ke-tidak-ada-niatan
itu biasanya mereka lakukan karena alasan yang baik bahkan mulia. Misalnya
kakek teman main anak saya itu, saya yakin beliau berkata pada cucunya bahwa
permen karet itu proses pembuatannya dengan cara diinjak-injak pakai kaki adalah
agar cucunya tidak kebanyakan makan permen yang bisa membuatnya batuk atau
sakit gigi, dan memang teman main anak saya itu suka sekali makan permen. Pun
dengan guru TK saya itu, saya yakin beliau tentu tahu bahwa menyusu sampai
kapan pun tak akan pernah membuat lidah anak menjadi bolong. Saya yakin beliau
berkata seperti itu agar saya dan teman-teman saya yang saat itu sudah berusia
5 tahun tidak lagi menyusu pada ibu kami dan bisa lebih mandiri. Sayangnya
maksud-maksud dan tujuan-tujuan yang baik nan mulia itu tidak diikuti oleh cara
yang baik serta bijak pula. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mengapa tidak mengatakan yang
sebenarnya saja pada anak?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Cucuku
sayang, jangan makan permen lagi ya, nanti kalau kebanyakan bisa sakit
gigimu...”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Maaf
ya nak, ibu nggak bisa mengantarmu berenang. InsyaaAlloh kita berenang lain
waktu ya...”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Cup
cup cup...jangan menangis cucuku...bundamu berangkat kerja dulu. Nanti sore
bunda pulang. Yuk kita main dulu sambil menunggu bunda pulang...”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Bentar
ya anakku sayang, ayah sedang pakai HP nya. Nanti kalau ayah sudah selesai,
gantian kamu boleh pakai HP ayah untuk nonton Youtube...tapi nontonnya bareng
ayah ya hehehe...”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">“Murid-murid...kalian
itu sudah besar dan hebat, sudah bisa makan dan minum sendiri. Jadi sudah tidak
perlu lagi menyusu ke ibu ya. Oke?”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mudah kan???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Tapi nanti cucu atau anak akan
menangis, merajuk, merengek bahkan sampai gulung-gulung dan koprol di lantai,
dsb....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ya nggak apa-apa. Itu wajar, sebab itulah
cara mereka (yang masih belum dewasa) merespon atau bereaksi terhadap sesuatu
yang tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. Berikan mereka kesempatan untuk
menyalurkan respon atau reaksi mereka itu, selama respon atau reaksinya tidak
menyakiti diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Bukankah dalam
hidup ini sejatinya kita pun pernah bahkan mungkin sering mendapakan sesuatu
yang ternyata tidak sesuai dengan yang kita inginkan atau tidak sesuai dengan
ekspektasi kita? Lalu kita pun merasa kecewa, sedih, patah semangat atau marah.
Tak apa, itu reaksi emosi yang wajar sebagai bentuk respon atas kejadian
seperti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Lagipula suatu hari nanti dalam
perjalanan usianya, anak-anak akan tahu bahwa dulu dia dibohongi. Ingat, anak
adalah peniru paling ulung, sehingga tidak menutup kemungkinan ia akan
berbohong pula. Dan bila pembohongan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa di
sekitarnya itu dilakukan berulang-ulang maka bisa jadi anak akan berpersepsi
bahwa berbohong adalah hal yang biasa alias tak masalah untuk dilakukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Jadi biarlah sedari dini anak-anak
kita belajar menghadapi kenyataan dan belajar tentang kejujuran agar mereka
tidak tumbuh menjadi manusia yang mudah berdusta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">-Self Reminder-<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Semoga bermanfaat<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-59352414736987074182019-01-15T19:07:00.000-08:002019-01-15T20:14:42.475-08:00JANGAN SAMPAI KITA SENDIRI LAH YANG MEMENDAM POTENSI ANAK<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salah satu cara paling mudah untuk belajar tentang parenting
alias pengasuhan ialah dengan melihat kembali dan mempelajari bagaimana orang
tua kita dulu mengasuh kita. Hasilnya? Ya adalah diri kita sekarang ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dulu saat masih menjadi penyiar radio, saya pernah
ditunjuk oleh produser saya untuk memandu sebuah talkshow spesial dalam rangka
hari kartini. Talkshow itu mengundang 2 narasumber perempuan hebat. Yang satu
istri seorang profesor sekaligus pengusaha sukses pemilik sebuah perguruan
tinggi di Jogja, dan yang satunya lagi istri seorang tokoh muda Jogja (yang
saat tulisan ini dibuat) menjabat sebagai anggota DPR RI.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meski awalnya saya agak tegang, alhamdulillah talkshow
itu bisa mengalir santai, ada canda tawa meski usia kami berbeda-beda, dan ada
juga sesi yang mengharu biru. Saya sungguh bersyukur mendapat kesempatan memandu
talkshow tersebut, sebab banyak pelajaran berharga yang bisa saya petik dari 2
narasumber saya itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun yang membuat talkshow itu meninggalkan kesan yang
sangat mendalam bagi saya ialah komentar teman-teman kantor selepas talkshow,
terutama manajer saya. Beliau (yang sangat sangat jarang sekali memberikan
apresiasi positiv) berkata pada saya</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bagus zur...kamu
bisa nge-bland sama narasumbernya....”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
ucapnya sambil tersenyum dan memberi jempol.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Waahhhhhh...sungguh sebuah penghargaan yang tak bisa
saya lupakan. Mungkin terkesan lebay ya? Namun memang itulah yang saya rasakan.
Saya jadi berpikir, mengapa ucapan manajer saya itu bisa begitu berkesan, bahkan
membuat saya terharu setiap kali mengingatnya. Rupanya pujian itu membuat saya merasa
dihargai hingga saya TERSADAR bahwa ternyata saya ini punya kemampuan yang
lumayan juga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lha, kok BARU sadar???</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ya, saya pun bertanya-tanya juga mengapa di usia saya
yang waktu itu sudah kepala dua, saya baru meyadari bahwa saya ini punya
kemampuan. Dan setelah merenung plus melihat kembali ke belakang, ternyata ada
dua penyebab utamanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pertama, rupanya sejak dulu saya amat amat sangat
sangat jaraaaaang sekaliiiiiii mendapat apresiasi positiv dari kedua orang tua
saya atas apa-apa yang pernah saya capai dalam perjalanan hidup. Saat saya berhasil
memenangkan lomba-lomba tujuh belasan, saat saya bisa mendapat nilai ulangan
terbaik di kelas, saat saya berhasil mendapat rangking satu, saat saya diterima
di SMP dan SMA favorit, pun saat saya diterima di perguruan tinggi negeri ternama
di surabaya tanpa harus ikut SPMB, dan momen-momen keberhasilan lainnya, tak
ada sepatah katapun yang terucap dari bapak dan ibu kepada saya sebagai bentuk
penghargaan. Mungkin mereka mengungkapkannya dalam hati, atau dalam bentuk sujud
syukur ketika sholat atau mengadakan syukuran dengan mengundang anak yatim,
dsb. Namun tak ada satupun yang diungkapkan langsung kepada saya, baik dalam
bentuk kata-kata, bahasa tubuh, ekspresi wajah, apalagi hadiah. Hingga akhirnya
saya pun TERLAMBAT menyadari bahwa saya ini sebetulnya punya kemampuan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedua, adalah karena gaya pengasuhan populer yang saya
dapatkan sejak kecil seperti dicap, dibanding-bandingkan, diremehkan, diabaikan,
dll yang membuat saya merasa tidak berharga, tidak diterima, tidak memiliki
kelebihan apa-apa, dan tidak memiliki konsep diri yang positiv.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nah ayah bunda yang baik,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Belajar dari pengalaman saya itu, tentu tak ada satupun
dari kita yang ingin anaknya bernasib sama seperti saya, terlambat menyadari
bahwa dirinya berharga dengan potensi-potensinya yang luar biasa. Sehingga ayah
bunda, sebelum terlambat, yuk lihat kembali bagaimana kita mengasuh anak-anak
kita selama ini. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mari mulai membiasakan diri untuk memberikan apresiasi positiv
pada apa-apa yang bisa anak kita lakukan, pada niat baiknya, pada usaha
kerasnya, pada kesungguhannya, pada ketekunannya, pada prosesnya meski mungkin
hasilnya masih jauh dari sempurna di mata kita. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jangan hanya dibatin! Tapi ucapkan apresiasi itu!
Dahulukan dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur, baru berikan pujian
padanya. Pujian yang proporsional (tidak berlebihan) dan tulus dari hati
terdalam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lihat juga bagaimana kita bicara kepada anak kita
selama ini. Apakah bicara kita terlalu banyak memerintah tanpa jeda, tanpa mendengarkan
perasaannya, tanpa membaca bahasa tubuhnya, serba tergesa-gesa, lebih sering
menyalahkan dari pada melihat sisi positiv yang dilakukannya, kerap meremehkan
kemampuannya, mencap dengan cap-cap negativ, membandingkannya dengan yang lain
padahal jelas setiap anak adalah unik, dsb... Bila iya, segera mohon ampun pada
Allah dan minta maaf pada anak lalu perbaiki, agar anak merasa bahwa dirinya
diterima oleh kedua orang tuanya apa adanya dan dihargai usahanya. Percayalah
ayah bunda, bila mereka merasa diterima, dihargai, dan diapresiasi maka mereka
akan berusaha untuk melakukan lebih dan lebih baik lagi bahkan tanpa diminta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Last but not least</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, PEKA-lah. Perhatikan hal apa yang paling menonjol dari
anak kita, meski mungkin tampak sederhana bahkan remeh. Bisa jadi di situlah
potensi unggulnya. Asah terus agar ia menjadi spesialis atau ahlinya, dan
arahkan pada kebaikan. Saya masih ingat betul, salah satu presenter favorit
saya pernah bercerita bahwa dirinya sejak kecil sangat suka sekali berbicara
dan melucu. Bahkan saking seringnya bicara dan melucu di kelas, orang tuanya
sampai dipanggil ke sekolah sebab ia sering membuat kelas menjadi ramai.
Ternyata disitulah talentanya, hingga ia sukses menjadi penyiar radio dan
presenter televisi yang seakan tak pernah kehabisan kata untuk bicara dan
bercanda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jadi ayah bunda....anak itu ibarat kertas putih. Kita
lah yang punya kewajiban utama untuk melukisnya dengan lukisan yang baik, agar
ia tumbuh menjadi pribadi yang siap bermanfaat bagi alam semesta dengan
potensinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-Self reminder-</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-Vr7J1ptRYr8/XD6etlL5aYI/AAAAAAAAAMg/82aMsuvlIQcl7q_mzDG8Obep4fHJD3WcwCLcBGAs/s1600/20190116_095407%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="150" src="https://4.bp.blogspot.com/-Vr7J1ptRYr8/XD6etlL5aYI/AAAAAAAAAMg/82aMsuvlIQcl7q_mzDG8Obep4fHJD3WcwCLcBGAs/s200/20190116_095407%255B1%255D.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Meski belum berhasil jadi juara, saya selalu bilang pada iin "MasyaAlloh...gambarmu bagus sekali, sayang"</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-32589926675925541232018-12-26T17:59:00.000-08:002018-12-26T17:59:47.610-08:00AYAH BUNDA, APAKAH KITA MENGENALI ANAK KITA SENDIRI?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-h_5bSzkphQM/XCQuMXfc85I/AAAAAAAAAMA/waAs2YvpvIIsq1o8c84Bk47QkntZEEkdQCLcBGAs/s1600/20181227_075353%255B1%255D.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="266" data-original-width="266" height="200" src="https://4.bp.blogspot.com/-h_5bSzkphQM/XCQuMXfc85I/AAAAAAAAAMA/waAs2YvpvIIsq1o8c84Bk47QkntZEEkdQCLcBGAs/s200/20181227_075353%255B1%255D.png" width="200" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Sebuah pertanyaan super penting yang patut kita
tanyakan pada diri kita masing-masing. Mumpung sedang berada di penghujung
tahun dan hendak berganti tahun yang baru. Meski sebetulnya tak harus menunggu
pergantian tahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Mengapa saya sebut super penting?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menonton sebuah
film bertajuk “SEARCHING”. Bagi Anda yang belum menontonnya, izinkanlah saya
bercerita sedikit tentang film produksi Bazelevs Company, Screen Gems, dan Stage
6 Films ini tanpa membocorkan ending ceritanya yang mengejutkan agar Anda tetap
penasaran dan akhirnya memutuskan untuk menontonnya juga hehehe....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Film bergenre thriller yang disutradarai oleh Aneesh
Chaganty ini berkisah tentang seorang ayah bernama David Kim yang tengah mencari
putrinya bernama Margot yang tiba-tiba menghilang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Awalnya David hidup bahagia bersama istrinya (Pam) dan
Margot. Mereka rajin sekali merekam moment-moment bahagia, terutama sejak
Margot lahir dan melengkapi kehidupan mereka. Namun suasana mulai berubah
ketika Pam dinyatakan mengidap kanker. Meski sempat berjuang bersama, akhirnya
Pam meninggal dunia. Dan mulai lah sejak saat itu hanya ada David dan Margot.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Meski tinggal serumah, David dan Margot lebih sering
berkomunikasi via smartphone, baik chat maupun video call. David merasa semua
baik-baik saja. Hingga suatu hari David menelpon Margot via video call. Margot
mengatakan bahwa ia sedang berada di rumah salah satu temannya untuk belajar
biologi bersama. Margot berjanji akan pulang meski larut malam. Ternyata
keeseokan paginya Margot tak ada di rumah. David mencoba menelpon Margot, namun
selalu masuk ke kotak pesan. Ia terus mengirim pesan teks pada Margot, namun
pesan-pesannya tak kunjung dibalas. Mulai lah David merasa khawatir.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 12pt;">Kekhawatiran David bertambah, manakala ia menemukan
bahwa Margot yang harusnya saat itu sedang les piano, ternyata ia tak ada di
tempat les dan bahkan gurunya memberi tahu David bahwa Margot sudah berhenti
les sejak enam bulan yang lalu! David sungguh terkejut karena ia tidak tahu
manahu akan hal ini, apalagi ia masih terus memberikan uang les piano pada
Margot.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Karena tak kunjung mendapat kabar dari Margot, David
memutuskan untuk menghubungi polisi. Polisi pun membantu menemukan Margot melalui
detektiv Rosemary Vick.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Detektiv Vick meminta David untuk mulai mengumpulkan
informasi tentang keberadaan Margot melalui teman-temannya. Ternyata David baru
sadar bahwa ia sama sekali tidak tahu siapa teman-teman Margot! Syukurlah
Margot meninggalkan laptopnya di dapur dan David pun mulai menelusuri
teman-teman Margot melalui laptop Margot dan akun media sosialnya. Dimulai dari
facebook Margot, tapi David tidak tahu apa password akun facebook Margot. Dan
setelah berusaha keras, akhirnya David bisa masuk ke dalam facebook Margot dan
mulai menghubungi teman-temannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Selama masa pencarian, dengan dibantu polisi, fakta
demi fakta tentang Margot <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tak
henti-hentinya membuat David terkejut. Melalui detektiv Vick, David mendapat
informasi bahwa pada malam di mana Margot berjanji akan pulang selepas kerja
kelompok biologi, rupanya Margot justru berkendara ke luar kota. Tak hanya itu,
polisi bahkan menemukan bahwa uang piano yang selama ini diberikan oleh David
justru disimpan oleh Margot di bank lalu Margot mentransfer uang itu ke sebuah
rekening yang ternyata juga milik Margot sendiri. Semacam alur yang biasa
terjadi pada praktek pencucian uang dan biasa digunakan juga oleh para pemakai
narkoba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Hari demi hari berlalu. Kejadian hilangnya Margot pun
menjadi viral di dunia maya dengan berbagai macam tagar. Beragam komentar dari
netizen mengalir, mulai dari dukungan, ungkapan turut berduka hingga
menyalahkan David yang tidak bisa melindungi Margot bahkan ada juga yang
beranggapan bahwa David menculik putrinya sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Di tengah keputusasaan karena tak kunjung mendapat
titik cerah dari keberadaan Margot, David berkata pada Detektiv Vick:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">I don’t know
her...I don’t know my daughter....</span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Bagi saya, pernyataan David ini adalah titik penting dari
film ini sekaligus alarm bagi kita para orang tua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Apakah kita sungguh mengenali anak-anak kita?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Meski mereka buah dari sperma dan sel telur kita, lahir
dari rahim kita, sehari-hari bersama kita, tinggal di rumah yang sama dengan
kita, dll...apakah kita sungguh mengenali mereka? Tentu hanya kita sendiri yang
bisa menjawabnya....dengan jujur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Suatu hari seorang ibu dibuat terkejut sebab pagi-pagi
ia mendapati putranya tergeletak di teras rumah dan ketika ibu itu mencoba membangunkannya,
putranya malah muntah-muntah. Rupanya putranya mabuk setelah semalam dugem. Dan
ternyata ibu itu tidak pernah tahu kalau putranya kerap kali dugem apalagi
sampai mabuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Di lain kesempatan, seorang ibu lain bercerita dengan
penuh kebanggan bahwa anak laki-lakinya ketika TK dulu sudah hafal banyak surat
pendek bahkan seringkali jadi imam ketika sholat bersama teman-teman TK nya.
Dan dengan penuh keyakinan pula si ibu berkata pada saudara-saudaranya bahwa
sudah tertanam ketakwaan pada diri anak laki-lakinya itu sejak kecil. Sementara
si ibu tidak pernah tahu bahwa kini ketika sudah dewasa, anak laki-lakinya itu
justru malas sekali membaca Al Quran, sering menunda-nunda sholat, bahkan pernah mengkhianati istrinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Beberapa waktu yang lalu pun seorang artis senior tanah
air dibuat terkejut bukan kepalang ketika polisi menangkap anak dan saudara-saudaranya
sedang menikmati narkoba bersama-sama. Sementara selama ini yang ia tahu adalah
anaknya baik-baik saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Astaghfirullahaladzim......<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Ayah bunda yang baik, kita ini memang bukan cctv yang
bisa memantau anak kita 24 jam, dan sungguh memang yang paling mengenali anak
kita hanyalah dirinya sendiri dan Tuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Akan tetapi ayah bunda, bagaimana pun juga kita ini
adalah orang tua dari anak-anak kita. Kita lah yang akan dihisab pertama kali alias
paling dimintai pertanggungjawaban tentang anak kita oleh Allah SWT kelak.
Sehingga kita memang patut bertanya pada diri kita masing-masing, apakah saya
sungguh kenal pada anak saya sendiri?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Apalagi di era teknologi yang kian pesat seperti
sekarang, smartphone dan internet kerap kali menjauhkan yang dekat dan
mendekatkan yang jauh. Gadget beserta beragam aplikasinya macam <i>games</i>, media
sosial, portal berita, dll di dalamnya membuat kita tahu bahkan selalu update
dengan kejadian-kejadian yang jauh dari kita, namun justru abai pada hal-hal yang
ada di dekat kita. Kita menjadi akrab dengan orang-orang yang berada jauh dari
kita, tapi kita jarang sekali berkomunikasi bahkan tidak begitu kenal pada
orang yang tinggal serumah dengan kita. Bisa jadi kita pun seperti David, tidak
tahu password media sosial anak kita, tidak kenal siapa teman-teman dekatnya, tidak
tahu apa aktivitas mereka, dll. Padahal kita serumah dengan mereka!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Jadi ayah bunda, di momentum penghujung tahun ini, ketimbang
kita merayakannya dengan pesta hura-hura dan hingar bingar panggung musik serta
terompet dan kembang api, alangkah jauuuuuuh lebih baik bila kita gunakan untuk
bermuhasabah dan evaluasi diri, baik sebagai suami, sebagai istri, sebagai
pribadi, dll termasuk sebagai orang tua dari anak-anak kita. Ajukan pertanyaan
pada diri sendiri dan jawab dengan jujur apa adanya. Sujud dengan sujud
terdalam untuk memohon ampunanNya dan Minta pada Nya agar Dia membimbing kita
untuk memperbaiki semuanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-49432608916996493032018-12-01T20:37:00.000-08:002018-12-01T20:44:34.543-08:00AYAH BUNDA BOLEH MARAH KOK, ASALKAN...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-wqi17Lc5dnk/XANgDUHl28I/AAAAAAAAAL0/Yeeco5wdrOAznU6geGletwnf9y7vTfEGACLcBGAs/s1600/20181202_110427.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="404" data-original-width="719" height="179" src="https://2.bp.blogspot.com/-wqi17Lc5dnk/XANgDUHl28I/AAAAAAAAAL0/Yeeco5wdrOAznU6geGletwnf9y7vTfEGACLcBGAs/s320/20181202_110427.png" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beberapa waktu lalu tetangga dekat rumah memarahi anaknya yang masih balita. Suara kerasnya
terdengar sampai rumah saya dan nada bicaranya yang membentak-bentak membuat si
anak tak berhenti menangis. Saya yang saat itu sedang membersihkan halaman
depan hanya bisa mengelus dada sambil berkata dalam hati <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Tega juga ibunya marah-marah begitu. Padahal anaknya sangat lucu dan
menggemaskan sekali...”.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seketika
itu juga Allah langsung menyentil saya dan seolah berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Memangnya kamu nggak pernah memarahi dan membentak anakmu???”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">O
iya ya....langsung tepok jidat... dan istighfar banyak-banyak...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayah
bunda sekalian, tentang marah ini, ada pertanyaan untuk Anda (dan tentu juga
untuk saya)...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Misalnya
saja, Pak Presiden memiliki anak yang masih kecil lalu menitipkannya pada Anda,
berani tidak Anda memarahi dan membentaknya, apalagi sampai mencubit atau
memukulnya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saya
yakin ayah bunda akan kompak menjawab <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Ya
enggak laaaaaaaah...yang benar saja.....”</i>. Saya pun demikian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kalau
saya tanya lagi, kenapa?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Besar
kemungkinan Anda juga akan kompak menjawab <i>“Ya karena itu kan anak orang lain,
bukan anak saya, anaknya presiden lagi....mana berani saya menyakitinya...”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nah,
di sinilah poin menariknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kita
(terutama yang punya “bakat” marah) bisa jadi akan dengan mudah mengomeli, mengata-ngatai
anak dengan kasar, membentak, mencubit, menjewer, bahkan memukul anak kita
sendiri. Apalagi ketika kita sedang lelah lahir dan batin, sedang stres, sedang
jenuh bin penat, sedang ada masalah dengan pasangan, sedang ada masalah di
kantor, dll. Kesalahan keciiiiil saja yang dilakukan oleh anak kita bisa membuat
kita “meledak”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi
bila yang melakukan kesalahan itu adalah anak presiden, hampir pasti kita tidak
akan berani memarahinya. Apalagi bila Pak Presidennya ada di situ juga dan
melihat. Barangkali kita akan berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Ah...nggak
apa-apa kooooook...namanya juga anak-anak ya kaaaaan...”</i> sambil dipaksa-paksakan
tersenyum dan sekuaaaaaaat tenaga meredam emosi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Padahal
ayah bunda...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sadarkah
kita...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bahwa
yang kita lahirkan, yang setiap hari ada di rumah, di dekat kita, dan kita sebut
sebagai anak kita itu SESUNGGUHNYA juga BUKAN milik kita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anak-anak
itu adalah MILIK ALLAH, Presiden dari segala presiden, dan Raja dari segala
raja. Kita ini hanya dititipi saja oleh Allah untuk mengasuh dan merawat mereka
sampai batas waktu tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu
kenapa kita berani memarahi, membentak, menjewer, mencubit, apalagi sampai
memukulnya? Padahal suatu hari nanti Allah akan mengambil kembali titipanNya
dan meminta laporan pertanggungjawaban kita....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Astaghfirullahaladzim.....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kalau
boleh jujur dari lubuk hati yang paling dalam, saya yakin 100% bahwa tak ada satu
orang tua waras pun di dunia ini yang ingin memarahi anaknya dalam bentuk
melukai perasaannya apalagi sampai menyakiti fisiknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi
mengapa masih saja sulit untuk tidak memarahi anak?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada
beberapa kemungkinan penyebabnya, ayah bunda:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pertama,
karena dulu kita dibesarkan juga dengan dimarah-marahi, sering dibentak-bentak,
dikata-katai kasar, dicubit, dijewer, bahkan dipukul pun pernah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayah
bunda mungkin sudah sering mendengar bahwa anak itu ibarat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">giant sponge</i> (mudah sekali menyerap semua yang dilihat, didengar,
dan dialaminya) sekaligus peniru paling ulung. Bukan kah kita semua ini adalah
anak dari orang tua kita. Jadi sudah pasti gaya pengasuhan orang tua kita dulu
akan berpengaruh pada bagaimana kita mengasuh anak-anak kita sekarang. Sampai-sampai
ada pepatah yang mengatakan bahwa buah yang jatuh tak akan jauh dari pohonnya.
Jadi walau dalam hati sesungguhnya kita tak ingin, tapi akhirnya kita pun marah-marah
juga ke anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedua,
karena kita sedang sangat capek, baik capek secara fisik, apalagi bila batin ikut
lelah dan iman sedang turun, ditambah sedang ada masalah dengan pasangan,
dengan orang tua, mertua, atasan di kantor, dll. Kalau kata orang, sedang
episode senggol bacok hehehe... Dan sasaran yang paaaaling empuk untuk melampiaskan
semua sampah emosi itu adalah anak, apalagi yang masih kecil dan belum berdaya
untuk membela dirinya yang sesungguhnya tidak salah apa-apa....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Istighfar
lagi....<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jadi,
kita harus bagaimana???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayah
bunda yang baik, kita harus sadari terlebih dahulu bahwa sesungguhnya Allah itu
menganugerahi kita emosi LENGKAP, ada senang, ada sedih, ada takut, ada jijik,
termasuk juga marah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jadi
boleh saja kita merasa marah, termasuk bila anak-anak kita melakukan kesalahan,
apalagi bila mereka melanggar aturan yang sudah disepakati bersama.
Tapiiiiiiiiii.....ada beberapa hal yang harus kita pahami dan kita lakukan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><b><i>Pertama</i></b>, kita
marah karena perbuatan salah yang dilakukan anak, bukan karena personal anak
kita. Jadi sejajarkan mata kita dengan matanya lalu katakan padanya “Ayah/bunda
marah karena kamu melakukan ini, tapi ayah/bunda tetap sayang padamu”. Dengan
cara ini pesan yang ingin kita sampaikan akan lebih mudah masuk dan dimengerti
oleh anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebaliknya,
jika kita mengomel tanpa henti, membentak, melabelinya nakal, apalagi mencubit
atau memukulnya, maka anak tidak akan mengerti bahwa ia baru saja melakukan
kesalahan. Yang ia pahami justru dua hal, pertama bahwa mengomel, membentak,
mencubit, dan memukul itu boleh dilakukan bila kita marah, dan kemungkinan
besar ia akan menirunya dan melakukannya juga. Kedua, ia justru merasa bahwa ia
tidak disayang oleh orang tuanya. Dan bila hal ini terjadi terus menerus, ia
akan merasa tidak berharga, tidak diinginkan, tidak berarti, dan akan tumbuh
menjadi pribadi yang tak memiliki nilai diri. Ini sungguh berbahaya bagi anak
dan masa depannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedua</span></i></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, wajar
bila emosi kita mudah sekali tersulut ketika sedang lelah. Sehingga sejatinya
setiap kita, baik ayah maupun bunda, sama-sama butuh istirahat dan refreshing,
untuk memulihkan kembali jiwa dan raga, serta men-charge energi agar siap
mengahadapi hari, termasuk juga menghadapi anak-</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 12pt;">anak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tentu
istirahat dan refresing-nya harus disesuaikan pula dengan kondisi kita saat ini
yang sudah tak lajang lagi dan sudah punya keluarga yang Allah amanahi. Sehingga
ayah bunda bisa mengomunikasikan ini dengan pasangan, agar ada waktu untuk
me-time barang sebentar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kalaupun
ternyata pasangan kita tak bisa diajak bekerja sama, maka ayah bunda harus
mengusahakan sendiri untuk ada kesempatan istirahat/refreshing/me-time. Tak
harus yang mahal dan besar, bisa dengan cara-cara yang sederhana, seperti mandi
supaya segar kembali, minum secangkir teh hangat, dll. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketiga</span></i></b><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, bila
ayah bunda sedang merasa sangat sangat sangat emosi, bahkan rasanya sudah
memuncak sampai ke ubun-ubun, lalu kita mendapati anak kita melakukan
kesalahan, maka kita HARUS SEGERA keluar dari situasi itu. Bukan berarti keluar
dari rumah, tapi keluar dari situasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kata
Baginda Rosul SAW <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Jika kamu marah dalam
keadaan berdiri, maka duduklah. Jika kamu masih marah, padahal sudah dalam
keadaan duduk, maka berbaringlah. Jika kamu masih marah padahal sudah dalam
keadaan berbaring, maka segera bangkit dan ambil air wudhu untuk bersuci, lalu
lakukan sholat sunnah dua rokaat.”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Inilah
yang saya maksud dengan keluar dari situasi itu. Harus ada movement, harus ada
pergerakan yang bisa memecahkan ketegangan. Misalnya pergi ke dapur untuk
minum, pergi ke halaman untuk bernafas, dll. Sebab bila tidak, maka bara emosi
akan semakin besar dan mendorong kita melakukan hal-hal yang bisa menyakiti
anak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika
sudah terlanjur???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tak
apa ayah bunda. Kita ini manusia. Bukan malaikat. Dan Allah sudah tentu tahu
itu. Jadi segera MOHON AMPUN. Mohon ampun banyak-banyak dan bertaubat sungguh-sungguh.
Lalu lakukan hal yang tak kalah penting, yakni MINTA MAAF pada anak dan
sampaikan padanya bahwa kita tetap menyayanginya dan ia pun boleh mengingatkan
kita bila kita marah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Memang
tak mudah. Namun bukan berarti tak mungkin untuk dilakukan. Jadi mari kembali
pada Allah Sang Penggenggam diri dan hati agar dibimbing selalu dalam mengasuh
dan membesarkan anak-anak. Sebab tak ada daya dan kekuatan selain dari Allah
SWT.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagaimana
pesan nabi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Siapakah yang kalian anggap
paling perkasa? Kami menjawab : orang-orang yang tak bisa dikalahkan oleh
siapapun. Nabi bersabda : Bukan itu, melainkan orang-orang yang dapat
mengendalikan dirinya pada saat marah.” </i>(HR. Muslim)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tulisan
ini adalah pengingat bagi saya pribadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan
semoga juga bermanfaat untuk Anda.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-72069294241502095422018-10-25T07:06:00.004-07:002018-10-25T07:10:40.499-07:00NAK, KAMU CANTIK DAN ITU FAKTA!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-QvrXxzEtwQc/W9HMvP5bhbI/AAAAAAAAALo/HJwRZd8sEn4ctuoeCSimJ0EM2kGGus1AgCLcBGAs/s1600/20181021_141503%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1248" data-original-width="645" height="200" src="https://4.bp.blogspot.com/-QvrXxzEtwQc/W9HMvP5bhbI/AAAAAAAAALo/HJwRZd8sEn4ctuoeCSimJ0EM2kGGus1AgCLcBGAs/s200/20181021_141503%255B1%255D.jpg" width="102" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Seingat saya, dulu ketika masih
duduk di bangku sekolah, istilah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bullying</i>
belum lah se-terkenal sekarang. Malahan rasanya di sekolah tidak ada yang
menyebut-nyebut kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bullying</i>. Namun
demikian praktek-prakteknya sudah ada, baik dalam bentuk verbal maupun non
verbal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Saat itu, saya yang Allah takdirkan
berambut keriting kerap kali menjadi bahan gurauan, lucu-lucuan, bahkan ejekan
dari teman-teman sekelas. Mereka sering memanggil saya tidak dengan nama saya,
tetapi dengan panggilan kribo atau miting alias mie kriting.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Awalnya saya tak terlalu menanggapi
gurauan dan ejekan mereka. Namun karena dilakukan berulang-ulang, dan hampir
seisi kelas melakukannya, ternyata gurauan dan ejekan tentang rambut saya itu
berpengaruh juga pada diri saya. Mulailah muncul rasa risih, rendah diri,
minder, dan merasa tidak cantik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Hingga puncaknya ketika suatu hari di
jam pelajaran akuntansi, ibu guru meminta saya dan teman saya yang laki-laki (dan
berambut keriting juga) untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal di papan
tulis. Sontak hampir seisi kelas menertawakan kami dan berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Ada duo kriboooo hahahaha...”</i>.
Duuuuuuuuh.....saya maluuuuuuu sekali dan ingin rasanya menangis saat itu juga karena
sakit hati dengan ejekan mereka. Tapi saya tahan sekuat tenaga, sebab tak
mungkin saya menangis di depan seisi kelas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Selepas kejadian itu muncullah
pertanyaan dalam benak saya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Apa ada yang
salah bila rambut saya keriting? Saya kan terima jadi, tidak pernah request
pada Allah mau rambut seperti apa”</i>. Dan karena kejadian itu terjadi pada
saat saya remaja dan masa-masanya puber, sehingga sudah mulai memikirkan
penampilan, maka semakin galau lah hati ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Di saat yang bersamaan rupanya
sedang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">booming</i> teknik meluruskan
rambut alias rebonding. Lalu terpikirlah dalam benak saya untuk me-rebonding
rambut. Tujuannya hanya satu, agar tidak jadi bahan ejekan lagi. Saya pun
mencari info harga rebonding di salon dekat rumah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sayangnya, hubungan saya dengan
orang tua saya tidak dekat dan komunikasi di antara kami juga tidak lancar,
sehingga saya cenderung tertutup pada mereka. Karena itulah tak mungkin meminta
uang dalam jumlah segitu pada mereka, apalagi dengan alasan untuk rebonding
karena dibully teman-teman. Alhasil saya menabung sendiri. Saya rela tidak
jajan ketika jam istirahat dan sekuat tenaga menahan air liur melihat
teman-teman saya makan nasi goreng, tahu telor, dll dengan lahap selepas
pelajaran olah raga agar ada uang yang bisa saya sisihkan untuk rebonding. Setelah
beberapa waktu akhirnya terkumpulah uang sejumlah harga rebonding di salon
dekat rumah itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Namun muncul masalah baru, saya
tidak cukup berani untuk datang ke salon itu seorang diri. Apalagi saya belum
pernah melihat dan melakukan rebonding sebelumnya. Lalu saya putuskan untuk bercerita
pada kakak perempuan saya dengan harapan dia mau menemani saya ke salon. Di
sinilah titik balik saya. Semula saya mengira bahwa kakak akan mau menemani
saya rebonding di salon, karena menurut saya jarak umur kami tak terlalu jauh
dan kami sama-sama perempuan, jadi dia pasti bisa memahami kondisi saya, bisa
menerima alasan saya ingin rebonding, dan mau menemani saya ke salon. Ternyata
Allah berkehendak lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dengan mantap kakak saya berkata<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">“Dek,
SEMUA PEREMPUAN itu Allah ciptakan CANTIK. Tidak ada satupun ciptaan Allah yang
jelek. Kamu dengan rambut keritingmu itu SAMA cantiknya dengan teman-temanmu
yang rambutnya lurus. Jadi simpan kembali uangmu. Gunakan untuk kebutuhan yang
lain. Tak ada yang perlu diubah dari penampilanmu, sebab kamu sudah cantik!”</span></i><span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"> Lalu ia tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Huaaaaaaaaaaaa....pecahlah tangisan saya
mendengar perkataan kakak saya itu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Terima
kasih kak....terima kasih....terima kasih....”</i> kata saya berulang kali
sambil terisak-isak. Sejak saat itu saya tak pernah ambil pusing lagi setiap
kali teman-teman saya mengejek rambut saya. Saya katakan kepada mereka dengan
nada melawan dan tangan di pinggang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Emang
kenapa kalau gue keriting? Masalah buat lo?!!!”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kejadian itu begitu melekat kuat
dalam ingatan saya meski sudah belasan tahun berlalu. Dan sangat menjadi
perhatian saya saat kini saya sudah menjadi orang tua. Mengapa? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sebab ayah bunda sekalian, sadarkah
kita bahwa media massa, media sosial dan lingkungan sekitar membentuk deskripsi
perempuan cantik yang identik dengan kulit putih, rambut panjang hitam lurus,
dan tubuh tinggi kurus dengan kaki jenjang. Betapa banyak iklan produk-produk
kecantikan yang menjanjikan kulit menjadi putih cemerlang dalam kurun waktu
singkat kepada konsumennya. Betapa tidak sedikit iklan shampo yang
menggambarkan rambut indah itu adalah rambut yang panjang, hitam, dan lurus. Dan
itu semua dengan model-model iklannya yang bertubuh tinggi kurus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Gempuran deskripsi ini sungguh
sangat dahsyat. Hingga tak sedikit perempuan yang kemudian merasa minder dan
tidak percaya diri dengan fisiknya yang tidak sesuai dengan deskripsi cantik
itu. Kemudian mereka melakukan treatment-treatment kecantikan dari yang
harganya murah meriah hingga yang mahal agar bisa sesuai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Dan itu pun bisa juga terjadi pada <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">anak-anak perempuan kita!</b> Apalagi bila
mereka sudah remaja, sudah memasuki masa puber, sudah mulai memperhatikan
penampilannya, dan sudah mulai tertarik pada lawan jenisnya. Sangat mungkin
mereka menjadi minder, tidak percaya diri dengan keadaan fisik mereka, dan
merasa tidak cantik. Ditambah lagi bila fisik mereka itu menjadi bahan ejekan
atau bullying orang lain, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Sama seperti
yang pernah saya alami dulu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Sayangnya, saat itu orang tua saya
tidak tahu menahu tentang kejadian itu dan tidak hadir ketika saya mengalami
pergolakan batin itu. Syukurlah kakak saya menggantikannya sehingga saya tidak
sampai melakukan hal-hal keliru yang sesungguhnya tidak perlu dan menjadi punya
keberanian menghadapi bullying dari teman-teman karena fisik saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Namun demikian bagi saya sungguh
amat sangat penting sekali bahkan wajib bagi orang tua (ayah dan bunda) untuk
tidak abai terhadap hal ini dan hadir bagi anak-anak ketika mereka merasa
minder dengan penampilan bahkan dibully oleh orang lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Mengapa?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Alasan pertama dan yang paling utama
ya karena kita ini orang tuanya. Kita lah yang diberi tanggung jawab penuh oleh
Allah untuk mengasuh dan mendidik mereka dalam segala hal. Termasuk
membangkitkan rasa syukur dan percaya diri dengan apapun kondisi fisik mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Kita lah yang sesungguhnya
berkewajiban meyakinkan mereka bahwa Allah itu Maha Hebat dan Maha Kreativ
dalam menciptakan segala sesuatu, sehingga Allah menciptakan perempuan itu
dengan fisik yang beraneka ragam. Ada yang kulitnya putih, kuning langsat, sawo
matang, coklat gelap, dll. Ada yang berambut lurus, keriting, bergelombang,
dll. Ada yang matanya besar, ada yang sipit, dll. Ada yang tubuhnya tinggi dan
ada pula yang tidak. Ada yang kurus dan ada yang tidak. Dan masih banyaaaak
lagi keanekaragamannya. Tapi semuanya itu punya satu kesamaan, yaitu SAMA-SAMA
CANTIK! Sebab semuanya buatan Allah. Bahkan Allah sendiri yang mengatakan dalam
salah satu ayatNya bahwa Dia menciptakan manusia itu dengan sebaik-baik bentuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Tentu sebelum menjelaskan semua itu,
terlebih dulu kita harus menjadi teman ngobrol yang nyaman dan aman bagi
mereka. Nyaman karena kita bersedia mendengarkan dengan penuh perhatian dan
menghargai apapun curahan hati mereka. Aman karena kita tidak akan
menceritakannya pada orang lain yang bisa membuat mereka malu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Alasan kedua ialah agar mereka tidak
salah langkah dalam menghadapi situasi tersebut. Apalagi mereka masih remaja.
Dengan kondisi kejiawaan yang belum matang dan stabil, serta besarnya pengaruh
teman sebaya dan lingkungan, sangat mungkin mereka melakukan hal-hal yang malah
merugikan bahkan membahayakan diri mereka sendiri. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Di sinilah orang tua harus
berperan membimbing mereka tentang apa-apa yang harus mereka lakukan untuk
mengatasinya. Ajaklah mereka menggali potensi diri, menemukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">passion</i>, dan menekuninya dengan
sungguh-sungguh. Sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak
berguna seperti bully-an orang lain dan mereka justru bisa menunjukkan
kemampuan yang mereka miliki dengan penuh percaya diri, bangga dengan diri
mereka, bersyukur atasnya, dan bersinar terang dengan apapun kondisi fisik
mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Jadi ayah bunda, bila anak-anak
perempuan kita merasa tidak cantik dengan kondisi fisiknya apalagi sampai dibully
orang lain, maka peluk erat mereka dengan segenap jiwa raga, lalu tatap mata
mereka lekat-lekat, dan katakan padanya dengan mantap <i>“Nak, kamu cantik dan itu
fakta!”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , "sans-serif";">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5210297727449285328.post-41961643346597638952018-10-14T02:17:00.000-07:002018-10-14T02:17:08.907-07:00AYAH BUNDA HARUS BELAJAR MENERIMA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-MaPiizFBfX0/W8MHrdhXG1I/AAAAAAAAALQ/Bh6VSG_l8FAe3tcXt3zSHhshilOAr7nXwCLcBGAs/s1600/20181010_125423.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="200" src="https://3.bp.blogspot.com/-MaPiizFBfX0/W8MHrdhXG1I/AAAAAAAAALQ/Bh6VSG_l8FAe3tcXt3zSHhshilOAr7nXwCLcBGAs/s200/20181010_125423.jpg" width="200" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sometimes,
life doesn’t go the way we plan.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ada kalanya yang terjadi dalam hidup
tidaklah sesuai dengan yang kita inginkan dan kita rencanakan. Dalam hal
apapun, mulai dari rumah tangga, mengasuh anak, pekerjaan, pertemanan, percintaan,
dll. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Misalnya, kita ingin punya pasangan
yang setia hingga akhir usia, ternyata di tengah perjalanan rumah tangga, ia
mengingkari janjinya dan melalaikan tanggung jawabnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Atau, setelah menikah dan menunggu
bertahun-tahun untuk punya momongan, ternyata Allah ambil kembali buah hati kita sebelum
ia sempat lahir ke dunia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Atau suatu hari bagai tersambar
petir di siang bolong, kita mendapati bahwa anak kita terlanjur kecanduan gadget,
kecanduan game, bahkan pornografi, sebab selama ini kita merasa sibuk dengan
pekerjaan sehingga tak ada waktu yang kita berikan untuk benar-benar mengasuh
dan menemani mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Atau kita ingin memberi nafkah bagi
keluarga sekaligus menjadi usahawan yang berjaya, sudah membuat proposal, sudah
memeras otak menggali ide-ide kreativ, sudah mengeluarkan biaya dan tenaga, ternyata
hasilnya jauh dari harapan, ditipu partner sendiri pula.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Alhasil kita merasa sedih, kecewa,
sakit hati, gagal, dan menyesal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Lalu, nasehat apa biasanya yang kita
dapat ketika mengalami kondisi seperti itu? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ya, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">MOVE ON!</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Alias bangkit dari kesedihan,
kegagalan, penyesalan yang berkepanjangan plus rasa sakit dan kepedihan yang
menyertainya, lalu melanjutkan kembali perjalanan hidup, sebab <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the show must go on!</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Memang betul, kita harus <i style="mso-bidi-font-style: normal;">move on</i>, dan harus segera, agar waktu
yang kita miliki tak terkuras di peristiwa itu saja. Tapi taukah ayah bunda, bahwa
sesungguhnya ada satu tahapan lagi yang harus kita penuhi terlebih dahulu sebelum
bangkit atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">move on</i>. Satu tahapan
yang justru sangat sangat penting namun seringkali terlupakan dan terlewatkan
sebab kita buru-buru ingin atau harus <i style="mso-bidi-font-style: normal;">move
on</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Apa itu???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Tahap<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> MENERIMA</b> kejadian itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ya, menerimanya dengan hati yang lapang,
lapaaaaaaang sekali, selapang samudera tak bertepi. Penerimaan tanpa kata
“tapi....”. Atau dalam bahasa agamanya disebut dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">IKHLAS</b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Mungkin tidak mudah awalnya, sebab
biasanya kejadian-kejadian yang tak sesuai harapan ini membawa dampak kesedihan,
kekecewan, penyesalan, mungkin juga kepedihan di hati. Akan tetapi, semoga
beberapa hal ini bisa membantu kita menerimanya dengan lapang dada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Pertama</span></i></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">, kita harus yakin dulu, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">haqqul yakin</i>, dengan sepenuh hati dan
segenap jiwa raga bahwa tidak ada satu kejadian pun yang terjadi kecuali sudah
dengan IZIN ALLAH. Bahkan sehelai daun yang jatuh dari pohonnya adalah karena
Allah mengizinkan. Tak ada yang namanya kebetulan apalagi kecolongan bagi
Allah. Jadi kejadian apapun yang menimpa kita semua (termasuk yang tak sesuai
dengan harapan kita itu) juga terjadi lantaran Allah mengizinkannya terjadi.
Oke?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah bila kita sudah meyakini bahwa
Allah mengizinkan kejadian itu terjadi pada diri kita, maka tahap yang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">kedua</i></b>
ialah meyakini dengan sepenuh hati dan segenap jiwa raga pula bahwa Allah tidak
pernah, sekali lagi, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ALLAH TIDAK PERNAH MENYAKITI</b>
hamba-hambaNya. Allah tidak pernah berniat jahat terhadap hamba-hambaNya. Allah
itu yang paling sayang dan yang paling cinta pada kita. Tak ada satupun yang
mampu menyamai apalagi menandingi besarnya cinta dan kasih sayang Allah pada
kita. Jadi, semua yang terjadi (termasuk yang tidak sesuai harapan kita itu)
sesungguhnya adalah bentuk kasih sayang Allah pada kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Lho? Kalau Allah memang sayang, kok kita
diberi sakit, sedih, gagal, dan kawan-kawannya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah, inilah step yang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ketiga</i></b>.
Di sinilah saatnya kita menggunakan anugerah Allah yang hanya diberikan Nya kepada
manusia, yakni akal. Bukankah dalam Al Quran berkali-kali Allah memerintahkan
kita untuk menggunakan akal pikiran? Jadi sekarang saatnya kita berpikir untuk
menemukan jawaban dari pertanyaan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">MENGAPA</b>
Allah mengizinkan kejadian itu terjadi. Mari kita gunakan akal kita untuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">flasback</i> ke belakang, untuk bermuhasabah,
untuk evaluasi diri, adakah sesuatu yang pernah kita perbuat di masa lalu sehingga
Allah mengizinkan kejadian itu terjadi? Atau pelajaran apa yang sesungguhnya
ingin Allah berikan pada kita?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Dalam sebuah forum pengajian, seorang
ustadz pernah bercerita. Suatu kali ia sedang berkunjung ke pondok pesantren
yang sedang dibangunnya untuk mengecek sampai di mana proses pembangunannya.
Ketika naik ke lantai tiga, iseng-iseng sang ustadz menjatuhkan selembar uang
seratus ribu rupiah. Ternyata tanpa melihat ke atas, tukang yang sedang berada
di lantai bawah langsung memungut uang itu. Lalu ia jatuhkan lagi selembar uang
seratus ribu dan tukang itu pun langsung mengambilnya. Begitu ia jatuhkan
sebuah bata, tukang itu tadi terkejut dan langsung mendongak ke atas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Ayah bunda sekalian, bisa jadi
seperti itulah kita. Ketika Allah berikan peristiwa yang membuat kita sedih,
sakit, kecewa, merasa gagal, dll barulah kita “mendongak ke atas”, barulah kita
kembali padaNya. Sehingga boleh jadi melalui peristiwa itu, Allah sesungguhnya
ingin berjumpa dengan kita di sujud-sujud yang panjang, di sunyinya sepertiga
malam, di kesungguhan taubat dan khusyuk nya doa-doa kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah, bila kita sudah menerima dengan
lapang dada, sudah yakin 100% bahwa kejadian itu atas izin Allah dan karena
besarnya sayang Allah pada kita, dan sudah kita temukan jawaban penyebabnya,
barulah kita MOVE ON. Saatnya kita berdiri, bergerak, dan melangkah lagi, dengan
sebuah harapan besar agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dalam hal rumah
tangga, dalam hal menjadi orang tua, dalam hal pekerjaan, dll.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Terakhir, mungkin muncul pertanyaan,
mengapa tahap MENERIMA ini sangat penting?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sebab, setiap kejadian (termasuk
yang tidak sesuai harapan itu) beserta perasaan-perasaan yang ditimbulkannya erat
hubungannya dengan HATI. Sementara hati kita ini diciptakan tidak selalu stabil,
mudah terbolak-balik, kadang bisa semangat, tapi ada kalanya pula <i style="mso-bidi-font-style: normal;">down</i>, kadang bisa bangkit, tapi kalau
teringat kembali akan kejadian itu kita merasa sedih lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Nah, agar kita benar-benar bisa
MOVE, benar-benar bisa ON lagi, dan agar kita bisa berdiri tegak lagi melanjutkan
perjalanan hidup ini, maka tidak ada jalan lain selain MENERIMAnya terlebih
dahulu dengan ikhlas yang totalitas. Sehingga kita bisa mulai melangkah lagi
dengan langkah pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, dengan menjadikan yang
terjadi itu sebagai spion yang cukup sesekali dilihat dengan senyum keikhlasan karena
kita akan maju terus ke depan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Jadi ayah bunda....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Selamat menerima,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Selamat MOVE ON! <o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com7