Rabu, 09 Oktober 2019

CARI SEKOLAH ITU IBARAT CARI JODOH


Ibarat cari jodoh???
Iyyessss ayah bunda yang baik, sebab antara keduanya memang ada sejumlah kemiripan.
Apa sajakah itu?

Pertama, Kriteria.

Tentu setiap orang punya kriteria jodohnya sendiri-sendiri. Sebagaimana baginda Rosul berpesan pada kita untuk memilih jodoh dengan melihat 4 hal, yakni hartanya, keturunannya, fisiknya, dan agamanya.

Sama halnya dengan mencari sekolah. Tentu ayah bunda punya kriteria sendiri seperti apa sekolah yang terbaik untuk ananda, misalnya saja yang berbasis agama sehingga porsi pembelajaran agamanya lebih banyak, atau yang bertaraf internasional agar ananda kelak siap bersaing di dunia global, atau yang mendekatkan ananda dengan alam sehingga proses belajar mengajarnya agak berbeda dengan sekolah umunya, atau kriteria-kriteria yang lainnya. Sah-sah saja. Yang terpenting adalah ayah bunda memang HARUS PUNYA KRITERIA dan kriteria tersebut SEJALAN dengan TUJUAN PENGASUHAN yang ayah bunda miliki untuk ananda.

Jangan sampai ayah bunda memasukkan ananda ke sekolah seadanya saja, tanpa kriteria dan tanpa pertimbangan. Mengapa? Sebab ananda akan menghabiskan sebagian waktunya dalam sehari selama sekian tahun di sekolah tersebut. Sehingga apa-apa yang ananda dapatkan di sekolah tersebut pasti akan berpengaruh pada dirinya dan masa depannya, bahkan dunia dan akhiratnya. Ya ibarat cari jodoh tadi, ayah bunda tak mungkin kan memutuskan menikah dengan orang yang se-ketemu-nya saja, sebab ayah bunda akan menghabiskan bertahun-tahun waktu hidup bersamanya, dan kehadirannya akan berpengaruh pada masa depan ayah bunda, dunia dan akhirat ayah bunda.

Kedua, ikhtiar.

Jodoh yang sesuai kriteria kita tadi tak mungkin langsung Alloh jatuhkan dari langit. Sehingga sudah barang tentu kita harus berusaha mencarinya, atau bahasa agamanya ialah berikhtiar.

Nah, bentuk ikhtiarnya bisa dalam bentuk survey sekolah. Jadi ayah bunda datang ke beberapa sekolah, bisa sekolah swasta saja, negeri saja, atau kedua-duanya. Datanglah ke sana. Temui pihak sekolah dan mintalah informasi selengkap dan sedetil mungkin yang bisa memberikan gambaran pada ayah bunda tentang sekolah itu. Ayah bunda bisa meminta brosur dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:

Berapa kuota siswa baru yang diterima?
Berapa murid per kelasnya?
Jam berapa anak-anak masuk dan pulang sekolah?
Adakah jam khusus untuk literasi?
Berapa biaya bersekolah di situ? Apa saja rinciannya? Apakah bisa dicicil atau harus lunas di awal? Apakah biayanya nanti akan naik seiring naiknya kelas?
Apa saja ekstrakurikuler yang ada di sekolah itu? Apa saja yang wajib? Apa saja yang pilihan? Apakah masih ada biaya lagi untuk ekstrakurikuler tersebut?
Apakah ada agenda rutin pertemuan orang tua dengan guru terutama wali kelas?
Apakah ada kegiatan sholat berjamaah untuk murid?
Apakah ada kegiatan yang keluar sekolah seperti outbond, dll?
Dan sebagainya dan sebagainya.

Setelah itu jangan lupa meminta izin pada pihak sekolah untuk melihat-lihat sekolah. Cek keadaan fisik sekolah, kebersihannya, kamar mandinya, UKS nya, kantinnya, perpustakaannya, musholanya, keamanan sekolahnya, dll.

Selain bertanya kepada pihak sekolah, ayah bunda juga bisa bertanya pada kenalan yang anaknya bersekolah di situ, sehingga ayah bunda bisa mendapatkan informasi tambahan tentang sekolah tersebut.

Kalau ayah bunda hendak memasukkan ananda di sekolah negeri, maka bentuk ikhtiar lain yang perlu ayah bunda lakukan juga ialah mempelajari peraturan zonasi. Buka website pemerintah, dalam hal ini bisa kementrian atau dinas pendidikan di tempat ayah bunda tinggal. Pelajari dengan detil peraturannya, langkah-langkah pendaftaran sekolahnya, apa saja dokumen yang perlu disiapkan, apakah ada jalur-jalur masuk yang lain, dsb sehingga ayah bunda benar-benar paham dan memiliki gambaran kira-kira ananda nanti akan didaftarkan di sekolah negeri mana.

Ketiga, minta pentunjuk pada Yang Maha Mengetahui.

Coba ayah bunda flashback, ketika dulu ayah bunda sudah punya pilihan dengan siapa nantinya akan membina rumah tangga atau ketika sudah ada yang datang meminang, apa yang kemudian dilakukan? Tentu saja bertanya sekaligus minta petunjuk pada Yang Maha Mengetahui, apakah pilihan ayah bunda adalah yang terbaik untuk dunia dan akhirat ayah bunda kelak. Sebab pengetahuan kita jelas-jelas sangat terbatas.

Pun demikian dalam mencarikan sekolah untuk ananda. Sangat penting untuk mengiringi ikhtiar-ikhtiar kita dengan memohon petunjuk pada Alloh SWT. Sebab hanya Dia lah yang tahu mana yang terbaik bagi ananda. Selalu lah minta untuk dipertemukan dengan sekolah yang terbaik bagi ananda dan dimudahkan segala sesuatunya untuk masuk ke sana. Sebab kata Alloh “...boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqoroh 216)

Keempat, libatkan yang bersangkutan.

Seperti lagu grup band Dewa 19 “Cukup Siti Nurbaya” saja yang dijodohkan secara paksa oleh orang tuanya tanpa dilibatkan apalagi dimintai pendapat dalam penentuan jodohnya. Padahal yang utama akan menjalani rumah tangganya ialah siti nur baya sendiri.

Nah, karena yang utama akan menjalani hari demi hari di sekolah adalah ananda, maka libatkan ia dalam menentukan sekolahnya kelak. Setelah ayah bunda melakukan survey dan menetapkan sejumlah pilihan, ajak ananda untuk ikut melihat-lihat calon sekolahnya, ajak ia melihat kelas-kelasnya, kamar mandinya, kantinnya, perpustakaannya, dll serta ceritakan padanya hal-hal yang berkaitan dengan sekolah itu, misalnya apa saja ekskul-nya, jam berapa masuk dan jam berapa pulang, dsb. Lalu bertanyalah pada ananda “Kamu suka sekolah yang mana nak? Dan kenapa kamu suka sekolah yang itu?”. Dengarkan jawabannya dan jadikan itu sebagai bahan pertimbangan menentukan sekolahnya.  

Dan yang Kelima adalah tentang menerima kekurangan.

Pernahkah ayah bunda dibuat terkejut oleh pasangan? Sebab setelah menikah ternyata ada atau bahkan banyak sifat-sifatnya yang tidak ketahuan ketika sebelum menikah. Sebelum menikah, calon pasangan tampak begitu sempurna di segala sisinya, namun setelah menikah rupanya ia punya kekurangan juga, bahkan mungkin tak sedikit jumlahnya.

Hal ini juga berlaku pada sekolah. Tak ada sekolah yang sempurna. Pasti ada kekurangannya. Entah banyak atau sedikit. Entah di sisi yang mana. Dan biasanya baru benar-benar kita ketahui ketika sudah bersekolah di situ.

Lalu apa yang harus dilakukan ketika sudah bersekolah di situ dan kita menjumpai kekurangan itu? Persis seperti ketika ayah bunda sudah menikah dan menjumpai kekurangan pasangan, apa yang dilakukan? Bersabar, mengembalikannya pada Alloh, dan memohon padaNya agar dituntun melakukan ikhtiar-ikhtiar yang diperlukan.

Itulah beberapa kemiripan antara mencari sekolah dan mencari jodoh.
Semoga bermanfaat bagi ayah bunda yang akan menyekolahkan ananda.
Dan semoga Alloh pertemukan kita dengan sekolah yang terbaik untuk dunia dan akhirat anak-anak kita.

PS :
Di manapun anak kita sekolah nanti, tetap ingat, bahwa sekolahnya yang utama tetap di rumah dan di keluarga. Jadi jangan memasrahkan sepenuhnya pada pihak sekolah. Tetapkan tujuan pengasuhan dan buatkan apa saja kurikulumnya. Sebab kita orang tuanya lah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Sang Pemilik anak-anak kita.