“Mbok
kowe ki ndang gedhe to naaaak, biar ibu nggak capek gendong-gendong kamuuuu terusss....”
Begitu keluh seorang teman kepada
anaknya ketika kami sedang ngumpul arisan. Sebuah keluhan yang nampak sangat
jujur dari lubuk hati yang terdalam. Anaknya yang menggemaskan itu memang belum
genap satu tahun. Baru belajar berdiri, belum bisa berjalan sendiri, sehingga
ke mana-mana musti digendong atau dipegangi. Yah, bisa dimaklumi, umur-umur
segitu memang salah satu periode capek-capeknya kita menjadi orang tua. Sebab anak
kita belum sepenuhnya mandiri, masih membutuhkan banyak bantuan dari orang
tuanya.
Keluhan senada pernah pula terdengar
dari seorang ibu yang baru memasukkan anaknya di PAUD. “Kamu sana lhooo...main sana sama teman-temanmu! Jangan nempel bundaaaaaa
terus!” Anak laki-laki yang baru berumur tiga tahun itu tetap berpegangan
erat pada baju bundanya, enggan berpisah dan belum mau ditinggal di sekolah.
Dua keluhan di atas sebenarnya
sebelas dua belas. Sama-sama ingin agar si anak segera bisa apa-apa sendiri,
tidak lagi banyak merepotkan ibunya, kalau bisa juga tak terlalu sering-sering
bersama ibunya, agar ibu bisa mengerjakan pekerjaan lain, sekaligus punya waktu
untuk dirinya sendiri. Apakah artinya si ibu tidak sayang pada anaknya? Tentu
saja tidak demikian. Semua ibu pastilah sangat-sangat sayang pada anak-anaknya.
Tetapi keluhan-keluhan semacam itu muncul karena jiwa dan raga sedang
lelah-lelahnya. Itu sangat wajar, dan sangat manusiawi.
Namun bapak ibu yang baik, perlu
untuk kita ketahui, kita pahami, dan kita ingat-ingat terus setiap hari, bahwa
menjadi orang tua itu ada masa-masanya.
Dan sebagaimana semua hal di dunia ini
yang sifatnya sementara (kecuali Tuhan), maka masa-masa itu pun sejatinya juga
sementara.
Ada masa di mana kita sebagai orang
tua harus memberi banyak bantuan pada anak-anak kita, sehingga waktu, pikiran,
tenaga, materi dan perasaan kita banyak tersita untuk mereka. Ada masa di mana
anak-anak ingin selaluuuu dekat dengan kita dan perlu waktu untuk beradaptasi
dengan lingkungan baru maupun orang asing. Namun itu semua hanyalah sementara.
Sebab kelak, akan datang masa di mana mereka sudah mampu mengurus diri dan segala kebutuhannya sendiri. Bahkan menolak bantuan ketika kita menawarkan diri. Akan datang juga masa di mana mereka justru lebih dekat dengan teman-temannya, baik dari dunia nyata maupun maya. Bahkan ketika masa ini tiba, mungkin mereka akan berkata pada kita “Bapak/Ibu sana, ke laut aja.....” hehehehe.... Pun akan datang masanya saat mereka terbang jauh meninggalkan kita, menggapai mimpi dan cita-cita, yang mungkin adanya di tempat lain nun jauh di sana. Dan akan datang pula masanya saat mereka menemukan jodohnya, lalu memulai kehidupan baru bersama pasangan serta anak-anaknya.
Percayalah, ketika tiba masa-masa
ini, maka rasa sepi pun perlahan menghampiri. Rasanya dulu rumah kita pernah
ramai. Ramai oleh jerit tangis mereka, rengekan mereka, gelak tawa mereka,
pertanyaan-pertanyaan mereka tentang apa ini apa itu kenapa begini kenapa begitu
dan sebagainya.
Ketika masa ini tiba, mungkin
cemburu juga ada. Cemburu sebab mereka lebih dekat, lebih akrab, lebih suka,
lebih senang, lebih gembira, lebih sering menghabiskan waktu bersama, bahkan lebih
terbuka tentang masalah pribadinya justru dengan teman-temannya.
Dan ketika datang masa ini, mungkin
kita juga akan merindu sekali. Rindu pada masa ketika mereka masih kecil dan
lucu, ketika mereka selalu minta gendong dan nempel pada kita melulu, ketika
mereka masih harus selalu dibantu ini dan itu.
Fiuuuhhhhh.....
Pertanyaannya, ada di masa yang mana
kita sekarang?
Jika saat ini kita berada di masa yang
masih harus banyak membantu dan menemani mereka, maka mari nikmati setiap
detiknya. Mari bersabar menjalani setiap peristiwanya. Mari sediakan waktu
untuk mereka, singkirkan sementara gawai dan pekerjaan kita, ajak mereka
bermain bersama, bacakan buku dan ajak bercerita di waktu menjelang tidurnya.
Berikan sentuhan fisik dan kata-kata baik yang mampu mengisi kantong jiwanya.
Kenalkan pula Tuhan kepada mereka.
Namun jika saat ini kita ada di masa-masa
yang sepi, merasa cemburu, dan sedang merindu pada mereka, mari kita syukuri
apa-apa yang sudah terjadi di masa lalu. Mari bertaubat atas segala salah dan
khilaf kita pada mereka waktu itu. Mari terus panjatkan doa dan titipkan mereka
pada Sang Pencipta dan Penggenggam Waktu.
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yanng beriman dan mengerjakan amal sholih, dan saling menasihati
supaya menaati kebenaran, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”
(QS Al Asr 1-3)
-Self Reminder-
Semoga bermanfaat
![]() |
Masa-masa itu.... |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar