Selasa, 02 April 2019

WAHAI BAPAK, JADILAH CINTA PERTAMA BAGI ANAK PEREMPUAN ANDA


Gegara di debat capres kemarin tersebut kata DILAN, saya jadi teringat sebuah tulisan menarik di facebook. Bukan...bukan tentang debatnya ataupun pemilunya. Melainkan postingan tentang keromantisan dalam film Dilan yang kemarin booming sekali di negeri ini.

Pada intinya, menurut si penulis, keromantisan yang dilakukan oleh Dilan (termasuk ucapan-ucapannya pada Milea) sungguh adalah receh bagi emak-emak, apalagi bagi para emak yang anaknya sudah lebih dari satu. Bagi si penulis, romantis itu bukan berupa kata-kata puitis, tapi romantis itu adalah ketika suami mencuci semua piring kotor yang menumpuk sampai-sampai wastafel dan busa sabut cucinya pun ia bersihkan juga. Atau ketika suami bersedia membelikan pembalut untuk istrinya dan tidak malu ketika berhadapan dengan petugas kasirnya. Dan para netizen yang berkomentar di bawah tulisan itu pun 100 persen sepakat bin setuju dengan pendapat si penulis.  

Saya pribadi juga setuju dengan tulisan itu. Kalau suatu hari tetiba suami saya berkata pada saya yang adalah emak beranak satu ini “Bun...kalau ayah jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, ayah pasti tidak bisa karena ayah cuma suka bunda..” maka sudah pasti saya akan bertanya sambil menempelkan tangan saya di keningnya “Ayah lagi nggak enak badan ya?????”

Hehehe...

Memang, bagi kita yang sudah menikah apalagi sudah belasan bahkan puluhan tahun, definisi romantis kita sangat mungkin berbeda dengan definisi romantis bagi anak-anak muda yang belum berumah tangga apalagi yang baru beranjak remaja dan baru mulai merasakan manisnya jatuh cinta.

Nah, pertanyaannya....
Mengapa gombalan Dilan seperti “Jangan rindu. Berat. Kamu nggak akan kuat. Biar aku saja...” dll mampu membuat gadis-gadis yang mendengarnya langsung histeris, klepek-klepek dan meleleh hatinya, sementara bagi emak-emak yang sudah berumah tangga dan beranak bahkan lebih dari satu justru terdengar geli di telinga atau bikin keselek di tenggorokan?

Ya. Sebab kita yang sudah menjadi emak-emak ini tahu bahwa cinta sejati tak cukup hanya berupa rangkaian kata-kata manis belaka. Kata-kata manis memang perlu juga dalam kehidupan berumahtangga, seperti ucapan “I love you”, terima kasih, panggilan “sayang”, dll. Tapi apalah artinya kata-kata manis tersebut bila tidak dibarengi dengan tindakan nyata. Kita yang sudah emak-emak ini pun tahu bahwa cinta yang sesungguhnya bukan terletak pada kalimat-kalimat romantis saja, namun cinta yang tetap saling diberikan meski sudah ditempa dengan berbagai cobaan, berbagai rintangan, berbagai hal-hal di luar ekspektasi dan harapan, serta berbagai ujian yang nggak enak di hati.

Jadi para emak (dan tentu juga para bapak), bagaimana caranya agar anak-anak perempuan kita tidak terjebak apalagi tertipu oleh gombalan-gombalan romantis dari “Dilan”, baik Dilan-Dilan di dunia nyata maupun Dilan-Dilan di dunia maya?

Nah di sinilah peran penting para bapak.

Wahai bapak-bapak, dekatlah dengan anak perempuan Anda, baik secara fisik dan terlebih lagi secara hati. Tentu saja kedekatan ini bukan sesuatu yang ujug-ujug alias tiba-tiba ada, namun harus mulai dijalin sediniiiiii mungkin, bahkan sejak anak perempuan Anda masih berada di dalam perut ibunya.
Bagaimana caranya?

Sering-seringlah mengajak anak perempuan Anda ngobrol. Seringlah bertanya padanya. Mulai saja dengan pertanyaan sederhana bahkan remeh temeh. Lalu dengarkan jawaban, celotehan dan ceritanya.

Tempelkan fisik Anda dengan fisiknya. Gendong, cium, pangku, dan peluk ia dengan segenap jiwa raga Anda.

Bermainlah dengannya. Tak masalah bila permainannya permainan perempuan. Biarkan ia menjadi princess dan Anda jadi kudanya atau jadi pangerannya. Atau biarkan ia bermain masak-masakan dan Anda yang mencicipinya. Atau biarkan ia bermain boneka, dan pura-pura bonekanya sakit lalu Anda jadi dokternya, memeriksa bonekanya dan membuatkan resep.

Bacakan mereka cerita sebelum tidur. Atau ceritakan serunya masa kecil Anda.

Jangan segan memujinya cantik atau memanggilnya sayang.  

Dan juga antar ia berangkat ke sekolah. Buatlah perjalanan Anda dengannya dari rumah menjadi penyemangat baginya untuk menjalani harinya di sekolah.

Intinya Bapak, jadilah cinta pertama bagi anak perempuan Anda! Meski mungkin waktu Anda tak banyak karena harus berjuang mencari nafkah, tapi tetap sempatkanlah! Buat waktu yang sedikit itu menjadi sangat-sangat berkesan untuknya.

Agar apa?

Agar kelak bila ada “Dilan” yang datang mendekatinya, menyebutnya cantik, memanggilnya sayang, bahkan memberikan gombalan-gombalan yang mendayu-dayu, anak perempuan Anda tak mudah terbujuk dan terayu apalagi sampai menyerahkan kehormatannya pada laki-laki itu, sebab dalam hatinya sudah terlebih dulu ada sosok laki-laki yang hangat dan penyayang, baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan nyata, yaitu BAPAKNYA.

Semoga bermanfaat.