Ibarat cari jodoh???
Iyyessss ayah bunda yang baik, sebab
antara keduanya memang ada sejumlah kemiripan.
Apa sajakah itu?
Pertama, Kriteria.
Tentu setiap orang punya kriteria
jodohnya sendiri-sendiri. Sebagaimana baginda Rosul berpesan pada kita untuk
memilih jodoh dengan melihat 4 hal, yakni hartanya, keturunannya, fisiknya, dan
agamanya.
Sama halnya dengan mencari sekolah.
Tentu ayah bunda punya kriteria sendiri seperti apa sekolah yang terbaik untuk
ananda, misalnya saja yang berbasis agama sehingga porsi pembelajaran agamanya
lebih banyak, atau yang bertaraf internasional agar ananda kelak siap bersaing
di dunia global, atau yang mendekatkan ananda dengan alam sehingga proses
belajar mengajarnya agak berbeda dengan sekolah umunya, atau kriteria-kriteria
yang lainnya. Sah-sah saja. Yang terpenting adalah ayah bunda memang HARUS PUNYA
KRITERIA dan kriteria tersebut SEJALAN dengan TUJUAN PENGASUHAN yang ayah bunda
miliki untuk ananda.
Jangan sampai ayah bunda memasukkan
ananda ke sekolah seadanya saja, tanpa kriteria dan tanpa pertimbangan. Mengapa?
Sebab ananda akan menghabiskan sebagian waktunya dalam sehari selama sekian
tahun di sekolah tersebut. Sehingga apa-apa yang ananda dapatkan di sekolah
tersebut pasti akan berpengaruh pada dirinya dan masa depannya, bahkan dunia
dan akhiratnya. Ya ibarat cari jodoh tadi, ayah bunda tak mungkin kan
memutuskan menikah dengan orang yang se-ketemu-nya saja, sebab ayah bunda akan
menghabiskan bertahun-tahun waktu hidup bersamanya, dan kehadirannya akan
berpengaruh pada masa depan ayah bunda, dunia dan akhirat ayah bunda.
Kedua, ikhtiar.
Jodoh yang sesuai kriteria kita tadi
tak mungkin langsung Alloh jatuhkan dari langit. Sehingga sudah barang tentu
kita harus berusaha mencarinya, atau bahasa agamanya ialah berikhtiar.
Nah, bentuk ikhtiarnya bisa dalam
bentuk survey sekolah. Jadi ayah bunda datang ke beberapa sekolah, bisa sekolah
swasta saja, negeri saja, atau kedua-duanya. Datanglah ke sana. Temui pihak
sekolah dan mintalah informasi selengkap dan sedetil mungkin yang bisa
memberikan gambaran pada ayah bunda tentang sekolah itu. Ayah bunda bisa
meminta brosur dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:
Berapa kuota siswa baru yang
diterima?
Berapa murid per kelasnya?
Jam berapa anak-anak masuk dan
pulang sekolah?
Adakah jam khusus untuk literasi?
Berapa biaya bersekolah di situ? Apa
saja rinciannya? Apakah bisa dicicil atau harus lunas di awal? Apakah biayanya
nanti akan naik seiring naiknya kelas?
Apa saja ekstrakurikuler yang ada di
sekolah itu? Apa saja yang wajib? Apa saja yang pilihan? Apakah masih ada biaya
lagi untuk ekstrakurikuler tersebut?
Apakah ada agenda rutin pertemuan
orang tua dengan guru terutama wali kelas?
Apakah ada kegiatan sholat berjamaah
untuk murid?
Apakah ada kegiatan yang keluar
sekolah seperti outbond, dll?
Dan sebagainya dan sebagainya.
Setelah itu jangan lupa meminta izin
pada pihak sekolah untuk melihat-lihat sekolah. Cek keadaan fisik sekolah,
kebersihannya, kamar mandinya, UKS nya, kantinnya, perpustakaannya, musholanya,
keamanan sekolahnya, dll.
Selain bertanya kepada pihak sekolah, ayah bunda juga bisa bertanya pada kenalan yang anaknya bersekolah di situ, sehingga ayah bunda bisa mendapatkan informasi tambahan tentang sekolah tersebut.
Selain bertanya kepada pihak sekolah, ayah bunda juga bisa bertanya pada kenalan yang anaknya bersekolah di situ, sehingga ayah bunda bisa mendapatkan informasi tambahan tentang sekolah tersebut.
Kalau ayah bunda hendak memasukkan
ananda di sekolah negeri, maka bentuk ikhtiar lain yang perlu ayah bunda
lakukan juga ialah mempelajari peraturan zonasi. Buka website pemerintah, dalam
hal ini bisa kementrian atau dinas pendidikan di tempat ayah bunda tinggal.
Pelajari dengan detil peraturannya, langkah-langkah pendaftaran sekolahnya, apa
saja dokumen yang perlu disiapkan, apakah ada jalur-jalur masuk yang lain, dsb sehingga
ayah bunda benar-benar paham dan memiliki gambaran kira-kira ananda nanti akan
didaftarkan di sekolah negeri mana.
Ketiga, minta pentunjuk pada Yang Maha
Mengetahui.
Coba ayah bunda flashback, ketika dulu ayah bunda sudah punya pilihan dengan siapa
nantinya akan membina rumah tangga atau ketika sudah ada yang datang meminang, apa
yang kemudian dilakukan? Tentu saja bertanya sekaligus minta petunjuk pada Yang
Maha Mengetahui, apakah pilihan ayah bunda adalah yang terbaik untuk dunia dan
akhirat ayah bunda kelak. Sebab pengetahuan kita jelas-jelas sangat terbatas.
Pun demikian dalam mencarikan
sekolah untuk ananda. Sangat penting untuk mengiringi ikhtiar-ikhtiar kita
dengan memohon petunjuk pada Alloh SWT. Sebab hanya Dia lah yang tahu mana yang
terbaik bagi ananda. Selalu lah minta untuk dipertemukan dengan sekolah yang
terbaik bagi ananda dan dimudahkan segala sesuatunya untuk masuk ke sana. Sebab
kata Alloh “...boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (QS Al Baqoroh 216)
Keempat, libatkan yang bersangkutan.
Seperti lagu grup band Dewa 19
“Cukup Siti Nurbaya” saja yang dijodohkan secara paksa oleh orang tuanya tanpa
dilibatkan apalagi dimintai pendapat dalam penentuan jodohnya. Padahal yang utama
akan menjalani rumah tangganya ialah siti nur baya sendiri.
Nah, karena yang utama akan
menjalani hari demi hari di sekolah adalah ananda, maka libatkan ia dalam
menentukan sekolahnya kelak. Setelah ayah bunda melakukan survey dan menetapkan
sejumlah pilihan, ajak ananda untuk ikut melihat-lihat calon sekolahnya, ajak
ia melihat kelas-kelasnya, kamar mandinya, kantinnya, perpustakaannya, dll
serta ceritakan padanya hal-hal yang berkaitan dengan sekolah itu, misalnya apa
saja ekskul-nya, jam berapa masuk dan jam berapa pulang, dsb. Lalu bertanyalah
pada ananda “Kamu suka sekolah yang mana
nak? Dan kenapa kamu suka sekolah yang itu?”. Dengarkan jawabannya dan
jadikan itu sebagai bahan pertimbangan menentukan sekolahnya.
Dan yang Kelima adalah tentang menerima kekurangan.
Pernahkah ayah bunda dibuat terkejut
oleh pasangan? Sebab setelah menikah ternyata ada atau bahkan banyak
sifat-sifatnya yang tidak ketahuan ketika sebelum menikah. Sebelum menikah,
calon pasangan tampak begitu sempurna di segala sisinya, namun setelah menikah
rupanya ia punya kekurangan juga, bahkan mungkin tak sedikit jumlahnya.
Hal ini juga berlaku pada sekolah.
Tak ada sekolah yang sempurna. Pasti ada kekurangannya. Entah banyak atau
sedikit. Entah di sisi yang mana. Dan biasanya baru benar-benar kita ketahui
ketika sudah bersekolah di situ.
Lalu apa yang harus dilakukan ketika
sudah bersekolah di situ dan kita menjumpai kekurangan itu? Persis seperti
ketika ayah bunda sudah menikah dan menjumpai kekurangan pasangan, apa yang
dilakukan? Bersabar, mengembalikannya pada Alloh, dan memohon padaNya agar
dituntun melakukan ikhtiar-ikhtiar yang diperlukan.
Itulah beberapa kemiripan antara
mencari sekolah dan mencari jodoh.
Semoga bermanfaat bagi ayah bunda
yang akan menyekolahkan ananda.
Dan semoga Alloh pertemukan kita
dengan sekolah yang terbaik untuk dunia dan akhirat anak-anak kita.
PS :
Di manapun anak kita sekolah nanti,
tetap ingat, bahwa sekolahnya yang utama tetap di rumah dan di keluarga. Jadi
jangan memasrahkan sepenuhnya pada pihak sekolah. Tetapkan tujuan pengasuhan
dan buatkan apa saja kurikulumnya. Sebab kita orang tuanya lah yang kelak akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Sang Pemilik anak-anak kita.